fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Januari 2022

Fenomena Langit Bulan Januari 2022

Selamat tahun baru! Saatnya berburu hujan meteor Quadrantid. Tak hanya itu. Masih ada Jupiter, dan Saturnus yang setia kala senja, Mars di pagi hari, dan Venus yang bergeser dari senja ke fajar. 

Komet C/2021 A1 (Leonard) yang dipotret  Joshua Anderson dari Surabaya. Kredit: Joshua Anderson
Komet C/2021 A1 (Leonard) yang dipotret Joshua Anderson dari Surabaya. Kredit: Joshua Anderson

Planet

Merkurius. Planet terdekat dengan Matahari ini tampak menanjak naik di ufuk barat dan membentuk segitiga bersama Bulan dan Saturnus di langit senja. Planet ini terus menanjak naik sampai saat mencapai elongasi timur terbesarnya. Setelah itu planet Merkurius turun mengejar Matahari dan menghilang dari pandangan pengamat. 

Venus. Bintang Kejora masih menjadi primadona di bulan Januari. Di awal Januari, Venus masih tampak di langit senja dan terus turun mengejar Matahari sampai akhirnya menghilang dari langit senja saat mencapai konjungsi inferior dengan Matahari.  Venus kembali hadir di ufuk timur jelang senja jelang penghujung Januari. Dan di akhir Januari, si bintang fajar yang berada di Sagittarius ini membentuk segitiga dengan Bulan dan Mars. 

Mars. Mengawali tahun 2022, Mars berpasangan dengan Bulan sebelum fajar. Dan di penghujung Januari, Mars membentuk segitiga dengan Bulan dan Venus. Mars bisa diamati selama bulan Januari dan bisa ditemukan di rasi Ophiuchus sampai pertengahan Januari dan Sagittarius di penghujung Januari. 

Jupiter & Saturnus. Duo planet raksasa ini masih bisa diamati di ufuk barat setelah Matahari terbenam sampai kedua objek ini juga terbenam beberapa jam kemudian. 

Setelah Matahari terbenam, Jupiter dan Saturnus sudah melewati meridian pengamat dan terus bergerak ke arah barat sampai keduanya terbenam beriringan. Kedua planet ini juga berpapasan dengan Bulan. Saturnus berpapasan dengan Bulan dna membentuk segitiga dengan Merkurius, dan disusul perjumpaan yang tidak terlalu dekat antara Jupiter dan Bulan dua hari kemudian.

Jelang pertengahan akhir Januari, Saturnus sudah menghilang dari langit senja di balik kemilau cahaya Matahari. Selama bulan Januari, Jupiter berada di rasi Aquarius sedangkan Saturnus di rasi Capricornus. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Kedua planet es raksasa ini bisa diamati setelah Matahari terbenam. Uranus bisa diamati sampai lewat tengah malam di rasi Aries. Sementara itu, Neptunus yang berada di rasi Aquarius bisa diamati sampai jelang tengah malam.

Bulan

Fase Bulan Januari 2022. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

2 Januari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 358.033 km.

3 Januari. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

10 Januari. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

14 Januari.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 405.805 km

18 Januari. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

25 Januari. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Juli 2022

30 Januari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 362.252 km.

Hujan Meteor

3 – 4 Januari – Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor Quadrantid pada tanggal 4 Januari pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium

Tahun 2021 akan diawali oleh pertunjukkan hujan meteor Quadrantid di langit dari tanggal 28 Desember – 12 Januari. Puncak hujan meteor Quadrantid akan berlangsung tanggal 3 – 4 Januari 2021 dan tampak muncul dari rasi Bootes yang terbit pukul 02:44 WIB di arah timur laut. Bulan dalam fase Bulan baru sehingga tidak ada cahaya Bulan yang bisa mengganggu pengamatan di malam hari. 

Berbeda dengan hujan meteor lainnya, intensitas maksimum hujan meteor Quadrantid hanya terjadi beberapa jam. Quadrantid berasal dari puing-puing Komet Wirtanen saat berpapasan dengan Bumi pada tahun 1974. Saat malam puncak, pengamat bisa menikmati setidaknya 120 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 41 km/detik. Akan tetapi, bagi pengamat di belahan Bumi Selatan, hujan meteor Quadrantid tidak sebaik pengamat di Utara dan banyaknya meteor yang bisa dinikmati juga lebih sedikit.

Peristiwa

1 Januari — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars mengawali Tahun Baru 2022. Kenampakan 1 Januari pukul 04:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit tipis sebelum fase Bulan Baru berpasangan dengan Mars di ufuk timur sebelum Matahari terbit. Bulan berada 1,3º di utara Mars dan keduanya berada pada ketinggian 13º saat Matahari terbit. Pasangan Mars terbit pukul 03:41 WIB disusul Bulan 3 menit kemudian. Keduanya bisa diamati sampai saat matahari terbit pukul 05:37 WIB. Ketika Matahari terbit, Pasangan Bulan dan Mars berada pada ketinggian 23º.

3 Januari — Komet Leonard

Komet Leonard pada tanggal 2 Januari 2022 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Komet C/2021 A1 (Leonard) atau Komet Leonard ditemukan tanggal 3 Januari 2021 oleh Greg Leonard saat melakukan pengamatan dari Observatorium Mount Lemmon di Tucson, Arizona, Amerika Serikat. Saat pertama kali ditemukan, Komet Leonard memiliki kecerlangan 19 magnitudo dan tampak seperti titi redup di rasi Cane Venaciti. Komet masih sangat redup karena jaraknya masih cukup jauh yakni 5 AU atau sekitar 750 juta km dari Matahari atau 738 juta km dari Bumi. Komet ini  setara jarak Jupiter yang mengorbit Matahari dari jarak 780,7 juta km. 

Komet Leonard mencapai perihelion atau jarak terdekat dengan Matahari pada tanggal 3 Januari 2022 dengan jarak 0,6 AU atau 90 juta km. Komet ini masih bisa diamati sampai tanggal 6 Januari di rasi Piscis Austrinus setelah Matahari terbenam.

4 Januari — Perihelion

Ekuinok, Solstis dan 4 musim yang terjadi di Bumi. Kredit: langitselatan
Perihelion, Bumi pada jarak terdekat dengan Matahari. Kredit: langitselatan

Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan elips. Artinya ada saat dimana Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari dan ada kalanya Bumi berada sangat jauh dari Matahari. Pada tanggal 4 Januari, Bumi berada di titik terdekat dengan matahari pada jarak 0,983 AU atau 147.105.052 km dari Matahari.

4 Januari — Bulan — Merkurius — Saturnus

Konjungsi segitiga Bulan, Merkurius, Saturnus pada tanggal 4 Januari pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit tipis tampak membentuk segitiga dengan Merkurius dan Saturnus kala senja. Setelah Matahari terbenam, Bulan berada 3,1º di selatan Merkurius dan keduanya tampak pada ketinggian 13º di atas horison barat. Sementara itu, Bulan juga berpapasan dengan Saturnus dengan jarak 4,1º dan ketinggian 23º di atas horison saat Matahari terbenam. Ketiga objek bisa diamati sampai pukul 19:25 WIB saat Merkurius terbenam disusul Bulan pada pukul 19:54 WIB dan Saturnus pada pukul 20:01 WIB.

6 Januari — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter pada tanggal 6 Januari pada pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Dua hari kemudian, giliran Bulan dan Jupiter yang berpasangan dan terpisah 4,4º. Pasangan Bulan dan Jupiter bisa diamati setelah Matahari terbenam pada ketinggian 39º di atas horison barat saat keduanya muncul dari balik pendar senja. Keduanya bisa diamati sampai pukul 21:06 WIB saat Jupiter terbenam disusul Bulan pada pukul 21:38 WIB. 

Baca juga:  Astro Wicara Bersama Dr. Lucky Puspitarini – sesi 1

7 Januari — Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Merkurius saat elongasi timur terbesar dengan sudut 19,2º saat matahari terbenam. Kenampakan di gambar pada tanggal 7 Januari pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Timur maksimum yang dicapai Merkurius 19,2º. Artinya, Merkurius akan berada 19,2º di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Capricornus bisa diamati dengan kecerlangan -0,5 magnitudo setelah Matahari terbenam sampai pukul 19:26 WIB.

30 Januari — Bulan — Venus — Mars

Konjungsi segitiga Bulan, Venus, dan Mars pada tanggal 30 Januari pukul 04:3 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit membentuk segitiga dengan planet Venus dan Mars di ufuk timur sebelum Matahari terbit. Bulan dan Mars berjarak 5,1º sedangkan Bulan dan Venus jaraknya 10º. Untuk pengamatan, Mars terbit lebih dahulu pukul 03:17 WIB, disusul Bulan pada pukul 03:32 WIB, dan terakhir Venus pada pukul 03:50 WIB.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal Januari menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati mulai tengah malam membentang dari Tenggara ke Barat Laut.  

Setelah Matahari terbenam, ada Folmahaut di rasi Piscis Austrini, Archenar di rasi Eridani, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Capella di rasi Auriga, Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di rasi Gemini, yang bisa diamati sampai lewat tengah malam.

Selain itu, ada Regulus di rasi Leo, Spica di Virgo, Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus,  Arcturus di rasi Bootes, yang bisa diamati mulai tengah malam sampai jelang fajar.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 Januari 2022

Peta Bintang 15 Januari 2022

Kampanye Langit Gelap

24 — 31 Januari — Kampanye Globe At Night

Di bulan Januari, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 24 – 31 Januari.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Pada tanggal 24-31 Januari, pengamat di belahan utara maupun selatan diajak untuk mengamati rasi Orion. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini