Jangan lewatkan Gerhana Bulan Penumbra yang bertepatan dengan puncak hujan meteor Eta Aquarid di awal Mei!
Planet
Merkurius. Planet terdekat dengan Matahari ini berada pada posisi konjungsi inferior di awal Mei sehingga plaet ini tidak tampak. Merkurius baru mulai menampakkan dirinya di ufuk timur sebelum fajar menyingsing pada pertengahan Mei dan terus menanjak naik di langit fajar sampai saat mencapai elongasi barat terbesarnya di penghujung Mei. Selama bulan Mei, planet Merkurius bisa diamati di rasi Aries. Planet ini berpapasan dengan Bulan pada pertengahan Mei.
Venus dan Mars. Bintang kejora dan planet merah ini bisa diamati setelah Matahari terbenam. Planet paling terang ini terus beranjak naik setiap harinya setelah matahari terbenam dan bisa diamati sampai pukul setengah sembilan malam saat Venus terbenam. Venus bisa diamati di rasi Taurus di awal Mei dan planet ini terus bergeser ke rasi Gemini pada pertengahan sampai akhir Mei. Jelang akhir Mei, Venus berpapasan dekat dengan Bulan dan membentuk segitiga dengan castor dan Pollux di Gemini. Dan di akhir bulan Mei, Venus berpasangan dekat dengan Pollux.
Sementara itu, si planet merah juga bisa diamati setelah Matahari terbenam di rasi Gemini sampai pertengahan Mei dan bergeser ke Cancer di akhir Mei. Di awal Mei, Mars tampak membentuk segitiga dengan Pollux dan Castor dan jelang akhir Mei, Mars berpapasan dengan Bulan dan membentuk garis lurus dengan Pollux.
Jupiter. Planet gas raksasa terbesar di Tata Surya ini bisa diamati selama bulan Mei sebelum Matahari terbit. Di awal Mei, Jupiter masih rendah di horison timur tapi terus menanjak naik di di langit fajar setiap harinya. Jupiter berpapasan dengan Bulan pada pertengahan Mei dan membentuk konjungsi segitiga bersama Bulan dan Merkurius.
Saturnus. Planetyang terkenal karena cincinnya ini bisa diamati sejak lewat tengah malam sampai saat Matahari terbit. Planet ini terus menanjak naik dari awal hingga akhir bulan dan bisa ditemukan di rasi Aquarius. Jelang pertengahan Mei, Saturnus berpapasan dengan Bulan.
Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.
Uranus menghilang di awal mei dan baru mulai menampakkan diri kembali sebelum Matahari terbenam jelang akhir Mei. Planet ini bisa diamati di rasi Aries. Sementara itu, Neptunus yang berada di rasi Pisces bisa diamati jelang dini hari sampai Matahari terbit.
Bulan
Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.
6 Mei. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.
Pada tanggal 6 Mei, Bulan juga akan mengalami gerhana penumbra saat Bulan masuk dalam bayang sama Bumi.
11 Mei. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 369.343 km.
12 Mei. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.
19 Mei. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.
26 Mei. Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 404.509 km
27 Mei. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.
Gerhana
5-6 Mei – Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei menjadi gerhana bulan pertama di musim gerhana 2023. Dua minggu setelah gerhana matahari, pengamat di Indonesia bisa menyaksikan seluruh proses Gerhana Bulan Penumbra yang terjadi mulai taggal 5 Mei dan berakhir pada tanggal 6 Mei jelang dini hari.
Saat gerhana, Bulan tidak akan menghilang di langit malam. Bahkan tidak mudah untuk bisa mengetahui apakah Bulan sedang berada dalam kondisi Gerhana ataukah hanya Bulan Purnama biasa. Bulan hanya tampak berubah sedikit gelap, atau berkurang kecerlangannya.
Saat Gerhana Bulan Penumbra, Bulan akan masuk dalam kerucut penumbra Bumi, dan tetap menerima sebagian cahaya Matahari untuk dipantulkan. Kontak pertama Gerhana Bulan Penumbra 5 Mei terjadi pukul 22:14:10 WIB dan berakhir tanggal 6 Mei pukul 02:31:40 WIB. puncak gerhana terjadi tanggal 6 Mei pukul 00:22:51 WIB.
Gerhana Bulan Penumbra ini bisa diamati dari seluruh wilayah Indonesia.
Hujan Meteor
5-6 Mei – Hujan Meteor Eta Aquarid
Dimulai tanggal 15 April – 27 Mei, hujan meteor Eta Aquariid yang berasal dari sisa komet Halley akan mencapai maksimum tanggal 6 Mei. Hujan meteor tersebut akan tampak tampak datang dari rasi Aquarius dan bisa diamati setelah lewat tengah malam sampai jelang fajar, setelah rasi Aquarius terbit pukul 01:24 WIB.
Di malam puncak, seharusnya pengamat bisa melihat 60 meteor yang berasal dari sisa komet Halley setiap jam dengan kecepatan 66,9 km/detik. Bulan Purnama yang terang sepanjang malam akan jadi faktor utama yang menghalangit perburuan meteor.
Peristiwa
2 Mei — Konjungsi Inferior Merkurius
Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi inferior, Merkurius berada di antara Matahari dan Bumi, dan hanya terpisah 0,7°dari Matahari. Saat konjungsi inferior, Merkurius berada pada posisi terdekatnya dari Bumi pada jarak 0,56 SA dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 11,9 detik busur.
7 Mei — Bulan — Antares
Bulan berpapasan dekat dengan Antares si bintang terang di rasi Scorpio. Keduanya hanya terpisah 2,25º dan bisa diamati sejak terbit sampai saat Matahari terbit. Bulan terbit pada pukul 19:05 WIB disusul Antares satu menit kemudian.
8 Mei — Mars — Pollux
Mars berada di rasi Gemini dan hanya terpisah 5º dari Pollux bintang terang di rasi kembar. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai pukul 22:13 WIB
10 Mei — Konjungsi Uranus
Uranus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 20,66 SA. Uranus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari berada di antara kedua planet. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Uranus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dengan jarak 0,3° dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Jika Uranus bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 3,4 detik busur.
Uranus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi dan Matahari ada di antara kedua planet ini. Akibatnya, pengamat di Bumi tidak akan bisa melihat planet cincin yang menggelinding tersebut, karena jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari.
14 Mei — Bulan — Saturnus
Bulan dan Saturnus bisa diamati mulai lewat tengah malam sampai saat Matahari terbit pada pukul 05:52 WIB. Bulan berada 2,9º di selatan Saturnus dan keduanya mulai bisa diamati sejak Saturnus terbit pukul 00:52 WIB disusul Bulan pukul 01:04 WIB.
18 Mei — Bulan — Jupiter — Merkurius
Bulan berpapasan dengan Merkurius, dan membentuk konjungsi segitiga dengan Jupiter. Ketiganya bisa diamati sejak terbit sampai saat fajar menyingsing. Matahari terbit pada pukul 05:52 WIB. Bulan terpisah 5º dari Jupiter dan berada 3,5º dari Merkurius. Jupiter terbit terlebih dahulu pada pukul 04:06 WIB disusul Bulan pada pukul 04:26 WIB dan Merkurius pukul 04:32 WIB.
23 Mei — Bulan — Venus
Pasangan Bulan dan Venus bisa diamati kala petang. Bulan berada 1,11º di utara Venus. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai pukul 20:47 WIB saat Venus terbenam disusul Bulan pkul 20:50 WIB.
24 Mei — Bulan — Mars
Bulan berpapasan 5º di selatan Mars dan bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Keduanya bisa diamati sampai saat Bulan terbenam pukul 21:42 WIB disusul Mars tujuh menit kemudian.
29 Mei — Elongasi Barat Maksimum Merkurius
Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi barat maksimum yang dicapai Merkurius 24,9º. Artinya, Merkurius akan berada 24,9º di arah timur Matahari. Merkurius yang berada di rasi Aries bisa diamati dengan kecerlangan 0,6 magnitudo sejak Merkurius terbit pukul 04:15 WIB sampai Matahari terbit pada pukul 05:54 WIB.
29 Mei — Venus – Pollux
Setelah Mars, giliran Venus berpapasan dengan Pollux dan hanya terpisah 5º. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai pukul 20:50 WIB.
Rasi Bintang & Bima Sakti
Pertengahan Mei menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati setelah lewat tengah malam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.
Setelah Matahari terbenam, ada Rigel and Betelgeuse di rasi Orion, Capella di rasi Auriga, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di Gemini, yang bisa diamati sampai tengah malam. Selain itu, ada Regulus di rasi Leo, Spica di rasi Virgo, rasi Crux, Rigel Kentaurus di rasi Centaurus, Arcturus di rasi Bootes, Antares di rasi Scorpius, Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquilla, dan Deneb di rasi Cygnus, yang bisa diamati sepanjang malam sampai jelang fajar.
Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.
Peta Bintang 1 Mei 2023
Peta Bintang 15 Mei 2023
Kampanye Langit Gelap
11 – 20 Mei — Kampanye Globe At Night
Di bulan Mei, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 11 – 20 Mei. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.
Untuk kampanye ini, pengamat di utara diajak untuk mengamati rasi Leo dan rasi Bootes, sedangkan di belahan selatan melakukan pengamatan rasi Leo dan rasi Crux.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.
Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.
Clear Sky!
Tulis Komentar