fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Desember 2023

Fenomena Langit Bulan Desember 2023

Jelang akhir tahun, ada Merkurius, Venus, Jupiter, dan Saturnus yang bisa diamati. Tak lupa, hujan meteor Geminid yang menyemarakkan Desember. 

Jupiter dan Saturnus yang dipotret oleh Jefferson Teng dari Bandar Lampung. Kredit: Jeff Teng
Jupiter dan Saturnus yang dipotret oleh Jefferson Teng dari Bandar Lampung. Kredit: Jeff Teng

Planet

Merkurius. Planet pembawa pesan yang berada paling dekat dengan matahari ini bisa diamati setelah Matahari terbenam. Di awal bulan, Merkurius yang berada di rasi Sagittarius terus menanjak naik sampai mencapai titik tertingginya sebelum kemudian turun mengejar Matahari di ufuk barat. Merkurius akan menghilang lagi di balik cahaya Matahari dan baru tampak lagi di langit fajar di rasi Ophiuchus pada penghujung Desember. 

Venus. Si Bintang Kejora bisa diamati dini hari sebelum Matahari terbit dan bisa ditemukan di rasi Virgo saat awal bulan. Mulai pertengahan Desember, Venus bisa diamati di rasi Libra sampai akhir bulan. Venus berpapasan dengan Bulan di awal Desember.

Mars. Planet merah ini masih sulit diamati karena berada sangat rendah di ufuk timur saat terbit jelang Matahari terbit.

Jupiter. Planet gas raksasa terbesar di Tata Surya ini bisa diamati di rasi Aries setelah Matahari terbenam sampai jelang dini hari. Jupiter juga akan berpapasan dengan Bulan jelang penghujung bulan Desember. 

Saturnus. Saturnus masih bisa diamati di rasi Aquarius setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Planet ini juga berpapasan dengan Bulan jelang akhir Desember. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.

Uranus bisa diamati di rasi Aries bersama Jupiter sejak Matahari terbenam sampai kelang dini hari. Sementara itu, Neptunus yang berada di rasi Pisces sampai pertengahan bulan dan bergeser ke Aquarius bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam.

Bulan

Fase Bulan Desember 2023. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

5 Desember. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

5 Desember.  Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 404.346 km

13 Desember. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

17 Desember. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 367.901 km.

20 Desember. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

27 Desember. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Hujan Meteor

2 Desember — Hujan Meteor Phoenicid

Hujan meteor Phoenicid pada tanggal 2 Desember pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Phoenicid pada tanggal 2 Desember pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Phoenicid berlangsung dari tanggal 28 November – 9 Desember dan mencapai puncak pada tanggal 2 Desember. Hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Phoenix ini memiliki laju meteor per jam yang beragam saat mencapai maksimum. Meskipun demikian, pengamat bisa mengamati setidaknya 12 meteor per jam saat malam puncak hujan meteor. 

Hujan meteor Phoenicid berasal dari puing-puing komet D/1819 W1 (Blanpain) dan bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai kisaran pukul 02:44 WIB. Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Phoenicid adalah pukul 20:00 WIB saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit.

Bulan bisa jadi faktor yang mengganggu di langit dengan 78% permukaan yang teriluminasi saat terbit pukul 22:19 WIB.  

7 Desember — Hujan Meteor Puppid-Velids

Hujan meteor Puppid-Velids pada tanggal 7 Desember pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Puppid-Velids pada tanggal 7 Desember pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Puppid-Velids berlangsung dari tanggal 1 – 15 Desember dan mencapai puncak pada tanggal 7 Desember. Hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Puppis ini memiliki laju 10 meteor per jam saat mencapai maksimum.

Hujan meteor Puppid-Velids baru bisa diamati setelah rasi Puppis yang jadi radian hujan meteor ini terbit pada pukul 20:27 WIB dan bisa diamati sampai fajar menyingsing. Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Puppid-Velids adalah pukul 03:00 WIB saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit. Bulan yang baru melewati fase perbani akhir terbit tengah malam. 

13-14 Desember – Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid pada tanggal 13 Desember pukul 22:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Geminid pada tanggal 13 Desember pukul 22:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Geminid akan menjadi merupakan atraksi menarik di langit malam dengan 150 meteor per jam pada saat mencapai maksimum.

Hujan meteor yang tampak datang dari rasi kembar Gemini ini berlangsung dari tanggal 19 november — 24 Desember dengan intensitas maksimum akan terjadi tanggal 14 Desember. Hujan meteor Geminid  yang berasal dari puing-puing asteroid 3200 Phaethon, melaju dengan kecepatan 35 km/detik dan bisa dinikmati kehadirannya setelah rasi Gemini terbit pukul 20:03 WIB. Bulan terbenam pukul 19:28 WIB sekitar 35 menit sebelum radian Geminid terbit.

21-22 Desember – Hujan Meteor Ursid

Hujan meteor Ursid pada tanggal 22 Desember pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Ursid pada tanggal 22 Desember pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Ursid akan jadi atraksi terakhir tahun 2021. Hujan meteor Ursid yang berlangsung dari tanggal 13 – 24 Desember, akan tampak datang dari rasi Ursa Minor.  Artinya, hanya pengamat di belahan Bumi Utara atau di atas garis khatulistiwa yang bisa menikmati lintasan meteor Ursid. 

Rasi Ursa Minor akan terbit lewat tengah malam bagi pengamat di belahan Bumi Utara. Untuk pengamat di belahan Bumi Selatan, Ursa Minor terbit hampir bersamaan dengan Matahari terbit. Jadi hujan meteor Ursid tidak akan teramati oleh pengamat yang tinggal di bawah garis khatulistiwa.

Puncak hujan meteor Ursid terjadi tanggal 21-22 Desember 2023 dan meteor yang melintas di langit akan bergerak dengan kecepatan 33 km/jam. Saat mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 10 meteor per jam dari sisa komet 8P/Tuttle yang dilintasi Bumi. Hujan meteor Ursid terbit pukul 04:15 WIB dari Bandung. Tapi untuk pengamat Indonesia di belahan bumi Utara atau di utara khatulistiwa seperti di Banda Aceh, hujan meteor ini bisa mulai diamati sejak pukul 01:20 WIB

Peristiwa

5 Desember –- Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Merkurius pada saat berada di titik tertinggi di barat setelah Matahari terbenam tanggal 5 Desember 2023 pukul 18:10 WIB. Kredit: Stellarium
Merkurius pada saat berada di titik tertinggi di barat setelah Matahari terbenam tanggal 5 Desember 2023 pukul 18:10 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Timur maksimum yang dicapai Merkurius 21º. Artinya, Merkurius akan berada 21º di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Sagittarius bisa diamati dengan kecerlangan -0,4 magnitudo setelah Matahari terbenam sampai pukul 19:24 WIB saat Merkurius terbenam.

10 Desember — Bulan — Venus 

Papasan Bulan dan Venus tanggal 10 Desember 2023 pukul 04:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Venus tanggal 10 Desember 2023 pukul 04:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Venus dan bisa diamati sejak keduanya terbit jelang dini hari. Venus terbit terlebih dahulu pada pukul 02:47 WIB disusul Bulan pada pukul 02:52 WIB. Keduanya terpisah 4º.

18 Desember — Bulan — Saturnus

Papasan Bulan dan Saturnus tanggal 18 Desember 2023 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Saturnus tanggal 18 Desember 2023 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Saturnus tampak berpasangan di langit dan bisa diamati setelah Matahari terbenam. Kedua objek terpisah ~6,4º dan bisa diamati sampai jelang tengah malam saat Saturnus terbenam pukul 22:25 WIB disusul Bulan pada pukul 23:04 WIB.

22 Desember – Solstice (Winter Solstice – Belahan Utara ; Summer Solstice – Belahan Selatan)

Matahari saat berada pada titik balik di selatan tanggal 22 Desember 2023 pukul 10:27 WIB. Kredit: Stellarium
Matahari saat berada pada titik balik di selatan tanggal 22 Desember 2023 pukul 10:27 WIB. Kredit: Stellarium

Titik balik musim dingin bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim panas bagi penduduk di Bumi Belahan Selatan. Selain itu, bagi penduduk di belahan selatan, ini merupakan siang terpanjang dan bagi mereka yang berada di utara, ini adalah malam terpanjang.

Titik balik musim dingin akan terjadi tanggal 22 Desember pukul: 10:27 WIB, ketika Matahari berada di rasi Sagittarius. 

22 Desember — Bulan — Jupiter 

Papasan Bulan dan Jupiter tanggal 22 Desember 2023 pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Jupiter tanggal 22 Desember 2023 pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Jupiter dan terpisah 2,5º di rasi Aries dan bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai lewat tengah malam. Jupiter terbenam terlebih dahulu pada pukul 01:57 WIB disusul Bulan pada pukul 02:02 WIB.

23 Desember — Konjungsi Inferior Merkurius

Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi inferior, Merkurius berada di antara Matahari dan Bumi, dan hanya terpisah 2,1°dari Matahari. 

Saat konjungsi inferior, Merkurius berada pada posisi terdekatnya dari Bumi pada jarak 0,68 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 9,9 detik busur.

Peristiwa konjungsi superior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala senja dan mulai bertransisi untuk hadir kala fajar dalam beberapa minggu lagi.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal dan pertengahan Desember menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan tidak mengganggu pengamatan. Awal Desember, Bulan memasuki fase perbani akhir dan terbit tengah malam sedangkan pertengahan Desember, Bulan pada fase Bulan Baru dan tidak tampak di malam hari.

Setelah Matahari terbenam ada Altair di rasi Aquila, Deneb di rasi Cygnus, yang sudah hampir terbenam. Sementara itu, masih ada Archenar di rasi Eridani, Aldebaran di rasi Taurus, Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Capella di rasi Auriga, juga Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di rasi Gemini, serta Regulus di rasi Leo, yang bisa diamati sampai jelang fajar

Mulai tengah malam ada rasi Crux, Rigil Kentaurus dan Hadar di rasi Centaurus, Spica di rasi Virgo, dan Arcturus di rasi Bootes yang bisa diamati sampai fajar.

Peta Bintang 1 Desember 2023

Peta Bintang 15 Desember 2023

3 – 12 Desember — Kampanye Globe At Night

Di bulan Desember, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya dilaksanakan pada tanggal 3 – 12 Desember.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye ini, pengamat di utara diajak untuk mengamati rasi Perseus, sedangkan di belahan selatan melakukan pengamatan rasi Grus mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini