fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan September 2023

Fenomena Langit Bulan September 2023

Bulan September, para pengamat bisa menyaksikan planet visual dan papasannya dengan Bulan dan kehadiran komet C/2023 P1 (Nishimura).

Komet C/2023 P1 (Nishimura) yang dipotret 18 Agustus 2023. Kredit:NASA/Dan Bartlett

Planet

Merkurius. Mengawali September, planet terdekat dari Matahari ini sudah sangat rendah di ufuk barat saat Matahari terbenam. Merkurius kemudian menghilang dari langit senja di balik cahaya Matahari seiring posisi Merkurius yang berada di antara Matahari dan Bumi saat konjungsi inferior. Merkurius kembali muncul di ufuk timur kala fajar pada pertengahan September. Planet ini terus menanjak naik sampai mencapai titik tertinggi jelang akhir September dan kemudian turun mengejar Matahari. Merkurius bisa diamati jelang akhir September di rasi Leo sebelum Matahari terbit. Planet ini berpapasan dengan Bulan pada pertengahan September namun terlalu rendah untuk bisa diamati.

Venus. Si Bintang Kejora bisa diamati di ufuk timur sebelum Matahari terbit mulai pukul empat dini hari di rasi Cancer dan terus bergeser ke rasi Leo di akhir September. 

Mars. Planet merah ini masih tampak di langit setelah Matahari terbenam selama bulan September. Mars bisa diamati di rasi Virgo dan berpapasan dengan Bulan pada pertengahan September. Planet ini terus turun mengejar Matahari dan di penghujung September, planet merah ini sudah rendah di ufuk setelah Matahari terbenam. 

Jupiter. Planet gas raksasa terbesar di Tata Surya ini bisa diamati di rasi Aries jelang tengah malam sampai saat matahari terbit. Jupiter terus menanjak naik di langit malam dan berpapasan dengan Bulan pada awal September. 

Saturnus. Saturnus masih bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai dini hari ketika Saturnus terbenam jelang Matahari terbit. Planet ini bisa diamati di rasi Aquarius dan berpapasan dengan Bulan di penghujung bulan September. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.

Uranus bisa diamati di rasi Aries mulai jelang tengah malam sedangkan Neptunus yang berada di rasi Pisces bisa diamati setelah Matahari terbenam. Keduanya bisa diamati sampai Matahari terbit. Pada pertengahan September, Neptunus akan mengalami oposisi yakni berada pada jarak terdekat dari Bumi sehingga piringannya akan tampak lebih besar jika dilihat dengan teleskop. 

Bulan

Fase Bulan September 2023. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

7 September. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

12 September.  Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 402.291 km

15 September. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

23 September. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

28 September. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 359.911 km.

29 September. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Hujan Meteor

1 September – Hujan Meteor Aurigid

Hujan meteor Aurigid 1 September pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Aurigid 1 September pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium

Dimulai tanggal 28 Agustus – 5 September, hujan meteor Aurigid yang berasal dari pecahan komet  Kiess (C/1911 N1) akan mencapai puncak pada tanggal 1 September. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Auriga yang terbit pukul 01:33 WIB.  Bagi pengamat yang arah horisonnya terhalang pohon atau bangunan, pengamatan bisa dilakukan sekitar pukul 03:00 WIB dini hari saat rasi Auriga sudah lebih tinggi di ufuk timur.  

Saat maksimum, pengamat bisa melihat 6 meteor per jam. Untuk tahun 2023, Bulan cembung besar masih terang sepanjang malam sehingga bisa menjadi tantangan dalam berburu meteor. Pengamatan masih bisa dilakukan sampai tanggal 5 September. 

9 September – Hujan Meteor Epsilon Perseid

Hujan meteor Epsilon Perseid 9 September pukul 01:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Epsilon Perseid 9 September pukul 01:00 WIB. Kredit: Stellarium

Dimulai tanggal 5 – 21 September, hujan meteor epsilon Perseid yang juga berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak tanggal 9 September. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Perseus dan saat puncak menghasilkan 5 meteor setiap jam yang bergerak dengan kecepatan 64 km/jam.

Rasi Perseus terbit pukul 22:07 WIB dan hujan meteor epsilon Perseid bisa diamati sejak rasi Perseid yang merupakan radian hujan meteor ini berada di atas horison timur. Pengamat bisa mulai berburu epsilon Perseid mulai pukul 23:00 sampai jelang fajar menyingsing. Saat terbaik untuk mengamati hujan meteor epsilon Perseid adalah pukul 03:45 WIB saat titik radiannya mencapai titik tertinggi di langit. Bulan sabit baru terbit pukul 01:25 WIB dan permukaan Bulan yang teriluminasi hanya 27%.

Komet

1 – 6 September — Komet C/2023 P1 (Nishimura)

Perjalanan komet C/2023 P1 (Nishimura) melintasi rasi bintang menuju perihelion sejak Agustus. Kredit: Star Walk

Pada tanggal 12 Agustus 2023, astronom amatir Hideo Nishimura menemukan komet C/2023 P1 (Nishimura) yang akan mencapai perihelion pada tanggal 18 September 2023. Saat perihelion atau jarak terdekat dengan Matahari, komet C/2023 P1 (Nishimura) akan berada 34 juta km dari Matahari. Dan dalam perjalanannya, komet ini juga akan berpapasan dekat dengan Bumi pada taggal 13 September dengan jarak 128 juta km. Kecerlangan maksimum komet ini diperkirakan pada tanggal 17 September yakni 4,8 magnitudo, sehingga memunkginkan untuk diamati dengan mata tanpa alat.

Untuk pengamatan ideal dari Indonesia bisa dilakukan pada tanggal 1-6 September saat komet Nishimura masih bisa diamati sebelum Matahari terbit meskipun tentu saja komet ini cukup rendah di ufuk timur.

Peristiwa

4 September — Bulan — Jupiter 

Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 4 Agustus 2023 pukul 23:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 4 Agustus 2023 pukul 23:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Jupiter di rasi Aries dan bisa diamati sejak keduanya terbit jika horison pengamatan tidak terhalang. Untuk area perkotaan, pengamatan bisa dilakukan saat Bulan dan Jupiter sudah agak tinggi saat tengah malam. Bulan dan Jupiter hanya terpisah 3º dan keduanya bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada pukul 21:48 WIB disusul Jupiter delapan menit kemudian pada pukul 21:56 WIB.

5 September — Bulan — Pleiades

Pasangan Bulan dan Gugus Pleiades tanggal 6 Agustus 2023 pukul 01:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Gugus Pleiades tanggal 6 Agustus 2023 pukul 01:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan gugus Pleiades bisa diamati berpapasan sangat dekat < 1º. Pasangan ini bisa diamati jelang tengah malam sampai saat fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada pukul 22:42 WIB disusul gugus bintang Pleiades terbit pukul 22:50 WIB.

6 September — Konjungsi Inferior Merkurius

Merkurius dalam terang matahari saat Konjungsi inferiornya pada tanggal 6 September 2023 pukul 06:00 WIB. Kredit: Stellarium
Merkurius dalam terang matahari saat Konjungsi inferiornya pada tanggal 6 September 2023 pukul 06:00 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi inferior, Merkurius berada di antara Matahari dan Bumi, dan hanya terpisah 3,7°dari Matahari. 

Saat konjungsi inferior, Merkurius berada pada posisi terdekatnya dari Bumi pada jarak 0,64 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 10,6 detik busur.

Peristiwa konjungsi superior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala senja dan mulai bertransisi untuk hadir kala fajar dalam beberapa minggu lagi.

16 & 17 September — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars pada tanggal 16 September 2023 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Mars pada tanggal 16 September 2023 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Selama dua hari sejak tanggal 16 sampai 17 September, Bulan tampak berpapasan dengan planet Mars kala senja. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam dengan jarak antara kedua objek sekitar 4º. Akan tetapi keduanya cukup rendah di ufuk barat sehingga jadi tantangan tersendiri untuk pengamatan. Pada tanggal 16, Bulan terbenam pukul 18:45 WIB disusul Mars 13 menit kemudian. Keesokan harinya, Mars terbenam lebih dahulu pada pukul 18:57 WIB disusul Bulan pukul 19:29 WIB. 

19 September – Oposisi Neptunus

Neptunus saat baru terbit tanggal 6 September 2023 pukul 18:00 WIB. Saat oposisi, Neptunus terbit seiring Matahari terbenam dan bisa diamati sampai fajar. Kredit: Stellarium.
Neptunus saat baru terbit tanggal 6 September 2023 pukul 18:00 WIB. Saat oposisi, Neptunus terbit seiring Matahari terbenam dan bisa diamati sampai fajar. Kredit: Stellarium.

Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 19 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi. Saat oposisi, Neptunus sedang berada pada jarak 28,90 SA di rasi Pisces dengan kecerlangan 7,8 magnitudo. Untuk bisa melihat planet es ini, siapkan teleskop dan jangan kecewa jika menemukan Neptunus hanya titik biru di teleskop anda. Saat oposisi, Neptunus tampak sedikit lebih besar dengan diameter piringan 2,4 detik busur.

Bagi pengamat di Bumi, Neptunus bisa diamati dengan teleskop sejak Matahari terbenam sampai fajar.

21 September — Bulan — Antares

Pasangan Bulan dan Antares tanggal 21 Agustus 2023 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Antares tanggal 21 Agustus 2023 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit dan Antares atau bintang alpha Scorpius bisa diamati berpapasan dekat kurang dari 1º. Pasangan ini bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai saat keduanya terbenam. Antares terbenam pukul 22:36 WIB disusul Bulan pada pukul 22:50 WIB.

Untuk pengamat yang sedang berada di Jepang, Rusia, Guam, dan utara Pulau Mariana, Bulan akan tampak mengokultasi Antares dan bintang Antares menghilang dari medan pandang sebelum kemudian muncul kembali.  

22 September — Elongasi Barat Maksimum Merkurius

Merkurius saat elongasi barat maksimum sebelum Matahari terbit pada tanggal 22 September 2023 pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium
Merkurius saat elongasi barat maksimum sebelum Matahari terbit pada tanggal 22 September 2023 pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Barat maksimum yang dicapai Merkurius 17,9º. Artinya, Merkurius akan berada 17,9º di arah timur Matahari. Merkurius yang berada di rasi Leo bisa diamati dengan kecerlangan -0,3 magnitudo sebelum Matahari terbit mulai pukul 04:41 WIB.

23 September – Ekuinoks

Matakari saat Ekuinoks tanggal 23 September 2023 pukul 13:49 WIB. Matahari berada di rasi Virgo. Kredit: Stellarium
Matakari saat Ekuinoks tanggal 23 September 2023 pukul 13:49 WIB. Matahari berada di rasi Virgo. Kredit: Stellarium

Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 23 September merupakan Ekuinoks Musim Gugur atau titik balik musim gugur yang menandai awal musim gugur. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi yang menandai awal musim semi.

Ekuinoks September terjadi tanggal 23 September pukul: 13:49 WIB, ketika Matahari berada di rasi Virgo.

27 September — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 27 Agustus 2023 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 27 Agustus 2023 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Saturnus tampak berpasangan di langit dan bisa diamati setelah Matahari terbenam. Keduanya bisa diamati sampai dini hari saat Bulan terbenam pukul 03:41 WIB disusul Saturnus pukul 03:50 WIB. 

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan September menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah maam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.  

Setelah Matahari terbenam ada Arcturus di rasi Bootes, Antares di Scorpius, Spica di Virgo, Rigel Kentaurus dan Hadar di Centaurus, rasi Crux yang bisa diamati sampai jelang tengah malam. Selain itu masih ada Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquila, Deneb di rasi Cygnus yang bisa diamati sampai lewat tengah malam.

Jelang tengah malam sampao tengah malam ada Archenar di rasi Eridani, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Capella di rasi Auriga, Aldebara di rasi Taurus, Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, yang bisa diamati sampai fajar. Jelang fajar ada Procyon di rasi Canis Minor, serta Pollux dan Castor di rasi Gemini.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 September 2023

Peta Bintang 15 September 2023

Kampanye Langit Gelap

5 – 14 September — Kampanye Globe At Night

Di bulan September, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 5 – 14 September.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye ini, pengamat di utara diajak untuk mengamati rasi Cygnus, sedangkan di belahan selatan melakukan pengamatan rasi Sagitarius dan rasi Grus.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini