fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Mei 2024

Fenomena Langit Bulan Mei 2024

Jangan lewatkan papasan Bulan dan planet visual sebelum fajar menyingsing, dan tentu saja kehadiran hujan meteor eta Aquarid!

Planet-planet yang tampak sebelum fajar menyingsing di bulan Mei 2024. Kredit: Stellarium
Planet-planet yang tampak sebelum fajar menyingsing di bulan Mei 2024. Kredit: Stellarium

Planet

Merkurius, Mars, Saturnus. Selama bulan Mei planet ini bisa diamati sebelum fajar. Ketiganya tampak berjajar di ufuk timur. Ketiga planet juga akan berpapasan dengan bulan secara berurutan hanya berselang satu hari satu sama lainnya di awal Mei.Sampau pertengahan Mei, Merkurius dan Mars bisa diamati di rasi Pisces sedangkan Saturnus tampak di rasi Aquarius. Ketiga planet ini tampak bergeser dari waktu ke waktu. Saturnus akan tampak menanjak naik di rasi Aquarius sampai akhir Mei sementara Mars tetap setia di rasi Pisces. Sementara itu, di awal Mei, Merkurius menanjak naik sampai titik elongasi barat terbesar di langit timur dan setelah itu planet ini terus turun mengejar Matahari dan bergeser ke rasi Taurus. 

Venus & Jupiter. Kedua planet ini menghilang di balik Matahari dan tidak teramati di bulan Mei. Venus yang terbit sebelum Matahari terbit semakin mendekati sang Surya dan akhirnya menghilang di balik Matahari. Sedangkan Jupiter yang biasanya tampak kala senja juga terus bergeser dan menghilang di balik Matahari menuju konjungsinya dengan Matahari di akhir Mei dan berada pada titik terjauh dari Bumi.

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.

Uranus bisa diamati di rasi Taurus sebelum Matahari terbit di ufuk timur, sedangkan Neptunus yang terbit terlebih dahulu di rasi Pisces bisa diamati mulai jelang dini hari sampai sata Matahari terbit.

Bulan

Fase Bulan Mei 2024. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

1 Mei. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

6 Mei. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 363.163 km.

8 Mei. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

15 Mei. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

18 Mei.  Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 404.640  km

23 Mei. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

31 Mei. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

Hujan Meteor

5-6 Mei – Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan meteor Eta Aquarid tanggal 5 Mei dini hari pada pukul 03:30 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Eta Aquarid tanggal 5 Mei dini hari pada pukul 03:30 WIB. Kredit: Stellarium

Dimulai tanggal 19 April – 28 Mei, hujan meteor Eta Aquarid yang berasal dari sisa komet Halley akan mencapai maksimum tanggal 6 Mei. Hujan meteor tersebut akan tampak tampak datang dari rasi Aquarius dan bisa diamati setelah lewat tengah malam sampai jelang fajar, setelah rasi Aquarius terbit pukul 01:21 WIB.

Saat maksimum, pengamat bisa mengamati lalu lalang setidaknya 50 meteor per jam. Meteor Eta Aquarid yang berasal dari sisa komet Halley ini bergerak dengan kecepatan 66,9 km/detik. Bulan sabit yang terbit dini hari akan memberi kesempatan perburuan hujan meteor yang bebas cahaya dari Bulan. 

Komet

Komet 12P/Pons Brooks

Komet 12P/Pons-Brooks di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Kredit: Stellarium
Komet 12P/Pons-Brooks di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Kredit: Stellarium

Komet 12P/Pons Brooks sudah mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada tanggal 21 April 2024 dan saat ini bergerak menjauhi Matahari dan baru akan kembali ke perihelionnya 71,3 tahun lagi. Akan tetapi, dalam perjalanannya menjauhi Matahari, Pons-Brooks justru akan berpapasan dekat dengan Bumi pada tanggal 2 Juni 2024 pada jarak 1,55 sa atau 232 juta km.

Setelah menjauh dari Matahari, kecerlangan komet 12P/Pons-Brooks juga meredup. Di bulan Mei, komet Pons-Brooks bisa diamati dengan kecerlangan 5 magnitudo dan terus meredup sampai kisaran 6 magnitudo di akhir Mei. 

Pons Brooks merupakan komet periodik tipe Komet Halley yang periodenya 71,3 tahun. Komet yang terakhir kali mengunjungi Matahari pada tahun 1953 ini pertama kali ditemukan oleh Jean-Louis Pons dari Observatorium Marseilles pada tanggal 12 Juli 1812 dan kemudian ditemukan kembali oleh William Robert Brooks pada tahun 1883. 

Komet Pons-Brooks bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai kisaran pukul 19:00 WIB di ufuk barat. Karena posisinya yang sudah hampir terbenam, maka pengamat harus mencari lokasi yang arah baratnya tidak terhalang dan bebas awan maupun kabut. Untuk yang berada di area perkotaan, gedung tinggi akan jadi salah satu masalah untuk berburu komet Pons-Brooks.

