Pukul 6 sore saya tiba di pelataran parkir Masjid Raya Sumatera Barat. Saya tidak sendiri. Saya datang bersama keluarga. Peralatan observasi berupa teleskop Bresser Messier AR 90/900 tak lupa dibawa serta. Inilah kali pertamanya teleskop yang merupakan amanat dari UNAWE Internasional ini digunakan untuk observasi Bulan Super Darah Biru di Padang untuk publik. Teleskop ini saya dapatkan dari sebuah kontes memenangkan teleskop UNAWE di tahun 2017. Cuaca senja hari kala itu cukup menjanjikan karena bentangan langit di Timur cukup bersih dari awan.
Komunitas
Kubah langit malam Indonesia kembali dihiasi pemandangan yang tidak biasa pada tanggal 31 Januari 2018, yaitu fenomena alam Gerhana Bulan Total (GBT). Peristiwa alam yang sangat dinantikan kehadirannya mengingat GBT terakhir yang dapat diamati di Indonesia terjadi sekitar 3 tahun yang lalu.
Workshop Menulis Esai Sains bersama langitselatan akhirnya terselenggara pada tanggal 25 November 2017 di Hotel Kytos, Bandung.
langitselatan menyelenggarakan workshop menulis esai sains agar semakin banyak yang ikut berkontribusi dalam memperkenalkan sains ke publik.
Pembangunan Observatorium Nasional (OBNAS) Timau di NTT akan menjadi pintu untuk edukasi sains & wisata langit Timor Barat, lewat Pusat Sains Tilong dan Taman Langit Gelap di kawasan penyangga OBNAS Timau seluas 300 ha.
Oktober! Saatnya kita merayakan Pekan Antariksa Dunia, sebuah perayaan sains dan teknologi serta kontribusinya pada kehidupan manusia.
Tanggal 22-24 September 2017, seluruh komunitas astronom amatir di Indonesia mengadakan Jambore Nasional Klub Astronomi (JANAKA) di LAPAN Pasuruan.
Awal Agustus 2017, saya berkesempatan untuk kembali mengunjungi Maluku. Ini kali ketiganya saya menginjakkan kaki di negeri yang kaya rempah-rempah ini untuk berbagi ilmu. Kali pertama di tahun 2012 dalam misi Transit Venus, dan yang kedua saat kompetisi roket air dalam Festival Pendidikan Maluku (FPM) 2016. FPM merupakan kegiatan pendidikan yang diinisasi oleh Yayasan Heka Leka dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku.
Tidak hanya lewat media online dan kegiatan bersama masyarakat, langitselatan juga ikut berbagi cerita dalam pertemuan para astronom se-Asia Pasifik.
Untuk ketiga kalinya langitselatan bergabung dalam Festival Anak Bertanya 2017 yang diselenggarakan oleh AnakBertanya.com dan SABUGA ITB pada tanggal 20 Mei 2017 di Sasana Budaya Ganesha.
Workshop Menulis Sains Populer bersama langitselatan akhirnya terselenggara pada tanggal 8 April 2017 di Hotel Kytos, Bandung.
Satu lagi nama Indonesia diabadikan sebagai nama asteroid di Tata Surya. Yang dipilih adalah nama Premana W. Premadi, astronom perempuan dari Indonesia.
Artikel 10 Besar Lomba Esai Artikel Astronomi Populer (LEAP) LS
Penulis: Bayu Prahara (Banjaran, Jawa Barat)
Menikmati objek langit kala malam memang tiada habisnya terutama bagi mereka yang berada di wilayah dengan polusi lampu sedikit. Jika tidak ada gangguan seperti awan mendung dan cahaya dari bulan, bintang-bintang dilangit akan lebih terlihat karena cahaya dari mereka tidak tertutup atau kalah terang dari cahaya lain. Bahkan, kalau beruntung, kita bisa melihat sabuk tipis dari galaksi Bima Sakti (Milky Way) dan galaksi Andromeda dengan syarat polusi lampu yang sedikit serta bulan berada pada fase mati.
Artikel 10 Besar Lomba Esai Artikel Astronomi Populer (LEAP) LS
Penulis: Fathan Muhammad Alif (Bogor, Jawa Barat)
Sampai saat ini, bumi diyakini sebagai satu-satunya planet dalam tata surya yang dapat dihuni oleh makhluk hidup. Planet bumi dapat dihuni oleh makhluk hidup karena memiliki faktor-faktor yang dapat menunjang kelangsungan kehidupan diatasnya. Seperti yang dapat kita indra, berjuta kehidupan makhluk hidup ditopang oleh bumi dari waktu ke waktu. Tapi sebenarnya dibandingkan dengan alam semesta, bumi kita ini hanyalah ibarat sebutir debu dalam ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
Artikel 10 Besar Lomba Esai Artikel Astronomi Populer (LEAP) LS
Penulis: Marliya Ulfa (Mataram, Nusa Tenggara Barat)
Bentuknya melengkung dan berupa garis tipis. Ia bernama hilal. Sejatinya, ia adalah bulan sabit muda. Keberadaannya menjadi krusial karena menentukan momen hari besar dan ritual ibadah umat Islam. Ia menjadi penentu awal masuknya bulan baru dalam kalender Qomariyah. Metode hisab menggunakan perhitungan astronomi. Apalagi di zaman teknologi yang maju ini, perhitungan dengan ilmu astronomi mutakhir memang sangat akurat sehingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam memutuskan awal suatu bulan Qamariah sangat kecil.