Bulan Juli jadi transisi ke musim kemarau di Indonesia. Venus dan Saturnus masih tampak sebelum Matahari terbit, serta Merkurius dan Mars kala senja.

Planet
Merkurius & Mars. Kedua planet ini bisa diamati setelah Matahari terbenam.
Merkurius bisa diamati sampai kisaran minggu ketiga Juli. Planet ini terus menanjak naik di ufuk barat sampai mencapai titik tertinggi di barat di awal Juli dan kemudian turun mengejar Matahari sampai akhirnya menghilang di balik cahaya sang Surya. Selama bulan Juli, Merkurius berada di rasi Pisces.
Mars, planet merah ini tampak di barat sampai kisaran 3 jam setelah Matahari terbenam. Planet ini memulai dan mengakhiri Juli berpapasan dengan Bulan. Mars bisa diamati selama bulan Juli, mengembara di rasi Leo sampai pertengahan Juli dan bergeser ke Virgo di akhir bulan. Mars berpapasan dekat Bulan jelang akhir Juli.
Venus & Jupiter. Kedua planet bisa diamati jelang dini hari sampai saat fajar menyingsing di bulan Juli.
Venus bisa diamati jelang dini hari di sepanjang bulan Juli. Bintang fajar ini akan tampak semakin turun di ufuk timur mengembara di rasi Taurus sampai pertengahan Juli dan bergeser ke rasi Gemini di akhir bulan. Venus berpapasan dengan Bulan jelang akhir Juli, dan bertemu dengan Jupiter yang mulai menampakkan diri di ufuk timur di akhir bulan.
Jupiter, planet terbesar di Tata Surya ini menghilang dari langit malam dan mulai menampakkan diri di penghujung bulan Juli di rasi Gemini.
Saturnus. Planet yang terkenal dengan cincinnya ini bisa diamati mulai jelang tengah malam sampai saat fajar menyingsing di rasi Pisces. Saturnus berpapasan dengan Bulan pada pertengahan Juli.
Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.
Selama bulan Juli, kedua planet bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Uranus di rasi Taurus terbit jelang dini hari sedangkan Neptunus terbit jelang tengah malam.
Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.
3 Juli. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.
5 Juli. Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 404.662 km
11 Juli. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.
18 Juli. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.
20 Juli. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 368.012 km.
25 Juli. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.
Hujan Meteor

28-29 Juli — Hujan Meteor Piscis Austrinid
Hujan meteor Piscis Austrinid akan menjadi hujan meteor pertama yang berada pada puncak aktivitas di bulan Juli dengan maksimum 5 meteor setiap jam. Hujan meteor yang berlangsung sejak 15 Juli sampai 10 Agustus akan tampak datang dari rasi Piscis Austrinus dengan kecepatan 35 km/detik.
Hujan meteor Piscis Austrinid bisa diamati mulai pukul 19:51 WIB sampai fajar menyingsing. Waktu terbaik untuk pengamatan pada pukul 02:13 WIB saat arah datang meteor ini berada di titik tertinggi di langit. Bulan sabit terbenam pukul 20:51 WIB.
30-31 Juli – Hujan Meteor Delta Aquarid Selatan
Hujan meteor Delta Aquarid merupakan hujan meteor yang berasal dari pecahan komet Marsden dan Kracht Sungrazing. Sama seperti eta Aquarid, hujan meteor delta Aquarid selatan yang berlangsung dari 12 Juli – 23 Agustus, juga tampak berasal dari rasi Aquarius. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 31 Juli dengan 25 meteor per jam dengan kecepatan 41 km/det.
Hujan meteor Aquarid sudah bisa diamati sejak pukul 19:47 WIB sampai fajar menyingsing. Waktu terbaik untuk pengamatan pada pukul 02:00 WIB saat arah datang meteor ini berada di titik tertinggi di langit. Bulan terbenam pukul 23:02 WIB
30-31 Juli – Alpha Capricornid
Selain delta Aquariid selatan dan Piscis Austrinid, pada tanggal 30 Juli hujan meteor alpha Capricornid akan mencapai puncaknya. Hujan meteor yang berlangsung dari 7 Juli sampai 15 Agustus akan tampak datang dari arah rasi Capricorn dan berasal dari komet 45P Honda-Mrkos-Pajdusakova. Dugaan lain asal hujan meteor ini dari asteroid 2002 EX12 yang kemudian dikenal sebagai komet 169P/NEAT.
Puncak hujan meteor Capricornid akan terjadi tanggal 31 Juli dengan laju 5 meteor per jam. Akan tetapi, biasanya ada bola api yang terbentuk dan melintas di langit malam. Rasi Capricorn sudah terbit sejak Matahari terbenam dan pengamat bisa menikmati hujan meteor alpha Capricornid sepanjang malam sampai fajar menyingsing. Waktu terbaik untuk pengamatan pada pukul 23:45 WIB saat arah datang meteor ini berada di titik tertinggi di langit. Bulan terbenam pukul 23:02 WIB
Peristiwa
4 Juli — Aphelion

Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan elips. Artinya ada saat dimana Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari dan ada kalanya Bumi berada sangat jauh dari Matahari. Pada tanggal 5 Juli, Bumi berada di titik terjauh dengan matahari pada jarak 1,016644 SA atau 152.494.248 km dari Matahari.
4 Juli — Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi timur maksimum yang dicapai Merkurius 25,8º. Artinya, Merkurius akan berada 25,8º di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Cancer bisa diamati dengan kecerlangan 0,6 magnitudo sampai pukul 19:31 WIB saat Merkurius terbenam.
4 Juli — Bulan — Spica

Bulan berpapasan dengan Spica, bintang terang di rasi Virgo pada jarak 3,4º. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai tengah malam. Bulan terbenam pada pukul 00:24 WIB disusul Spica pada pukul 00:40 WIB. Saat Matahari terbenam, keduanya berada pada ketinggian 85º di atas horison timur.
7 Juli — Bulan — Antares
Bulan berpapasan dengan Antares, bintang terang di rasi Scorpius pada jarak 2,08º. Keduanya bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai jelang fajar. Antares terbenam pukul 03:33 WIB disusul Bulan pada pukul 03:35 WIB. Saat Matahari terbenam, Bulan dan Antares berada pada ketinggian 42º di atas horison.
16 Juli — Bulan — Saturnus

Bulan berpapasan dengan Saturnus dan bisa diamati mulai tengah malam sampai saat fajar menyingsing. Bulan berada 6,6º dari Saturnus. Saturnus terbit lebih dahulu pada pukul 22:19 WIB disusul Bulan pada pukul 22:34 WIB. Saat Matahari terbit, keduanya berada 71º di atas horison.
22 Juli — Bulan — Venus

Bulan berpapasan dengan Venus dari jarak cukup jauh yakni 6,5º dan keduanya bisa diamati sebelum Matahari terbit. Venus terbit 03:13 WIB disusul Bulan pada pukul 03:22 WIB. Saat Matahari terbit, pasangan planet ini berada pada ketinggian 34º di horison timur.
28 Juli — Bulan — Mars

Bulan berpapasan dekat dengan Mars pada jarak 3,5º di perbatasan rasi Leo dan Virgo. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai pukul 21:50 WIB saat mars terbenam, dan disusul Bulan pukul 21:01 WIB. Saat Matahari terbenam, keduanya berada pada ketinggian 37º di barat daya horison.
31 Juli — Bulan — Spica

Bulan berpapasan dengan Spica, bintang terang di rasi Virgo pada jarak 2,9º. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Bulan terbenam pada pukul 23:02 WIB disusul Spica pada pukul 22:46 WIB. Saat Matahari terbenam, keduanya berada pada ketinggian 61º di atas horison barat.
Rasi Bintang & Bima Sakti
Akhir Juli menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru.
Waktu terbaik untuk mengamati Bimasakti:
- Awal bulan: 4 – 7 Juli mulai 00 : 30 setelah Bulan terbenam.
- Akhir bulan: 22 – 29 Juli: sepanjang malam
Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.
Rentang Waktu | Bintang-bintang terang (Rasi Bintang) |
---|---|
Setelah Matahari terbenam (18:30 – 21:00 WIB) | Regulus (Leo) Spica (Virgo) Arcturus (Boötes) Rigil Kentaurus & Hadar (Centaurus) Acrux (Crux) Antares (Scorpius) Fomalhaut (Piscis Austrinus) Vega (Lyra) |
Menjelang Tengah Malam (21:00 – 23:30) | Antares, Shaula, & Lesath (Scorpius) Kaus Australis (Sagittarius) Rasalhague (Ophiuchus) Vega (Lyra) Altair (Aquila) Deneb (Cygnus) Fomalhaut (Piscis Austrinus) |
Tengah Malam (00:00 – 02:30) | Kaus Australis (Sagittarius) Antares (Scorpius) Vega (Lyra) Altair (Aquila) Deneb (Cygnus) Rigil Centauri (Centaurus) Rasalhague (Ophiuchus) Fomalhaut (Piscis Austrinus) |
Jelang Fajar (03:00 – 05:30) | Enif (Pegasus) Alpheratz (Andromeda/Pegasus) Capella (Auriga) Vega (Lyra) Altair (Aquila) Deneb (Cygnus) Kaus Australis (Sagittarius) |
Waktu terbit dan terbenam bintang yang bisa dijadikan bintang panduan
Bintang | Mag | Rasi | Terbit | Terbenam |
---|---|---|---|---|
Regulus | 1.4 | Leo | 09 : 28 | 21 : 15 |
Spica | 1.0 | Virgo | 12 : 33 | 00 : 42 (+1) |
Arcturus | –0.05 | Boötes | 13 : 39 | 01 : 18 (+1) |
Rigil Kentaurus | 0.0 | Centaurus | 13 : 03 | 02 : 41 (+1) |
Hadar | 0.6 | Centaurus | 12 : 29 | 02 : 05 (+1) |
Acrux | 1.3 | Crux | 10 : 46 | 00 : 34 (+1) |
Antares | 1.1 | Scorpius | 15 : 29 | 03 : 54 (+1) |
Shaula | 1.6 | Scorpius | 16 : 26 | 05 : 06 (+1) |
Lesath | 2.7 | Scorpius | 16 : 23 | 05 : 04 (+1) |
Kaus Australis | 1.8 | Sagittarius | 17 : 18 | 05 : 54 (+1) |
Rasalhague | 2.1 | Ophiuchus | 16 : 54 | 04 : 40 (+1) |
Vega | 0.0 | Lyra | 18 : 12 | 05 : 26 (+1) |
Altair | 0.8 | Aquila | 19 : 08 | 07 : 01 (+1) |
Deneb | 1.2 | Cygnus | 20 : 22 | 07 : 28 (+1) |
Enif | 2.4 | Pegasus | 21 : 01 | 08 : 54 (+1) |
Fomalhaut | 1.2 | Piscis Austrinus | 21 : 54 | 10 : 27 (+1) |
Alpheratz | 2.1 | Andromeda | 23 : 36 | 11 : 07 (+1) |
Capella | 0.1 | Auriga | 04 : 57 | 16 : 02 |
Peta Bintang 1 Juli 2025
Peta Bintang 15 Juli 2025
Kampanye Langit Gelap
16-25 Juli — Kampanye Globe At Night
Di bulan Juli, kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya dilangsungkan dari 16-25 Juli. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.
Pengamat di utara bisa mengamati rasi Hercules dan rasi Cygnus, sedangkan pengamat di selatan mengamati rasi Sagittarius dan rasi Scorpius. Pengamatan dilakukan mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.
Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.
Clear Sky!
Tulis Komentar