Para astronom menduga kalau debu Komet 12P/Pons Brooks merupakan sumber dari hujan meteor kappa Draconid. 

Peristiwa

4 Mei — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus pada tanggal 4 Mei 2024 pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Saturnus pada tanggal 4 Mei 2024 pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Saturnus di ufuk timur jelang dini hari. Bulan dan Saturnus hanya terpisah 1º.  Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 02:04 WIB disusul Saturnus tujuh menit kemudian pada pukul 02:11 WIB. Keduanya bisa sampai Matahari terbit pada pukul 05:51 WIB dengan Bulan dan Saturnus berada 46º di atas horison saat Matahari terbit.  Jika berada di Antartika, maka pengamat bisa menyaksikan Bulan mengokultasi Saturnus alias Saturnus digerhanai oleh Bulan. 

5 Mei — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars pada tanggal 5 Mei 2024 pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Mars pada tanggal 5 Mei 2024 pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium

Sehari kemudian, Bulan berpapasan dengan Mars di ufuk timur jelang dini hari. Bulan dan Mars terpisah 1,5º.  Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 02:57 WIB disusul Mars pada pukul 03:09 WIB. Pasangan ini bisa diamati sampai saat Matahari terbit pada pukul 05:51 WIB dengan Bulan dan Mars berada 31º di atas horison timur saat Matahari terbit. Pengamat di area Madagaskar dan Mauritius bisa menyaksikan Bulan mengokultasi mars atau Mars menghilang di balik Bulan. 

6 Mei — Bulan — Merkurius

Pasangan Bulan dan Merkurius pada tanggal 6 Mei 2024 pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Merkurius pada tanggal 6 Mei 2024 pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Merkurius di ufuk timur jelang dini hari. Bulan dan Merkurius terpisah 4,1º di ufuk timur.  Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 03:51 WIB disusul Merkurius pada pukul 04:12 WIB. Keduanya bisa diamati sampai saat Matahari terbit pada pukul 05:51 WIB dengan pasangan Bulan dan Merkurius berada pada ketinggian 16º di atas horison timur.

10 Mei — Elongasi Barat Maksimum Merkurius

Merkurius pada titik tertinggi di langit timur saat Matahari terbit. Kredit: Stellarium
Merkurius pada titik tertinggi di langit timur saat Matahari terbit. Kredit: Stellarium

Merkurius pada titik tertinggi ketika Matahari terbit saat elongasi barat maksimum. Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi dengan elongasi barat maksimum yang dicapai Merkurius 26,4º. Artinya, Merkurius akan berada 26,4º di arah timur Matahari. Merkurius yang berada di rasi Pisces bisa diamati dengan kecerlangan 0,6 magnitudo mulai pukul 04:10 WIB sampai saat Matahari terbit pukul 05:51 WIB. 

13 Mei — Konjungsi Uranus

Uranus saat konjungsi akan berada sangat dekat  Matahari di langit. Kredit: Stellarium
Uranus saat konjungsi akan berada sangat dekat Matahari di langit. Kredit: Stellarium

Uranus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 20,60 sa. Uranus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari berada di antara kedua planet. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Uranus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dengan jarak 0,2° dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi.

19 Mei — Konjungsi Jupiter

Konjungsi Jupiter. Planet raksasa ini terbit dan terbenam beriringan dengan Matahari. Kredit: Stellarium
Konjungsi Jupiter. Planet raksasa ini terbit dan terbenam beriringan dengan Matahari. Kredit: Stellarium

Jupiter berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 6,03 sa. Jupiter akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dengan Matahari berada di antara kedua planet. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Jupiter akan tampak sangat dekat dengan Matahari dengan jarak 0,7° dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. 

Rasi Bintang & Bimasakti

Awal Mei menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru juga untuk melihat kehadiran Bimasakti yang membentang di langit.

Setelah Matahari terbenam ada bintang terang Capella di rasi Auriga, Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di Gemini yang bisa diamati sampai pukul sembilan malam.

Sementara itu, ada Rigil Kentaurus & Hadar di rasi Centaurus, rasi Crux, Spica di rasi Virgo, Arturus di rasi Bootes, Antares di rasi Scorpius, Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquila, dan Deneb di rasi CYgnus yang bisa diamati sampai jelang fajar. 

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 Mei 2024

Peta Bintang 15 Mei 2024

Kampanye Langit Gelap

1-7 Mei & 28-30 Mei — Kampanye Globe At Night

Di bulan Mei, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya dari 1 – 7 Mei dan 28 – 31 Mei.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye ini, pengamat di utara diajak untuk mengamati rasi Leo pada tanggal 1-7 Mei dan rasi Bootes pada tanggal 28-31 Mei. Sementara itu, pengamat di belahan selatan diajak untuk mengamati rasi Crux saat kampanye bulan Mei ini. Pengamatan dilakukan mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini