fbpx
langitselatan
Beranda » Bintik Matahari Raksasa Pemicu Badai Matahari Mei 2024

Bintik Matahari Raksasa Pemicu Badai Matahari Mei 2024

Area lintang tinggi & menengah akan mengalami badai geomagnetik atau badai Matahari di akhir pekan yang berasal dari lontaran partikel yang mengarah ke Bumi.

Matahari pada tanggal 10 Mei 2024 dengan bintik Matahari raksasa 3664. Kredit: langitselatan
Matahari pada tanggal 10 Mei 2024 dengan bintik Matahari raksasa 3664. Kredit: langitselatan

Di awal bulan Mei 2024, Matahari yang saat ini sedang menjalani siklus maksimum memperlihatkan kehadiran bintik Matahari di permukaannya. 

Siklus Matahari ke-25

Bintik Matahari merupakan area di permukaan Matahari atau tepatnya di lapisan fotosfer yang suhunya lebih dingin dibanding area di sekelilingnya. Dan kehadiran bintik hitam di permukaan Matahari ini tak bisa dipisahkan dari interaksi medan magnet sang Surya. Bintik Matahari akan muncul pada area permukaan yang memiliki interaksi magnetik yang tinggi. 

Apalagi saat Matahari sedang berada dalam siklus maksimumnya seperti sekarang. Aktivitas magnetik makin meningkat dan ditandai dengan kehadiran bintik hitam di permukaan Matahari.  Perlu diketahui kalau saat ini Matahari sedang menjalani siklus Matahari ke-25 yang merupakan siklus maksimum yang berlangsung dari tahun 2019 dan diperkirakan akan berakhir tahun 2030. Puncak siklus Matahari ke-25 akan berlangsung dari november 2024 sampai Maret 2026. Itu artinya saat ini kita sedang menuju puncak siklus Matahari ke-25.

Pada awal Mei 2024, ada bintik Matahari yang bertumbuh jadi sangat besar bahkan lebih dari sepuluh kali ukuran Bumi. Bukan hanya ukurannya saja yang besar, bintik Matahari tersebut juga melepaskan suar kelas X1. Itu artinya lontaran energi yang dihasilkan sangat besar dan kuat. Suar kelas X merupakan suar dengan ledakan terkuat dibanding kelas C dan M. 

Kiri: Suar Matahari 8 Mei pukul 05:41 WIB. Kanan: Suar Matahari 8 Mei pukul 12:05 WIB. Kredit: NASA/DSO

Dalam sepekan, ada beberapa suar yang dilepaskan oleh bintik matahari AR 3663 dan AR 3664. Keduanya merupakan bentuk Matahari yang bertumbuh dengan cepat sampai melebihi 10 kali ukuran Bumi. 

Dampak dari ledakan dahsyat ini adalah lontaran massa korona yang mengarah ke Bumi yang kemudian bisa menghasilkan badai geomagnetik saat berinteraksi dengan medan magnet Bumi. Hasilnya, bisa terjadi gangguan pada komunikasi radio, listrik. sinyal navigasi, dan tentunya kenampakan aurora

Kemunculan Bintik Matahari Raksasa

Bintik Matahari 3663 pada tanggal 4 Mei 2024. Kredit: langitselatan
Bintik Matahari 3663 pada tanggal 4 Mei 2024. Kredit: langitselatan

Bintik Matahari dari area aktif 3663 bertumbuh sangat cepat. Di awal Mei, bintik tersebut belum menampakkan diri namun dengan cepat muncul dan bertumbuh sampai 10 kali ukuran Bumi. Tak hanya itu, bintik Matahari pada area aktif 3663 tersebut melepaskan suar pertamanya pada tanggal 3 Mei. Suar kelas X1,6 tersebut menghasilkan lontaran partikel bermuatan ke arah Bumi menyebabkan terjadinya badai geomagnetik kelas G1 dan G2. Akibatnya, terjadi pemadaman gelombang radio pada frekuensi 30 MHz selama 30 menit di Australia, Jepang, dan sebagian besar China. Sampai dengan tanggal 6 mei, bintik Matahari 3663 telah 4 kali melepaskan suar kelas X dan jadi area paling aktif dalam siklus Matahari ke-25. Kenampakan aurora juga terjadi sebagai dampak dari lontaran massa korona yang mengarah ke Bumi. Dari laporan, aurora tampak bukan hanya pada lintang tinggi tapi juga di area lintang menengah di Eropa. 

Bintik Matahari 3663 & 3664 pada tanggal 8 Mei 2024. Kredit: langitselatan
Bintik Matahari 3663 & 3664 pada tanggal 8 Mei 2024. Kredit: langitselatan

Belum juga bintik Matahari 3663 menghilang seiring rotasi Sang Surya, bintik Matahari 3664 bertumbuh dengan cepat dan menyaingi ukuran bintik di area aktif 3663. Dalam waktu 24 jam pada tanggal 7 Mei, Bintik Matahari ini sudah bertumbuh sampai 16 kali ukuran Bumi!

Bintik Matahari 3664 jadi bintik terbesar dalam siklus Matahari ke-25 sampai saat ini. Sama seperti sepupunya si bintik Matahari 3663, bintik Matahari 3664 juga melepaskan suar kelas X secara beruntun dengan lontaran massa korona yang mengarah ke Bumi. Prakiraan cuaca antariksa menyebutkan akan ada 5 lontaran massa korona yang akan tiba di Bumi antara tanggal 10 Mei sampai 12 Mei dan berpotensi menghasilkan badai geomagnetik kelas G4 yang ekstrim.

PERBARUAN: Berdasarkan prakiraan cuaca antariksa tanggal 11 Mei 2024, ada 6 lontaran massa korona yang mengarah ke Bumi dan salah satunya sudah tiba di Bumi dan menghasilkan kenampakan aurora di berbagai negara di lintang menengah dan lintang tinggi.

Selain itu, diperkirakan badai geomagnetik yang terjadi meningkat dari kelas G4 jadi G5. Badai ekstrim yang terjadi dalam 20 tahun sedang dalam perjalanan!

Jangan lewatkan pertunjukan aurora di langit dalam beberapa hari ke depan.

Saingan Bintik Matahari Carrington

Perbandingan bintik Matahari 3664 dan bintik Matahari Carrington. Kredit: Spaceweather.
Perbandingan bintik Matahari 3664 dan bintik Matahari Carrington. Kredit: Spaceweather.

Bintik Matahari AR 3664 yang saat ini sedang mengirimkan lontaran partikel berenergi tinggi ke Bumi itu memang ukurannya sangat besar dan bisa menyaingi bintik Matahari Carrington pada tahun 1859. 

AR 3664 ini merentang sepanjang 200.000 km dan 16 kali lebih besar dari ukuran Bumi. Bahkan bintik Matahari ini bisa diamati hanya dengan kacamata gerhana. Bintik Matahari Carrington merupakan rangkaian suar Matahari yang dilepaskan pada bulan Agustus dan September 1859. Kemunculan dua bintik raksasa dalam pengamatan dengan metode proyeksi yang dilakukan Richard Carrington disusul oleh badai geomagnetik yang menghantam Bumi delapan belas jam kemudian. Tak hanya itu, pada tanggal 2 September 1859, badai geomagnetik tersebut mengacaukan sistem telegraf dan aurora tampak di sepanjang Cuba sampai Hawaii. 

Efek yang dihasilkan dari suar yang terlontar seiring kemunculan bintik Matahari 3664 masih belum akan menghasilkan peristiwa Carringto. Akan tetapi, semakin dekat dengan puncak siklus Matahari ke-25, bisa jadi akan ada bintik Matahari raksasa lainnya. 

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini