fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Desember 2017

Fenomena Langit Bulan Desember 2017

Di penghujung tahun 2017, Venus dan Saturnus akan pamit dari pengamatan kita, menyisakan Mars & Jupiter kala fajar yang saling berkejaran menemani pengamat dalam fenomena langit bulan Desember 2017.

Bulan Purnama. Kredit: langitselatan
Bulan Purnama. Kredit: langitselatan

Planet

Merkurius dan Saturnus. Di awal Desember, Merkurius dan Saturnus akan tampak di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Keduanya akan bergerak ke barat dan terbenam beriringan. Tapi, duo planet ini hanya akan menemani pengamat sampai pertengahan Desember sebelum kemudian menghilang di balik Matahari saat kedunya berkonjungsi dengan Matahari pada tanggal 13 dan 22 Desember.

Merkurius akan kembali menyapa pengamat di pagi hari sebelum Matahari terbit jelang akhir Desember, menemani Mars dan Jupiter. Selama bulan Desember, Merkurius bisa ditemukan di rasi Ophiuchus.

Venus. Bintang kejora ini hanya bisa diamati sebelum fajar di minggu pertama bulan Desember. Setelah itu, Venus akan perlahan menghampiri Matahari di ufuk timur sebelum kemudian menghilang di balik Matahari. Planet ini sedang menuju konjungsi dengan Matahari yang akan terjadi di awal tahun 2018. Sama seperti Merkurius, Venus juga bisa ditemukan di rasi Ophiuchus selama bulan Desember.

Mars & Jupiter.
Mars terbit lebih dahulu di ufuk timur, disusul Jupiter. Planet merah ini bisa ditemukan di rasi Virgo dengan kecerlangan 1,6 magnitudo, dan terus bergerak menjumpai Jupiter yang menanjak naik dengan kecerlangan -1,6 magnitudo di Libra. Tanggal 14 Desember, Mars akan berjumpa dengan Bulan dan sehari kemudian giliran Jupiter yang akan berpasangan di langit dengan Bulan.

Pasangan Mars dan Jupiter yang tampak berpasangan di langit fajar akan bisa diamati tepat di akhir tahun 2017.

Uranus & Neptunus. Bagi yang punya teleskop, kedua planet es raksasa ini akan tampak sepanjang bulan Desember setelah Matahari terbenam sampai tengah malam. Neptunus akan bertemu Bulan pada tanggal 24 Desember, disusul Uranus pada tanggal 27 Desember. Kedua planet ini tidak dapat diamati dengan mata tanpa alat. Jadi, siapkan teleskop dan cari lokasi yang cukup gelap.

Bulan

Fase Bulan di bulan Desember 2017. Kredit: Wicak Soegijoko
Fase Bulan di bulan Desember 2017. Kredit: Wicak Soegijoko

Awal bulan Desember akan ditandai dengan kehadiran Bulan cembung besar menuju purnama.

3 Desember. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Bulan Purnama 3 Desember sekaligus juga Bulan Purnama paling dekat dengan Perigee karena Bulan akan berada di titik terdekatnya dengan Bumi keesokan harinya.

4 Desember. Bulan di perigee.
Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 357.492 km.

10 Desember. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

18 Desember. Bulan Baru.
Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

19 Desember. Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.603 km

26 Desember. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

Baca juga:  “Mengayak” Debu Tata Surya, Menemukan Cincin Debu Orbit Planet!

Hujan Meteor

14 Desember – Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid 14 Desember 2017 pukul 21:30 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Geminid 14 Desember 2017 pukul 21:30 WIB. Kredit: Star Walk

Di penghujung tahun 2017, hujan meteor Geminid kembali menjadi tontonan menarik dengan 120 meteor per jam saat puncak. Hujan meteor yang tampak datang dari rasi kembar Gemini ini berlangsung dari tanggal 4 — 17 Desember dan puncaknya akan terjadi tanggal 14 Desember ketika Bumi melintasi pecahan asteroid 3200 Phaethon.

Hujan meteor Geminid yang melintas cepat di langit bergerak dengan kecepatan 35 km/detik, dan bisa dinikmati kehadirannya setelah rasi Gemini terbit antara pukul 20.00 – 21:00 WIB. Bulan sabit yang sedang menuju fase bulan baru terbit pukul 02:25 WIB dan tidak akan banyak mengganggu pengamatan. Waktu terbaik untuk pengamatan bisa dilakukan setelah pukul 22:00 WIB saat rasi Gemini sudah cukup tinggi.

22 Desember – Hujan Meteor Ursid

Hujan meteor Ursid 22 Desember 2017 pukul 05:00 WIB dari Medan. Untuk area selatan tidak akan bisa mengamati hujan meteor ini. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Ursid 22 Desember 2017 pukul 05:00 WIB dari Medan. Untuk area selatan tidak akan bisa mengamati hujan meteor ini. Kredit: Star Walk

Sebelum mengakhiri tahun 2017, masih ada stau hujan meteor lagi yang bisa dinikmati. Hujan meteor Ursid yang tampak datang dari rasi Ursa Minor. Artinya, hanya pengamat di belahan Bumi Utara atau di atas garis khatulistiwa yang bisa menikmati lintasan meteor Ursid. Rasi Ursa Minor akan terbit lewat tengah malam bagi pengamat di belahan Bumi Utara. Untuk pengamat di belahan Bumi Selatan, Ursa Minor terbit hampir bersamaan dengan Matahari terbit. Jadi hujan meteor Ursid tidak akan teramati oleh pengamat yang tinggal di bawah garis khatulistiwa.

Puncak hujan meteor Ursid terjadi tanggal 22 Desember 2017 dan meteor yang melintas di langit akan bergerak dengan kecepatan 33 km/jam. Di malam puncak pengamat hanya bisa melihat 10 meteor per jam dari sisa komet 8P/Tuttle yang dilintasi Bumi.

Peristiwa

1 Desember — Mars — Spica

Pasangan Mars dan Spica 1 Desember 2017 pukul 04:00 WIB sebelum fajar. Kredit: Star Walk
Pasangan Mars dan Spica 1 Desember 2017 pukul 04:00 WIB sebelum fajar. Kredit: Star Walk

Mars dan Spica bisa diamati sejak keduanya terbit beriringan di ufuk timur sebelum fajar menyingsing. Keduanya hanya terpisah ~3º. Mars terbit pukul 02:38 WIB dan keduanya akan tampak sampai Matahari terbit.

3 Desember — Bulan — Aldebaran

Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 3 Desember 2017 pukul 18:15 WIB setelah Matahari terbenam. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 3 Desember 2017 pukul 18:15 WIB setelah Matahari terbenam. Kredit: Star Walk

Bulan Purnama dan bintang Aldebaran di rasi Taurus akan tampak berpasangan sangat dekat, hanya terpisah 0,8º di langit pada tanggal 3 Desember sejak keduanya terbit setelah Matahari terbenam. Pasangan Bulan dan Aldebaran bisa diamati sampai fajar menyingsing.

9 Desember — Bulan — Regulus

Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 9 Desember 2017 tengah malam. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 9 Desember 2017 tengah malam. Kredit: Star Walk

Bulan perbani akhir berjumpa dengan Regulus atau alpha Leonis dan tampak berpasangan sejak keduanya terbit beriringan jelang tengah malam. Regulus akan terbit terlebih dahulu pada pukul 22:52 WIB disusul Bulan pukul 23:29 WIB. Jelang dini hari, kedua objek ini akan tampak sangat dekat dan hanya terpisah 0,7º. Pengamatan bisa dilakukan sampai Matahari terbit.

13 Desember — Konjungsi Inferior Merkurius

Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi. Karena itu Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini akan terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari.

14 Desember — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars tanggal 14 Desember 2017 pukul 03:00 WIB sebelum fajar. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Mars tanggal 14 Desember 2017 pukul 03:00 WIB sebelum fajar. Kredit: Star Walk

Konjungsi terjadi tanggal 14 Desember saat keduanya terpisah 4,5º di langit timur sebelum Matahari terbit. Mars terbit terlebih dahulu pukul 02:16 WIB disusul Bulan sabit pada pukul 02:25 WIB.

Baca juga:  Tianwen-1, Misi Mars Dari Negeri Tirai Bambu

15 Desember — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 15 Desember 2017 pukul 04:00 WIB sebelum fajar. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 15 Desember 2017 pukul 04:00 WIB sebelum fajar. Kredit: Star Walk

Bulan dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur sebelum fajar menyingsing, dan bisa diamati sejak keduanya terbit. Jupiter akan terbit terlebih dahulu pada pukul 02:53 WIB disusul Bulan sabit pada pukul 03:07 WIB dan hanya terpisah 4,7º.

21 Desember – Solstice (Winter Solstice – Belahan Utara ; Summer Solstice – Belahan Selatan)

Ilustrasi Solstis musim dingin bagi mayarakat di Utara dan musim panas di belahan Selatan. Kredit: langitselatan
Ilustrasi Solstis musim dingin bagi mayarakat di Utara dan musim panas di belahan Selatan. Kredit: langitselatan

Titik balik musim dingin bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim panas bagi penduduk di Bumi Belahan Selatan. Selain itu, bagi penduduk di belahan selatan, ini merupakan siang terpanjang dan bagi mereka yang berada di utara, ini adalah malam terpanjang.

Titik balik musim dingin akan terjadi tanggal 21 Desember pukul: 23:29 WIB

22 Desember — Konjungsi Saturnus

Konjungsi Saturnus. Kredit: langitselatan
Konjungsi Saturnus. Kredit: langitselatan

Saturnus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi. Saat konjungsi dengan Matahari, Saturnus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dengan Matahari ada di antara keduanya. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Saturnus akan tampak sangat dekat dengan Matahari sehingga tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Jika Saturnus bisa diamati, maka planet cincin ini akan tampak kecil dan redup.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan Desember menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.

Setelah Matahari terbenam, ada Capella di rasi Auriga, Betelguese dan Rigel di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Canopus di rasi Carina, Altair di rasi Aquila, Archenar di rasi Eridanus, Sirius di rasi Canis Major, dan Procyon di rasi Canis Mayor yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Jelang dini hari, pengamat bisa menikmati kehadiran Rasi Crux, Rigel Kentaurus di rasi Centaurus, Crux si salib selatan, Spica di Virgo, dan Arcturus di rasi Bootes

Peta Bintang 1 Desember 2017

Peta Bintang 15 Desember 2017

Kampanye Langit Gelap

9 — 18 Desember — Kampanye Globe At Night
Di bulan Desember ,kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 9 – 18 Desember. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut. Pengamat di langit utara bisa mengamati rasi Pegasus, sedangkan pengamat di langit selatan bisa mengamati rasi Grus.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini