fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Mei 2016

Fenomena Langit Bulan Mei 2016

Bulan Mei akan diawali dengan hujan meteor Eta Aquarid dan para pengamat langit bisa menikmati kehadiran planet-planet yang cukup terang untuk dinikmati dengan mata tanpa alat. Bagi pengamat di Indonesia, Oposisi Mars akan menjadi salah satu peristiwa menarik di bulan Mei sebelum planet merah ini melakukan gerak retrograde.

Mars di tahun 2016. Kredit: Mikhail Chubarets dari Ukraina
Mars di tahun 2016. Kredit: Mikhail Chubarets dari Ukraina

Planet

Di sepanjang bulan Mei ada beberapa planet yang bisa dinikmati dengan mata tanpa alat. Merkurius akan dapat dinikmati kehadirannya jelang fajar di penghujung bulan Mei. Jupiter akan menemani para pengamat sampai lewat tengah malam, sedangkan Mars dan Saturnus akan dapat dinikmati sepanjang malam.

Merkurius
Di awal Mei 2016, Merkurius terbit pukul 06:44 WIB dan terbenam pukul 18:21 WIB di rasi Pisces dengan kecerlangan 2,07 magnitudo. Pada tanggal 9 Mei, Merkurius akan melintas di antara Matahari dan Bumi. Mirip peristiwa gerhana, tapi kali ini bukan Bulan yang berada di antara Matahari dan Bumi melainkan Merkurius, planet terdekat dengan Matahari. Karena jaraknya yang jauh, Merkurius akan tampak seperti noktah di permukaan Matahari. Sayangnya, peristiwa ini tidak akan dapat diamati oleh pengamat di Indonesia. Saat transit, Merkurius dan Matahari akan terbit dan terbenam hampir bersamaan.

Transit Merkurius. Kredit: Star Walk
Transit Merkurius. Kredit: Star Walk

Pertengahan bulan Mei, planet terdekat dengan Matahari ini akan terbit jelang fajar dan jelang akhir bulan Mei. Tidak akan mudah melihat Merkurius karena berada cukup rendah di horison dengan ketinggian 15-20 derajat di atas horison. Di akhir bulan Mei, Merkurius terbit pukul 04:23 WIB sebelum fajar menyingsing dan terbenam pukul 16:06 WIB dengan kecerlangan 1,09 magnitudo.

Venus
Awal bulan Mei akan menjadi kesempatan terakhir bagi pengamat langit sebelum planet Venus tenggelam dalam kilau sang Surya. Mengawali bulan Mei, planet Venus akan terbit pukul 05:15 WIB dengan kecerlangan -3,37 magnitudo. Tidak mudah untuk mengamati Venus karena posisinya masih sangat rendah di horison. Perlahan tapi pasti, planet yang luar biasa panas ini akan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya sang Surya. Di penghujung Mei, Venus terbit 6 menit sebelum Matahari terbit atau pukul 05:50 WIB dengan kecerlangan -3,48 magnitudo.

Mars
Di sepanjang bulan Mei, planet merah Mars akan setia berada di capit rasi Scorpius si Kalajengking. Planet merah ini akan terbit pukul 19:22 WIB dan bisa dinikmati sampai fajar menyingsing dengan kecerlangan -1,27 magnitudo. Mars akan mencuri perhatian pengamat saat ia beroposisi pada tanggal 22 Mei 2016. Di penghujung bulan Mei, waktu terbit Mars sudah bergeser lebih awal ke pukul 16:45 WIB dan terbenam pukul 05:04 WIB dengan kecerlangan -1,78 magnitudo. Tanggal 30 Mei juga menandai posisi terdekat Mars dengan Bumi.

Jupiter
Di sepanjang bulan Mei, Jupiter sudah dapat dilihat kehadirannya di langit sejak Matahari terbenam. Di awal bulan Mei, planet gas raksasa ini sudah terbit sejak siang dan baru akan tenggelam pukul 02:06 WIB. Jupiter yang masih setia di rasi Leo akan tampak seperti noktah terang di langit dengan kecerlangan -1,83 magnitudo di awal Mei.

Pada tanggal 15 Mei, Jupiter akan berkonjungsi dengan Bulan dan di penghujung Mei, Jupiter akan tampak sampai tengah malam (00:10 WIB) dengan kecerlangan -1,64 magnitudo.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Februari 2016

Khusus untuk Jupiter, pengamat bisa menikmati kehadiran ke-4 satelit Galilean yang mengitarinya yakni: Ganymede, Callisto, Io dan Europa. Gunakan binokuler atau teleskop untuk menikmati kehadiran satelit-satelit tersebut. Atau amati Jupiter selama beberapa hari secara rutin dan kenali perubahan posisi ke-4 satelit tersebut saat mengitari Jupiter.

Saturnus
Di bulan Mei, Saturnus akan tampak berada antara kaki si Pembawa Ular aka rasi Ophiuchus. Saturnus terbit pukul 21:58 WIB dengan kecerlangan 0,54 magnitudo. Di akhir bulan Mei Saturnus akan terbit setelah Matahari kembali ke peraduannya pada pukul 17:50 WIB dengan kecerlangan 0,21 magnitudo. Saturnus bisa dinikmati sepanjang malam.

Fase Bulan

Fase Bulan. Kredit: langitselatan

7 Mei — Bulan Baru
Bulan terbit di pagi hari saat Matahari terbit dan terbenam bersama Matahari. Artinya, tidak ada Bulan di malam hari dan langit bebas dari cahaya Bulan. Saat terbaik untuk melakukan pengamatan. Para pengamat bisa menikmati kehadiran planet-planet tanpa terganggu oleh cahaya Bulan. Bulan Baru terjadi satu hari sebelum Bulan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi.

14 Mei — Bulan Perbani Awal
Bulan akan tenggelam tengah malam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan sampai jelang dini hari sambil menikmati kehadiran planet-planet.

22 Mei — Bulan Purnama
Saatnya bermandikan cahaya Bulan sepanjang malam. Bulan akan terbit pukul 18:01 WIB dan tenggelam pukul 06:26 WIB. Bulan Purnama yang terjadi di bulan Mei akan tampak lebih kecil dari biasanya karena Bulan baru saja meninggalkan titik terjauhnya dari Bumi. Artinya, Bulan purnama terjadi saat berada dekat titik apogee atau yang sering disebut sebagai Bulan mikro atau Bulan mini. Kebalikan dari Bulan super yang terjadi saat Bulan di titik perigee.

29 Mei – Bulan Perbani Akhir
Bulan terbit tengah malam dan tenggelam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

Peristiwa

6 Mei — Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan meteor Eta Aquarid. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Eta Aquarid. Kredit: Star Walk

Dimulai tanggal 19 Maret – 28 April, hujan meteor Eta Aquarid akan mencapai puncak tanggal 6 April pukul 03.00 dini hari. Bulan yang sedang memasuki fase Bulan Baru akan memberikan pengamat kesempatan untuk menikmati kehadiran hujan meteor Eta Aquarid tanpa gangguan cahaya Bulan. Tapi untuk bebas dari polusi cahaya, menjauhlah dari area perkotaan.

Hujan meteor Eta Aquarid akan tampak datang dari rasi Aquarius yang terbit tengah malam. Hujan meteor Eta Aquarid yang berasal dari sisa komet Halley akan tampak di langit malam dengan jumlah metero sekitar 40 meteor per jam.

6 Mei — Bulan di perigee
Bulan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada jarak 357800 km.

8 Mei — Konjungsi Aldebaran dengan Bulan
Bulan dan bintang aldebaran hanya terpisah 0,5º di rasi Taurus. Pengamat dapat menikmati pasangan ini setelah Matahari terbenam di ufuk barat.

9 Mei — Konjungsi inferior Merkurius
Merkurius, planet terdekat dengan Matahari berada di antara Matahari dan Bumi. Bagi pengamat di Bumi, Merkurius sedang mengalami konjungsi inferior sedangkan jika ada pengamat di Merkurius, maka, Bumi-lah yang sedang beroposisi. Pada saat Merkurius mengalami konjungsi inferior, planet ini juga akan mengalami transit, melintas “menggerhanai” Matahari selama 7,5 jam. Pengamat di Indonesia tidak akan dapat menikmati fenomena ini karena Matahari sudah terbenam saat Merkurius memulai transit pada pukul 18:12 WIB.

Baca juga:  LEAP: Bertualang Menuju Antariksa yang Tak Terbatas Tanpa Meninggalkan Rumah? Bisa!

14 Mei — Konjungsi Regulus dengan Bulan
Bulan dan bintang Regulus terpisah 2,5º di rasi Leo. Keduanya akan tampak sejak Matahari terbenam sampai Bulan terbenam pada pukul 00:40 WIB.

Konjungsi Jupiter dan Bulan. Kredit: Star Walk
Konjungsi Jupiter dan Bulan. Kredit: Star Walk

15 Mei — Konjungsi Jupiter dengan Bulan
Jupiter akan berada 2,2º dari Bulan. Keduanya terbit hanya berselang 3 menit. Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 13”17 WIB disusul Jupiter 3 menit kemudian. Pengamat bisa menikmati kehadiran pasangan Bulan – Jupiter setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam pukul satu dini hari.

19 Mei — Bulan di apogee
Bulan mencapai titik terjauhnya dari Bumi pada jarak 405900 km.

22 Mei — Oposisi Mars
Mars sedang dalam perjalanan untuk melakukan gerak retrograde dan planet merah ini akan beroposisi atau berada bersebrangan dengan Matahari. Saat oposisi, Mars akan terbit bersama dengan terbenamnya Matahari, dan terbenam saat Matahari terbit. Orbit Mars yang elips membuat jarak saat terjadi oposisi bukan merupakan jarak terdekat Mars dari Bumi. Mars akan tampak sepanjang malam bersama Bulan dan Saturnus. Sedangkan Jupiter akan terbenam tengah malam. Saat oposisi, Mars akan tampak lebih terang.

Bulan - Mars - Saturnus. Kredit: Star Walk
Bulan – Mars – Saturnus. Kredit: Star Walk

23 Mei — Konjungsi Saturnus dengan Bulan
Bulan dan Saturnus akan tampak sebagai pasangan yang terpisah 3,5º di langit malam. Keduanya terbit setelah Matahari terbenam. Bulan terbit pukul 18:12 WIB disusul Saturnus pada pukul 18:28 WIB. Keduanya akan tampak sepanjang malam. Mars juga masih menemani pasangan ini sampai fajar.

30 Mei — Mars di poisisi terdekat dengan Bumi
Mars akan berpapasan dekat dengan Bumi pada jarak 75.3 juta km. Mars sedang menuju perihelion sedangkan Bumi menuju aphelion

Konstelasi

Rasi bintang yang bisa diamati di sepanjang bulan April di antaranya adalah: Taurus, Orion, Cancer, Leo, Virgo, Centaurus, Crux, Hydra, Ophiuchus, Lyra, Bootes, Hercules, Scorpius, Sagittarius, Capricornus, Triangulum Australe, Corvus, Hydra, Sextan, Lupus, Aquila, Libra.

Kampanye Langit Gelap

Di bulan Mei, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan sejak 29 April — 8 Mei. Untuk langit utara, lakukan pengamatan rasi Leo dan untuk langit Selatan, pengamatan rasi Crux.

Kampanye berikutnya akan berlangsung dari 29 Mei — 7 Juni 2016. Langit Selatan masih tetap mengamati rasi Salib Selatan sedangkan langit utara mengamati rasi Bootes.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan indetifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Seluruh fenomena langit di bulan Mei bisa disimak di Almanak

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini