fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit bulan September 2018

Fenomena Langit bulan September 2018

Fenomena langit bulan September menyajikan kehadiran komet 21P/Giacobini-Zinner yang mencapai kecerlangan maksimum saat perihelion.

Komet 21P/Giacobini-Zinner, salah satu fenomena langit bulan september yang ditunggu. Dipotert tanggal 18 Agustus 2018 dari Moscow, Rusia. Fotografer: Alexander Vasenin . Kredit: Wikimedia
Komet 21P/Giacobini-Zinner, salah satu fenomena langit bulan september yang ditunggu. Dipotert tanggal 18 Agustus 2018 dari Moscow, Rusia. Fotografer: Alexander Vasenin . Kredit: Wikimedia

Planet

Merkurius. Sepanjang bulan September, planet terdekat dari Matahari ini akan terus mengejar Matahari sampai menghilang saat berkonjungsi dengan Matahari pada tanggal 21 September 2018. Setelah itu pun, Merkurius masih terlalu rendah di ufuk untuk bisa diamati.

Tanggal 2 September, Merkurius akan mencapai perihelion atau titik terdekatnya dari Matahari.

Venus. Si Bintang Kejora masih setia di langit bagian barat setelah Matahari terbenam. Di sepanjang bulan September, Venus akan tampak turun mengejar Matahari dan waktu terbenam pun bergeser dari 20:36 waktu lokal di awal bulan ke 19:45 waktu lokal di akhir bulan September.  Venus dan Spica (alpha Virgo) tampak berpasangan di langit selama beberapa hari di awal September. Venus juga akan berpapasan dengan Bulan pada pertengahan September. Planet ini masih sangat terang di langit dengan kecerlangan -4,4 magnitudo dan bisa ditemukan di rasi Virgo.

Tanggal 5 September, Venus akan mencapai aphelion atau titik terjauhnya dari Matahari.

Mars. Planet merah ini sedang menuju titik terdekatnya dengan Matahari pada tanggal 16 September. Untuk pengamat di Bumi, Mars bisa diamati sampai lewat tengah malam di rasi Capricornus dengan kecerlangan -2 magnitudo. Planet ini berpapasan dengan Bulan pada tanggal 20 September.

Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini sudah mulai mengarah ke barat saat Matahari terbenam, meski masih bisa diamati sampai jelang tengah malam. Planet gas raksasa ini bisa diamati di rasi Libra dengan kecerlangan -1,7 magnitudo. Pada bulan September, Jupiter juga akan bertemu dan berkonjungsi dengan Bulan pada tanggal 14 September.

Saturnus. Planet cincin ini masih bisa diamati sampai tengah malam. Saturnus bisa ditemukan di rasi Sagittarius, sang pemanah, dengan kecerlangan 0,4 magnitudo. Tanggal 17 September, Saturnus akan tampak berpasangan dengan Bulan sampai keduanya terbenam.

Uranus dan Neptunus. Bagi yang punya teleskop, duo planet es raksasa ini akan tampak sepanjang bulan September sampai fajar menyingsing. Uranus baru terbit pada kisaran pukul 21:15 waktu lokal dan terus bergeser ke pukul 19:45 waktu lokal di penghujung September. Planet ini akan tampak di rasi Aries dengan kecerlangan 5,7 magnitudo.

Neptunus mencapai oposisi tanggal 8 September, dan jadi waktu terbaik untuk mengamati planet es ini. Neptunus bisa ditemukan di rasi Aquarius dengan kecerlangan 7,8 magnitudo.

Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

3 September. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

8 September. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 361.351 km.

10 September. Bulan Baru.  Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

17 September. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Agustus 2016

20 September. Bulan di apogee. Bulan mencapai jarak terjauhnya dari Bumi pada jarak 404.876 km.

25 September. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Komet

21P/Giacobini-Zinner

Peta jejak komet 21P/Giacobini-Zinner selama bulan September. Kredit: in-the-sky.org
Peta jejak komet 21P/Giacobini-Zinner selama bulan September. Kredit: in-the-sky.org

Komet 21P ditemukan oleh Michael Giacobini saat melakukan pengamatan di Observatorium Nice pada 20 Desember 1900, dan diperkirakan memiliki periode 6,58 tahun. Tahun 2018, 21P/Giacobini-Zinner kembali menuju perihelion dan akan mencapai posisi terdekatnya dengan Matahari tanggal 10 September 2018.

Saat berada di perihelion, jarak komet 21P/Giacobini-Zinner 1,01 AU (151,5 juta km) dari Matahari atau 0,38 AU (57 juta km) dari Bumi. Pada saat itu, komet 21P/Giacobini-Zinner mencapai kecerlangan maksimum yakni 6,5 magnitudo. Komet 21P/Giacobini-Zinner terbit pukul 00:32 WIB di rasi Auriga dan bisa daiamati sampai Matahari terbit.

Awal September, komet 21P/Giacobini-Zinner bisa diamati di rasi Auriga yang terbit tengah malam. Tanggal 3 September, komet 21P/Giacobini-Zinner bisa dilihat berdampingan dengan bintang Capella di rasi Auriga. Keduanya hanya terpisah 2,5º.

Setelah mencapai perihelion, komet 21P/Giacobini-Zinner tampak bergerak meninggalkan Auriga menuju perbatasan Gemini dan Orion, sebelum akhirnya menuju rasi Monoceros di akhir September.

Peristiwa

1 September — Venus — Spica

Pasangan Venus dan Spica setelah Matahari terbenam pada tanggal 2 September pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Venus dan Spica setelah Matahari terbenam pada tanggal 2 September pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk

Pengamat bisa menikmati Bintang Kejora dan Spica, si bintang terang di rasi Virgo yang berpasangan di langit senja setelah Matahari terbenam. Keduanya hanya terpisah 1,5º dan tampak beriringan menuju ufuk barat. Venus terbenam lebih dahulu pada pukul 20:36 WIB disusul Spica pada pukul 20:44 WIB. Venus tampak terang dengan kecerlangan -4,2 magnitudo sedangkan Spica 0,95 magnitudo.

Meskipun posisi terdekat keduanya terjadi pada tanggal 1 September, pasangan Venus dan Spica masih tampak cukup dekat di langit selama beberapa hari di awal bulan September.

3 September — Bulan — Aldebaran

Pasangan Bulan dan Aldebaran pada tanggal 3 Septmber pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Aldebaran pada tanggal 3 Septmber pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan Perbani Akhir dan bintang Aldebaran di rasi Taurus akan terbit beriringan dan tampak berpasangan sangat dekat, hanya terpisah 3,8º di langit mulai tengah malam sampai fajar menyingsing. Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 23:26 WIB disusul Aldebaran pukul 23:45 WIB di ufuk timur, dan bergerak menuju meridian sampai saat Matahari terbit.

8 September – Oposisi Neptunus

Konfigurasi Oposisi Planet Neptunus. Kredit: langitselatan
Konfigurasi Oposisi Planet Neptunus. Kredit: langitselatan

Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 8 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi. Saat oposisi Neptunus sedang berada pada jarak 28,93 AU di rasi Aquarius dengan kecerlangan 7,8 magnitudo. Untuk bisa melihat planet es ini, siapkan teleskop dan jangan kecewa jika menemukan Neptunus hanya titik biru di teleskop anda.

14 September — Bulan — Jupiter

Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 14 September 2018 pukul 19:00 WIB. Pasangan Bulan dan Jupiter sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam. Kredit: Star Walk
Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 14 September 2018 pukul 19:00 WIB. Pasangan Bulan dan Jupiter sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam. Kredit: Star Walk

Bulan Sabit dan Jupiter berkonjungsi di rasi Libra dan sudah melewati meridian langit saat Matahari terbenam. Keduanya bisa diamati sampai pukul 21:00 WIB saat Jupiter terbenam pukul 21:31 WIB disusul Bulan pada pukul 21:56 WIB. Keduanya tampak terpisah 4,8º.

17 September — Bulan — Saturnus

Konjungsi Bulan dan Saturnus tanggal 17 September 2018 pukul 21:00 WIB. Pasangan Bulan dan Saturnus sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam. Kredit: Star Walk
Konjungsi Bulan dan Saturnus tanggal 17 September 2018 pukul 21:00 WIB. Pasangan Bulan dan Saturnus sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam. Kredit: Star Walk

Pasangan planet cincin Saturnus dan Bulan akan tampak berpasangan dengan jarak 2,4º dan bisa diamati sejak Matahari terbenam di rasi Sagittarius sampai keduanya terbenam lewat tengah malam. Bulan terbenam lebih dahulu pada pukul 00:25 WIB disusul Saturnus pada pukul 00:29 WIB dini harinya.

Baca juga:  Mikroba Dari Bumi Mengkontaminasi Mars?

21 September — Konjungsi Superior Merkurius

Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1º 29’ dari Matahari. Atau, Merkurius berada pada sisi terjauhnya dari Bumi, dan terjadi dalam satu siklus sinodik planet tersebut (116 hari). Peristiwa konjungsi superior Merkurius juga menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.

23 September – Ekuinok

Matahari berada di ekuinok atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 23 September merupakan Ekuinoks Musim Gugur atau titik balik musim gugur yang menandai awal musim gugur. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi yang menandai awal musim semi.

Ekuinoks September akan terjadi tanggal 23 September pukul: 08:54 WIB

Rasi Bintang & Bima Sakti

September adalah waktu terbaik untuk mengamati Bima Sakti yang membentang dari Timur laut ke Barat daya sebelum tengah malam.  Jelang pertengahan September menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan mencapai fase Bulan Baru. Setelah Matahari terbenam, Altair di  rasi Aquila, Spica di Virgo, Arcturus di rasi Bootes, Vega di rasi Lyra, dan Rigil Kentaurus di rasi Centaurus.

Tengah malam sampai jelang dini hari ada Archenar di rasi Eridanus, Betelguese dan Rigel di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Sirius di rasi Canis Mayor, Canopus di rasi Carina, dan Capella di rasi Auriga yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Peta Bintang 1 September 2018

Peta Bintang 15 September 2018

Kampanye Langit Gelap

1 — 10 September — Kampanye Globe At Night

Di bulan September, kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 1 – 10 September.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk bulan September, para pengamat di langit utara bisa melakukan pengamatan rasi Cygnus sedangkan pengamat di selatan bisa mengamati rasi Sagittarius untuk mengetahui berapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Mba saya penggemar baca tulisan2 tentang astrofisika, termasuk tulisan2 mba melalui LS. Yang saya ingin dapat penjelasan; 1. adakah batas/pinggir alam semesta ? 2. Pengertian expanding universe. Alam semestanya yang berkembang ? atau hanya benda2 langit nya yang bergerak saling me.njauh ? Terima kasih mba?