fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Juli 2021

Fenomena Langit Bulan Juli 2021

Saatnya berburu hujan meteor dan menikmati papasan antar planet maupun pertemuan planet dengan Bulan di fenomena langit bulan Juli. 

Pasangan Venus dan Mars dalam simulasi. Kredit: Solar Walk
Pasangan Venus dan Mars dalam simulasi. Kredit: Solar Walk

Planet

Merkurius. Di awal Juli, Merkurius mencapai posisi tertingginya di langit timur dan setelah itu perlahan turun mengejar Matahari sampai akhirnya menghilang di bali cahaya Matahari. Merkurius bisa diamati sampai pertengahan Juli bergerak dari Taurus ke Gemini.

Venus & Mars. Si Bintang Kejora dan Planet Merah bisa diamati setelah Matahari terbenam.  Selama bulan Juli, kedua planet berada di rasi Cancer dan bergerak ke Leo si singa. Sepanjang bulan Juli Venus terus menanjak naik di barat sedangkan Mars perlahan turun ke ufuk barat. Pada pertengahan Juli, kedua planet berpapasan dengan Bulan dan sehari kemudian Mars dan Venus berpapasan sangat dekat hanya terpisah 28 menit busur! 

Jupiter & Saturnus. Duo planet raksasa ini masih menemani pengamat sampai fajar menyingsing. Jupiter bisa diamati jelang tengah malam sementara Saturnus sudah terbit sekitar 2 jam setelah Matahari terbenam. Kedua planet terus menanjak naik dan di penghujung bulan Juli, Saturnus terbit saat Matahari terbenam disusul Jupiter sekitar satu jam kemudian. Di sepanjang bulan Juli, Jupiter dan Saturnus bisa diamati di rasi Aquarius dan Capricornus. Selain itu keduanya juga berpapasan dengan Bulan di akhir bulan Juli. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Uranus bisa diamati mulai lewat tengah malam di rasi Aries sedangkan Neptunus bisa diamati mulai jelang tengah malam di rasi Aquarius. Keduanya bisa diamati sampai fajar menyingsing.  Uranus berpapasan dekat dengan Bulan di awal Juli sedangkan Neptunus di akhir bulan. 

Bulan

Fase Bulan selama Juli 2021. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan
Fase Bulan selama Juli 2021. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

2 Juli. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

5 Juli.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 405.341 km

10 Juli. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

17 Juli. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

21 Juli. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 364.520 km.

24 Juli. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Hujan Meteor

27-28 Juli — Hujan Meteor Piscis Austrinid

Puncak hujan meteorid Piscis Austrinid tanggal 27-28 Juli pada pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium
Puncak hujan meteor Piscis Austrinid tanggal 27-28 Juli pada pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Piscis Austrinid akan menjadi hujan meteor pertama yang berada pada puncak aktivitas di bulan Juli dengan maksimum 5 meteor setiap jam. Hujan meteor yang berlangsung sejak 15 Juli sampai 10 Agustus akan tampak datang dari rasi Piscis Austrinus dengan  kecepatan 35 km/detik.  

Hujan meteor Piscid Austrinid bisa diamati mulai pukul 19:48 WIB sampai fajar menyingsing. Kehadiran Bulan kuartir pertama menjadi polusi cahaya alami bagi pengamat. Bulan terbenam tengah malam, karena itu waktu terbaik pengamatan bisa dimulai tengah malam saat rasi Piscis Austrinus sudah berada di meridian pengamat. 

29 Juli – Hujan Meteor Delta Aquarid Selatan

Baca juga:  Planet Mars, Gurun Tandus Tak Berpenghuni
Puncak hujan meteor Delta Aquarid dan Alpha Capricornid tanggal 29 Juli pada pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium
Puncak hujan meteor Delta Aquarid dan Alpha Capricornid tanggal 29 Juli pada pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Delta Aquarid merupakan hujan meteor yang berasal dari pecahan komet Marsden dan Kracht Sungrazing. Sama seperti eta Aquarid, hujan meteor delta Aquarid selatan yang berlangsung dari 12 Juli – 23 Agustus, juga tampak berasal dari rasi Aquarius. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 29 Juli dengan 25 meteor per jam dengan kecepatan 41 km/det.  

Tapi jika ingin melakukan pengamatan, hujan meteor Aquarid sudah bisa diamati sejak pukul 19:48 waktu lokal sampai fajar menyingsing. Bulan kuartir pertama yang menuju purnama baru terbenam tengah malam. Karena itu waktu terbaik untuk pengamatan mulai tengah malam sampai fajar saat rasi Aquarius mencapai meridian dan menuju ke barat.

29 Juli – Alpha Capricornid
Selain delta Aquariid selatan, pada tanggal 29 Juli hujan meteor alpha Capricornid akan mencapai puncaknya. Hujan meteor yang berlangsung dari 3 Juli sampai 15 Agustus akan tampak datang dari arah rasi Capricorn dan berasal dari komet 45P Honda-Mrkos-Pajdusakova. Dugaan lain asal hujan meteor ini dari asteroid 2002 EX12 yang kemudian dikenal sebagai komet 169P/NEAT. 

Puncak hujan meteor Capricornid akan terjadi tanggal 29 Juli dengan laju 5 meteor per jam. Akan tetapi, biasanya ada bola api yang terbentuk dan melintas di langit malam. Rasi Capricorn sudah terbit sejak Matahari terbenam dan pengamat bisa menikmati hujan meteor alpha Capricornid sepanjang malam sampai fajar menyingsing. 

Bulan kuartir pertama yang menuju purnama baru terbenam tengah malam. Karena itu waktu terbaik untuk pengamatan mulai tengah malam sampai fajar saat rasi Aquarius mencapai meridian dan menuju ke barat.

Peristiwa

5 Juli — Elongasi Barat Maksimum Merkurius

Merkurius saat mencapai elongasi barat maksimum dengan ketinggian 21,5º. Kredit: Stellarium
Merkurius saat mencapai elongasi barat maksimum dengan ketinggian 21,5º. Kredit: Stellarium

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Barat maksimum yang dicapai Merkurius 21,5º. Artinya, Merkurius akan berada 21,5º di arah timur Matahari. Merkurius yang berada di rasi Capricornus bisa diamati dengan kecerlangan 0,3 magnitudo sejak terbit pukul 04:30 WIB sebelum fajar menyingsing pada pukul 06:02 WIB.

6 Juli — Aphelion

Ekuinok, Solstis dan 4 musim yang terjadi di Bumi. Kredit: langitselatan
Bumi berada di aphelion atau jarak terjauh dari Matahari pada 6 Juli. Kredit: langitselatan

Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan elips. Artinya ada saat dimana Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari dan ada kalanya Bumi berada sangat jauh dari Matahari. Pada tanggal 6 Juli, Bumi berada di titik terjauh dengan matahari pada jarak 1,0167 AU atau 152.505.000 km dari Matahari.

8 Juli — Bulan — Merkurius

Pasangan Bulan Merkurius tanggal 8 Juli 2021 pukul 05:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan Merkurius tanggal 8 Juli 2021 pukul 05:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit dan Merkurius berpasangan di langit kala fajar sebelum Matahari terbit. Keduanya tampak cukup rendah di ufuk timur dengan ketinggian sekitar 16º dan terpisah 4,1º saat Matahari terbit pukul 06:03 WIB. 

12 Juli — Bulan — Venus — Mars

Konjungsi segaris Bulan, Venus, dan Mars tanggal 12 Juli 2021 pada pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi segaris Bulan, Venus, dan Mars tanggal 12 Juli 2021 pada pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit tipis berpapasan segaris dengan Venus dan Mars di langit senja setelah Matahari terbenam. Ketiganya tampak ketinggian 23º dan terpisah 3,6º. Venus terbenam lebih dahulu pada pukul 19:44 WIB disusul Mars 2 menit kemudian pada pukul 19:46 WIB dan Bulan pada pukul 19:50 WIB. 

13 Juli — Venus — Mars

Pasangan planet Venus dan Mars pada tanggal 13 Juli 2021 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan planet Venus dan Mars pada tanggal 13 Juli 2021 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Setelah Matahari terbenam, Venus dan Mars tampak berpasangan pada ketinggian 24º. Kedua planet ini hanya terpisah 0,46º! Si bintang kejora dan planet merah bisa diamati sampai saat keduanya terbenam beriringan di ufuk barat. Mars terbenam pukul 19:44 WIB disusul Venus satu menit kemudian. 

24 Juli — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 24 Juli 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 24 Juli 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Saturnus berpasangan sejak keduanya terbit sampai fajar menyingsing. Bulan terbit lebih dahulu pukul 18:09 WIB disusul Saturnus pada pukul 18:23 WIB. Keduanya bisa diamati sekitar pukul 19:01 WIB saat mencapai ketinggian 7º di ufuk timur, jika arah timur lokasi pengamatan tidak terhalang bangunan. 

Bulan dan Saturnus tampak terpisah 3,8º dan bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Keduanya mencapai meridian atau titik tertinggi di langit pada pukul 00:36 WIB dengan ketinggian 78º di arah selatan. Saat Matahari terbit, pasangan ini berada pada ketinggian 14º di ufuk barat sebelum menghilang di balik cahaya Sang Surya.

Baca juga:  Badai Debu Yang Menyelubungi Mars

26 Juli — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 26 Juli 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 26 Juli 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Dua hari kemudian, giliran Bulan dan Jupiter yang berpasangan dan hanya terpisah 4,2º. Jupiter terbit lebih dahulu pukul 19:35 WIB disusul Bulan pada pukul 20:02 WIB. Keduanya bisa diamati sekitar pukul 20:13 WIB saat mencapai ketinggian 7º di ufuk timur, jika arah timur lokasi pengamatan tidak terhalang bangunan. 

Bulan dan Jupiter bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Keduanya mencapai meridian atau titik tertinggi di langit pada pukul 01:46 WIB dengan ketinggian 84º di atas horison selatan. Saat Matahari terbit, pasangan ini berada pada ketinggian 30º di ufuk barat sebelum menghilang di balik cahaya Sang Surya.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan Juli menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati mulai tengah malam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.  

Setelah Matahari terbenam, ada Regulus di rasi Leo, Spica di rasi Virgo, Crux, Rigel Kentaurus dan Hadar di rasi Centaurus, dan Arcturus di rasi Bootes yang bisa diamati sampai jelang tengah malam. Juga ada Altair di rasi Aquila, Antares di rasi Scorpius, Vega di rasi Lyra, dan Deneb di rasi Cygnus, yang bisa diamati sampai jelang fajar.

Mulai tengah malam ada Archenar di rasi Eridanus dan Fomalhaut di rasi Piscis. Jelang fajar ada Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Capella di rasi Auriga, Canopus di rasi Carina, dan Sirius di rasi Canis Major.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 Juli 2021

Peta Bintang 15 Juli 2021

Kampanye Langit Gelap

1 — 9 Juli & 30 — 31 Juli — Kampanye Globe At Night

Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 1 – 9 Juli dan 30 – 31 Juli.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye bulan Juli, para pengamat di belahan utara diajak mengamati rasi Herkules pada tanggal 1 – 9 Juli dan rasi Cygnus tanggal 30 -31 Juli, sementara pengamat di belahan selatan mengamati rasi Scorpius si Kalajengking. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini