Setelah bertahun-tahun lamanya para pecinta Astronomi merindukan datangnya sebuah Komet terang, setitik cahaya mulai muncul menghiasi langit malam dan menjadi semakin terang dalam waktu yang singkat. Nampaknya penantian itu akan segera berakhir.
Komet
Saat dilihat umat manusia untuk pertama kalinya, tak ada keraguan bahwa benda langit itu adalah bintang berekor. Komet. Ia memang hanya terlihat sebagai sebintik cahaya samar dengan bentuk ekor tak kalah samar pula. Juga sangat redup. Dengan magnitudo mendekati +19 maka kecerlangannya hanya 1 % dari kecerlangan planet–kerdil Pluto yang legendaris dan sulit diamati itu (terutama dari Indonesia).
Pluto bisa jadi bukan planet katai melainkan sebuah komet raksasa. Teori ini merupakan model kosmokimia yang dibangun untuk menelusuri pembentukan Pluto dengan data yang dikirim Wahana New Horizons dan Rosetta.
Saatnya berburu komet di bulan Juni! Setidaknya ada 4 komet yang cukup terang untuk diamati seperti C/2015 V2 (Johnson), C/2015 ER61 (PANSTARRS), 71P/Clark, dan 41P Tuttle-Giacobini-Kresak. Kecerlangannya memang belum bisa dilihat dengan mata tanpa alat. Tapi setidaknya, dengan binokuler atau teleskop, kamu bisa menemukan bintang berekor ini di langit malam.
“Kita kehilangan sinyal, sesuai waktu yang telah diprediksi. Kami masih memantau sinyal dari Rosetta selama 24 jam berikut, meski tidak ada yang bisa diharapkan. Misi Rosetta telah berakhir.”
Philae ditemukan!
Berita gembira di penghujung misi Rosetta. Tampaknya Philae tak ingin misi ini berakhir tanpa ada yang mengetahui keberadaannya.
Masih dalam suasana Natal dan jelang tahun baru, kami di langitselatan menerima kado yang sangat menarik. Foto Komet C/2013 US10 (Catalina) yang diamati di hari Natal tanggal 25 Desember 2015 pukul 4:02 – 4:26 WIB, di Observatorium Bosscha.
Komet 67P/Churyumov–Gerasimenko yang menjadi target operasi Rosetta dan pendaratan Philae memiliki bentuk seperti bebek. Pertanyaannya, bagaimana komet ini bisa berbentuk bebek? Apakah memang terbentuk sejak awal ataukah ada proses lain yang membuat komet 67P/Churyumov–Gerasimenko jadi seperti bebek.
Di suatu pagi, permukaan Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pun berubah!
Perjalanan ambisius untuk mendaratkan penjejak di komet berjalan dengan sukses. Tapi misi belum selesai. Rosetta dan Philae masih harus melanjutkan misinya mengkuti perjalanan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko menuju titik terdekatnya dengan Matahari. Tujuannya jelas untuk mempelajari komet tersebut sekaligus setiap perubahan yang terjadi dan komposisinya.
Masih ingat Philae, si robot pendarat yang berhasil mendarat di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko? Yup benar, si robot kecil yang saat mendarat melompat-lompat beberapa kali itulah Philae. Robot pendarat pertama yang berhasil menjejakkan kakinya dengan selamat di sebuah komet yang sedang bergerak mendekati Matahari.
Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Mungkin pepatah ini cocok juga dengan kejadian yang dialami oleh Philae, penjejak milik ESA yang mendarat di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Pendaratan yang tidak mulus di komet tersebut ternyata membawa berkah lain bagi para astronom.
Tamu itu bernama Lovejoy. Tidak. Namanya tidaklah beraroma romantis yang berkelindan di seputar cinta (love) maupun kegembiraan (joy). Ia mendapatkan nama megahnya dari sesosok Australia paruh baya bernama lengkap Terry Lovejoy, orang pertama yang menyaksikan eksistensinya.
Air! Molekul H2O ini merupakan komponen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup di Bumi, Dan air jugalah yang menjadi komponen utama yang dicari di planet lain sebagai tanda keberadaan kehidupan.
Drama tujuh jam itu akhirnya berakhir (separuh) bahagia. Setelah berharap-harap cemas semenjak robot pendarat Philae melepaskan diri dan melayang pelan dari wahana takberawak Rosetta, para pengendali misi di pusat operasi European Space Agency (ESA) di Darmstadt (Jerman) bersorak gembira dalam suasana emosional. Badan antariksa gabungan negara-negara Eropa tersebut secara resmi menyatakan bahwa pada Rabu 12 November 2014 pukul 23:08 WIB robot Philae telah berlabuh dengan selamat di tanah intikomet Churyumov-Gerasimenko.