fbpx
langitselatan
Beranda » Bumi Datar: Catatan Untuk Pendidikan Dasar di Indonesia

Bumi Datar: Catatan Untuk Pendidikan Dasar di Indonesia

“Apakah kamu percaya dengan Bumi datar? Bisakah kamu menjelaskan supaya saya percaya bahwa Bumi itu bulat seperti yang dikatakan para guru di bangku sekolah?”

Bumi di atas punggung kura-kura
Bumi di atas punggung kura-kura. Perspektif Bumi bagi masyarakat Hindu.

Itu adalah sebagian kecil pertanyaan yang masuk ke langitselatan. Sebagian lainnya meminta langitselatan untuk memberi tanggapan maupun sanggahan terkait paham yang sedang jadi tren pembicaraan di pertengahan tahun 2016 ini.

Ide atau pandangan bahwa Bumi Datar!

Kaget? Mungkin tidak karena pandangan yang satu ini memang sedang tren dibagikan di dunia maya. Bahkan media massa seperti memperoleh lahan cerita baru sebagai click bait bagi orang-orang yang dengan mudahnya penasaran tentang pandangan yang satu ini.

Hal menarik tentang pandangan Bumi datar bukan pada ide bahwa Bumi datar. Pandangan ini sudah tidak terbukti sejak berabad-abad lampau. Bahkan sejak abad ke-6 SM, bentuk Bumi yang bulat sudah dapat dibuktikan.

Para cendikiawan di masa lampau yang mempelajari gejala alam jelas mengetahui bahwa Bumi itu bulat. Tidak ada keraguan tentang itu. Karena itu pulalah tidak akan ada sesi khusus di langitselatan untuk menyanggah setiap gagasan bumi datar. Apalagi setiap orang bisa membuktikan sendiri apakah Bumi itu datar atau bulat. Bumi bulat sudah kita ketahui sejak SD. Harusnya, sejak saat itu pun kita tahu bagaimana mengetahui Bumi berbentuk bulat dan bukan datar.

Datar ataukah bulat?

Dimanakah batas Bumi? Konsep Bumi datar.
Dimanakah batas Bumi? Konsep Bumi datar.

Di beberapa grup di media sosial, ada yang meminta supaya diberi penjelasan tentang bentuk Bumi. Tujuannya untuk meyakinkan dirinya agar bisa meyakini kembali kalau Bumi itu bulat. Karena saat ini, bukti yang dipaparkan oleh pandangan Bumi datar telah membuat dirinya meyakini bahwa Bumi tidaklah bulat seperti yang sudah diajarkan di bangku sekolah.

Sebagai penerima informasi, kita seharusnya cerdas untuk mengkaji apakah informasi yang diterima memang sahih atau tidak. Seperti itulah seharusnya seorang pembaca atau penerima informasi yang cerdas. Bukan menelan mentah-mentah kata orang meski ia memiliki label ilmuwan. Para ilmuwan pun melakukan hal yang sama. Mereka tidak percaya kata orang melainkan mempertanyakan segala sesuatu dan melakukan pembuktian lewat eksperimen.

Meminjam istilah Prof. Iwan Pranoto, sains bukan kumpulan mantra sakral yang tabu untuk disangsikan. Dalam sains, kita berhak untuk ragu dan mempertanyakan gagasan yang ada untuk diuji berulang kali sehingga bisa diperoleh penjelasan yang akurat. Perlu diingat, dalam sains tidak ada kepastian ataupun kebenaran mutlak. Selalu saja ada informasi, data maupun pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menyanggah atau menguji kembali teori yang ada.

Hal yang sama berlaku untuk bentuk Bumi. Bentuk Bumi yang bulat bukan hafalan yang harus diingat dan diterima begitu saja. Kita perlu mempertanyakan mengapa bisa ada kesimpulan seperti itu. Ketika kita menerima begitu saja informasi yang datang tanpa bertanya, maka kita juga tidak akan mampu memahami bagaimana proses untuk bisa mengetahui bentuk Bumi yang bulat.

Ketika proses mempertanyakan tidak pernah ada, maka seringkali informasi yang diterima diperlakukan sebagai keyakinan yang tidak boleh diganggu gugat atau dipertanyakan. Semua yang bersebrangan pasti salah dan terjadilah usaha untuk mempertahankan ide atau teori yang diyakini tapi tanpa didasari pengetahuan yang benar.

Dan itu bukan prinsip dari sains!

Jika itu terjadi, maka jelas ada yang salah dengan pendidikan kita. Kok bisa?

metode ilmiahPada umumnya, sebagian besar siswa hanya menerima dan menelan informasi tanpa bertanya. Akibatnya pola pikir bernalar tidak terbentuk. Siswa tidak tahu bagaimana proses untuk memperoleh jawaban atau pembuktian dari sebuah gagasan. Percobaan dalam sains itu sangat penting untuk dilakukan. Tanpa adanya pengamatan atau percobaan, hipotesa yang dikemukakan tidak akan bisa dibuktikan. Tanpa proses ini, tidak akan ada berbagai penemuan besar di dunia.. Juga, kita tidak akan bisa memahami berbagai proses yang terjadi di alam semesta.

Siswa harus dibiasakan untuk mempertanyakan segala sesuatu untuk kemudian diuji lewat pengamatan dan percobaan. Pengalaman melakukan proses pengujian tidak saja memberi pemahaman pada siswa tapi sekaligus membangun pola pikir seseorang dalam memecahkan masalah.

Demikian juga dengan kasus bentuk Bumi.  Bentuk Bumi datar dan bulat adalah dua gagasan yang perlu diuji mana yang memang tepat.

Jika bumi itu datar maka kita bisa menemukan bukti bahwa bumi datar. Dan jika bumi bulat maka kita pun harus bisa menemukan bukti di sekeliling kita bahwa Bumi yang kita pijak memang bulat. Pengamatan atau eksperimen berbeda yang dilakukan harus mendukung argumentasi tersebut.

Sejak abad ke-6 SM, bentuk Bumi bulat sudah diketahui.
Sejak abad ke-6 SM, bentuk Bumi bulat sudah diketahui.

Keingintahuan bentuk Bumi dimulai dengan hipotesa bahwa Bumi itu datar. Setidaknya itulah perspektif sebagian besar masyarakat yang hidup pada peradaban kuno c. 3500 – 500 SM. Tapi sejarah mencatat sejak abad ke-6 SM, Phytagoras, Anaxagoras, Aristoteles, maupun Erathosthenes bisa menyimpulkan kalau Bumi bulat dari hasil pengamatan benda-benda langit seperti bintang, planet dan Matahari. Maka, hipotesa bahwa Bumi datar pun gugur.

Kepercayaan Bumi datar yang beredar saat ini tidak berawal dari proses pemikiran ilmiah, yaitu dari sebuah hipotesa yang harus dibuktikan, atau bahwa semua gejala yang tampak harus dapat dijelaskan dengan cara ilmiah. Yang terjadi, semua bukti dipaparkan untuk dicocok-cocokan agar mendukung teori Bumi datar tersebut. Akibatnya banyak inkonsistensi pada argumentasi yang diberikan dan menampikkan gejala lain yang sudah berulang kali dibuktikan

Maka ketika kita padankan dengan kaidah saintifik, tidak akan ada titik temu dan hanya menyisakan diskusi atau bahkan debat tanpa akhir.

Jika kita menilik pandangan ini dari metode Occam’s Razor, maka kita akan menemukan terlalu banyak asumsi yang dibuat untuk dicocokan demi memperoleh kesimpulan yang dikehendaki tanpa dilatari bukti ilmiah.

Karena itulah, langitselatan tidak akan melakukan sanggahan ataupun counter argument terhadap setiap pandangan Bumi datar tersebut.

Jadi jika para ilmuwan sejak ribuan tahun yang lalu bisa membuktikan bentuk Bumi, maka sekarang adalah giliranmu sebagai orang yang memiliki nalar dan telah mengeyam pendidikan dasar untuk melakukan percobaan untuk membuktikan seperti apa sih bentuk Bumi kita.

Selamat mencoba.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

11 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • assalammualaikum,..
    kalau menurut penelitian saya, bumi itu memang tidak bulat, tpi saya juga tidak bisa menyimulkan kalau bumi itu datar, karana masih ada hal yang menurut saya kurang…
    tapi saya bisa membuktikan kepada anda bahwa bumi itu tidak bulat, bila ada ingin penjelasan dari saya, ini kontak saya 0812 7005 2261.
    akan saya jelas kan yang di maksut KATA DIBENTANGKAN DAN MENYERUPAI TELUR BURUNG UNTA DENGAN LOGIKA ….

  • saya berapa kali debat ama penganut flat earth, sulit.. malah buang waktu.. capeekk dehhh

  • Kalau bumi berputar kenapa rasi bintang tdk berubah? Ada yg bisa jelaskan?
    Kalau satelit benar terbang melampaui atmosfer bumi kenapa meteor bisa hancur sebelum sampai ke bumi? Ada yg bisa jelaskan?
    Kalau experimen silahkan beli nikon P900. Kita pergi kepantai dan berlayar sejauh 9km. Mari kita lihat apa kapalnya menghilang atau tidak. Ini modal paling sedikit. Modal nikon P900.

    • Saya suka pendapat Anda, sangat to the point dan terkesan berpikir kritis. Mau saya tambahkan bahwa maksud anda beli nikon yaitu untuk mengetahui kelengkungan bumi pada jarak 9km har
      usnya kapal tidak terlihat karena tertutup kelengkungan dan horison bumi jika bumi bulat. Namun faktanya jika dizoom pakai kamera nikon, masih terlihat kapal tersebut. Kesimpulannya cari sendiri:v

  • Kalo bumi datar maka teori tentang gravitasi dan segala macamnya tidak valid dong? Secara teori juga tidak masuk akal kalo bumi datar. Kalo bumi datar berarti begitu juga dengan matahari serta planet planet lain, tapi hal ini tidak masuk akal.

  • bumi BULAT. ternyata masih opini dan persepsi, BUKAN FAKTA. Penjelasan BUMI DATAR lebih ilmiah. SEMOGA para ilmuwan penganut bumi bulat bisa menjawab secara ilmiah argumen para penganut bumi datar. Umumnya penganut bumi bulat lebih suka beropini dibanding melihat angka dan data2. Yah.. sy memaklumi krn dulu sy jg bgt yakin dengan konsep BUMI BULAT. Dan memandang aneh sampai mengeluarkan kata2 kurang sopan pada kelompok penganut bumi datar. Intinya teori BUMI DATAR LEBIH ILMIAH DIBANDING BUMI BULAT. Hanya saja bumi bulat sudah tertanam sejak SD. mulai dari pelajaran, media cetak. Tv radio shg kita sulit menerima kenyataan kalo Bumi belum pasti bulat.

    • Bisa tunjukkan penampakan foto bumi datar dari luar angkasa? Bisa tunjukkan penampakan bumi datar dari wahana stasiun luar angkasa?

    • Saya seyakinan dengan anda, sulit memang percaya pada hal yg tidak biasa didengar. Sebenarnya gak sulit kok membedakan mana yg benar atau salah asal kita gunakan pikiran, logika, dan kitab suci secara benar. Gak perlu juga seorang profesor untuk membuktikan. Dan yang paling penting tidak menutup mata dan hati untuk sedia menerima masukan atau berfikir terbuka

  • saya dulu pernah binggung melihat 2 pendapat berbeda dari Al Qur’an yang saya yakini kebenarannya dan dari ilmu pengetahuan yang telah membuktikan kalau bumi itu bulat. Lalu saya buka lagi Ayat-ayat Al Qur’an yang di jadikan dasar untuk mengatakan kalau bumi itu datar. Dan sampai sekarang saya belum menemukan satu ayat pun yang mengatakan secara jelas kalau bumi itu bentuknya datar, yang ada adalah kata ‘hamparan’ dan di ‘hamparkan’. Lalu saya ingat pada pelajaran IPA kelas 3 SD yang pernah saya pelajari puluhan tahun lalu. Bahwa bumi menjadi hamparan karena ukurannya sangat besar dan kita sangat kecil serta berada di atasnya. Dan jawaban ini memuaskan saya, Karena saya yakin, Al Qur’an sangat benar, jadi tidak mungkin akan bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Mungkin, Kita saja yang belum mampu memahami ayat-ayatnya dengan benar…. 🙂

  • Sy lihat animasi konsep siang-malam nya FE, matahari menyorot tegak lurus, seakan bentuknya matahari itu kayak senter,nggak bulat. Hal ini bisa dilihat proyeksi sinarnya, sehingga coveragenya bisa ” diatur” menyinari daerah tertentu saja. Mereka juga sering pamer gambar penguat teori itu dg foto sinar matahari saat menembus awan/mendung. Dari satu hal kecil itu aja sdh keliatan kontradiktif dg statemen hanya bumi yg datar dan dg fakta sinar matahari lebih luas dr animasi mrk . Terus jika menurut mrk matahari kecil dan lebih dekat ke bumi, nasib 8 planet anggota tata surya lainnya pasti suram.:-v
    Salah satu dasar pemahaman mrk berasal dr tafsir kata di kitab suci “dihamparkan” Padahal kata2 di kitab suci itu banyak istilah2 yg disederhanakan oleh Tuhan biar mudah dimengerti oleh manusia, bukannya ditafsirkan mentah2 se-sederhana orang buat martabak telor ;-v. (sorry no offense) .
    Sy melihat fenomena maraknya penggemar konsep FE zaman sekarang lebih sbg gerakan anti kemapanan dr pd konsep sains murni. Beda dg penganut FE zaman kuno yg memang krn keterbatasan teknologi dan informasi. Klo sekarang lebih pada pseudo science dan cocoklogy aja. Lebih parahnya lagi, sebagian penganut FE yg muslim kerap mengecap org yg tidak sepaham sebagai “kafir” krn ingkar dg kitab sucinya yg nyata2 sdh menjelaskan ttg bentuk bumi dari tafsir yg mrk pahami dan lebih percaya kpd sains barat yg tentu menurut mrk haram dan najis. :-v
    Demikian, kurang lebih nya saya mohon maaf. Semua kebenaran adalah milik Tuhan dan semua kesalahan adalah milik hambaNya. Terima kasih.