fbpx
langitselatan
Beranda » Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019

Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019

Gerhana Matahari Cincin (GMC) 26 Desember 2019 akan menjadi atraksi penutup yang istimewa bagi masyarakat Indonesia. Seluruh masyarakat Indonesia, bisa menyaksikan peristiwa gerhana matahari.

Simulasi Gerhana Matahari Cincin 2019. Kredit: langitselatan
Simulasi Gerhana Matahari Cincin 2019. Kredit: langitselatan

Tapi, tidak semua daerah bisa melihat cincin api di langit. Jalur cincin gerhana matahari hanya melintasi sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Di antaranya adalah sebagian wilayah propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. Daerah di luar jalur cincin akan bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.

Gerhana Matahari memang peristiwa yang selalu terjadi setiap tahun. akan tetapi, wilayah yang dilintasi tidak selalu tepat sama. Terakhir kali Gerhana Matahari Cincin melintasi Indonesia terjadi satu dekade lalu pada tanggal 26 Januari 2009. GMC berikutnya baru akan melintasi Indonesia pada tanggal 21 Mei 2031 dengan jalur cincin melewati sebagian Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Kesempatan lain melihat gerhana sebagian bisa diperoleh tahun 2020 pada tanggal 21 Juni. Sedangkan untuk gerhana matahari total baru bisa disaksikan kembali 20 April 2023 saat lintasan totalitas melewati Laut Banda dan sebagian Papua.

Untuk yang terdekat, tentu saja GMC 26 Desember 2019!

Gerhana Matahari Cincin

Skema terjadinya GMC. Kredit: langitselatan

Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan berada segaris di antara Matahari dan Bumi, sehingga cahaya Matahari dihalangi oleh piringan Bulan. Posisi sejajar ini pada umumnya terjadi saat fase Bulan baru. Akan tetapi, tidak setiap Bulan baru kita bisa menyaksikan gerhana.

Bulan bergerak mengelilingi Bumi dengan kemiringan orbit sekitar 5 derajat terhadap orbit Bumi dan Matahari (ekliptika). Akibatnya, posisi Matahari – Bulan – Bumi tidak selalu tepat segaris. Ada kalanya bayangan Bulan melintas di atas atau di bawah Bumi sehingga tidak terjadi gerhana. Peristiwa gerhana matahari hanya terjadi ketika Bulan berada pada area perpotongan orbit Bulan dan bidang ekliptika.

Saat gerhana, cahaya Matahari terhalang oleh Bulan. Akibatnya, bayang bayang-bayang Bulan akan membentuk kerucut umbra dan penumbra. Pengamat yang berada di kawasan penumbra tidak akan banyak mengalami perubahan karena cahaya Matahari tidak akan mengalami perubahan drastis. Tapi, semakin dekat dengan kawasan umbra, makin besar pula sorot cahaya Matahari yang tertutup oleh Bulan. Pengamat di kawasan umbra Bulan akan mengalami kegelapan seperti di malam hari.

Tapi, harus diingat bahwa Bulan mengitari Bumi dalam orbit elipse, seperti halnya Bumi mengitari Matahari dalam orbit yang lonjong. Saat Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi, piringannya akan tampak lebih besar, dan saat berada di titik terjauh dari Bumi, piringannya jadi lebih kecil.

Hal yang sama juga terjadi saat Bumi mengitari Matahari. Saat Bumi berada di titik terdekat, piringan Matahari tampak lebih besar, dan saat Bumi di titik terjaduh, piringan Matahari tampak lebih kecil. Perbedaannya memang tidak tampak dengan mata. Akan tetapi, pengaruhnya bisa kita nikmati saat gerhana matahari.

Baca juga:  Masa Depan Bumi Saat Matahari Berevolusi
Penampakan piringan Matahari & Bulan dari sudut pandang pengamat saat Matahari dan Bulan pada titik terdekat dan terjauhnya. Reka ulang infografik Space.com oleh Avivah / Simplyvie
Penampakan piringan Matahari & Bulan dari sudut pandang pengamat saat Matahari dan Bulan pada titik terdekat dan terjauhnya. Reka ulang infografik Space.com oleh Avivah / Simplyvie

Ketika Bulan berada di perigee atau titik terdekat dengan Bumi, piringan Bulan menghalangi seluruh cahaya Matahari sehingga terjadi gerhana matahari total. Saat Bulan berada pada posisi terjauh, piringannya tampak lebih kecil dan tidak menutupi seluruh piringan Matahari. Akibatnya, masih ada cahaya Matahari yang sampai ke Bumi. Hal ini terjadi karena kerucut bayangan umbra yang terbentuk tidak mencapai permukaan Bumi dan ada kerucut lanjutan yang disebut antumbra yang terbentuk dan mencapai Bumi. Bagi pengamat di Bumi, Matahari akan tampak seperti cincin api di langit. Saat gerhana matahari cincin, langit siang yang terang akan perlahan berubah seperti senja.

Waktu dan Jalur GMC

Peta visibilitas Gerhana Matahari Cincin 209. Kredit: langitselatan
Peta visibilitas Gerhana Matahari Cincin 209. Kredit: langitselatan

GMC 2019 berlangsung selama 05 jam 17 menit 36 detik dengan lebar wilayah jalur cincin 117,9 km dan waktu GMC terlama 03 menit 40 detik. Gerhana terlama ini akan berlangsng di Siak, Indonesia.

Jalur GMC 26 Desember 2019 akan dimulai dari semenanjung arab dan terus ke Indonesia sebelum akhirnya berakhir di perairan Pasifik. Arab Saudi merupakan negara pertama yang akan mengalami gerhana cincin. Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Mikronesia merupakan negara-negara yang dilintasi GMC. Saat GMC 2019, Guam akan menjadi daratan terakhir yang bisa menyaksikan peristiwa tersebut.

Di Indonesia, lokasi pertama yang mengalami Gerhana Cincin adalah Pulau Simeuleu, Aceh, dan lokasi terakhir GMC ada di Pulau Maratua, Kalimantan Timur. Wilayah di Indonesia yang dilewati GMC 2019 adalah P. Simeuleu, P. Tuangku, P. Bangkaru, sebagian kecil P. Nias, P. Musala, Singkil, Sibolga, Tarutung, Sipirok, Padangsidempuan, Duri, Siak, Karimunbesar, Batam, Bengkalis, Bintan, Tanjung Pinang, Singkawang, Pemangkas, Entikong, Sambas, dan Tanjung Selor.

Pengamat di luar jalur cincin yang bisa menikmati Gerhana Matahari Sebagian mencakup seluruh wilayah di Indonesia, negara-negara di bagian timur laut Afrika, Arab, Asia, dan Australia.

Secara umum, waktu terjadinya GMC 2019 adalah:

UTWIBWITAWIT
Lokasi pertama GMS dimulai 02:2909:2910:2911:29
Lokasi pertama GMC dimulai 03:3410:3411:3412:34
Gerhana maksimum05:1712:1713:1714:17
Lokasi terakhir GMC berakhir07:0014:0015:0016:00
Lokasi terakhir GMS berakhir 08:0515:0516:0517:05

Waktu GMC di  beberapa kota yang dilalui jalur cincin di Indonesia

LokasiGMS dimulaiGMC dimulaiMaksimum GMC berakhirGMS berakhir
Sibolga10:13 WIB12:02 WIB12:04 WIB12:06 WIB14:02 WIB
Padang Sidempuan10:14 WIB12:04 WIB12:06 WIB12:08 WIB14:04 WIB
Siak10:21 WIB12:14 WIB12:16 WIB12:17 WIB14:12 WIB
Batam10:27 WIB12:22 WIB12:24 WIB12:26 WIB14:18 WIB
Tanjung Pinang10:29 WIB12:24 WIB12:26 WIB12:27 WIB14:20 WIB
Singkawang10:43 WIB12:41 WIB12:42 WIB12:44 WIB14:31 WIB
Tanjung Selor12:14 WITA14:09 WITA14:10 WITA14:11 WITA15:47 WITA
Baca juga:  Misteri Halo Matahari

Waktu GMS di beberapa kota di Indonesia

LokasiGMS dimulaiMaksimum GMS berakhir
Medan10:11 WIB12:03 WIB14:01 WIB
Jakarta10:42 WIB12:36 WIB14:23 WIB
Bandung10:46 WIB12:38 WIB14:24 WIB
Surabaya11:03 WIB12:55 WIB14:33 WIB
Pontianak10:45 WIB12:44 WIB14:32 WIB
Samarinda12:14 WITA14:09 WITA15:46 WITA
Denpasar12:13 WITA14:02 WITA15:36 WITA
Kupang12:46 WITA14:21 WITA15:42 WITA
Makassar12:25 WITA14:14 WITA15:45 WITA
Manado12:42 WITA14:28 WITA15:56 WITA
Ambon13:55 WIT15:33 WIT16:54 WIT
Jayapura13:32 WIT15:51 WIT16:58 WIT

Untuk mengetahui waktu terjadinya GMC dan GMS di kota-kota lain di Indonesia, bisa dibaca di Gerhana.Info

Pengamatan GMC

Selama peristiwa Gerhana Matahari Cincin berlangsung, pengamat harus selalu menggunakan filter untuk menyaring cahaya Matahari. Jangan sekali-kali melihat Matahari dengan mata tanpa alat. Gunakan filter Matahari pada kacamata Matahari maupun teleskop dan binokuler selama pengamatan! Jangan gunakan kacamata hitam, film yang diekspos, CD, atau filter lainnya, karena dapat membahayakan mata.

Untuk mengetahui cara aman untuk mengamati matahari, sila kunjungi laman kriya astro berikut:

  1. Membuat Kacamata Matahari
  2. Membuat Filter dari negatif film untuk kacamata Matahari
  3. Proyeksi Matahari
  4. Membuat Filter untuk Teleskop
  5. Cara aman mengamati Matahari
  6. Pinhole
  7. Kekeran Matahari ala LS
  8. Venuskoker

Lokasi Pengamatan GMC

Di Indonesia, lembaga dan komunitas astronomi akan melaksanakan pengamatan GMC di berbagai lokasi, dan masyarakat bisa turut bergabung untuk ikut menyaksikan peristiwa alam yang menarik tersebut. Tim langitselatan juga akan melaksanakan ekspedisi GMC ke SIngkawang dan melakukan pengamatn di Dayang Resort bersama tamu yang menginap di Dayang Resort & Hotel.

Untuk informasi yang lebih lengkap terkait GMC 2019 dan destinasi yang dilintasi oleh jalur cincin, bisa dibaca di Gerhana.Info.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini