fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Mei 2021

Fenomena Langit Bulan Mei 2021

Jangan lewatkan Gerhana Bulan Total dan hujan meteor Eta Aquarid dalam fenomena langit bulan Mei. Selain itu masih ada Jupiter dan Saturnus sebelum fajar dan Mars semakin dekat ke langit senja. 

Gerhana Bulan Total 2018 yang dipotret oleh Avivah Yamani dari Hotel Kytos. Kredit: langitselatan
Gerhana Bulan Total 2018 yang dipotret oleh Avivah Yamani dari Hotel Kytos. Kredit: langitselatan

Planet

Merkurius, Venus, & Mars. Tiga planet kebumian tampak kala senja setelah Matahari terbenam. Merkurius dengan cepat menanjak naik di ufuk barat sampai pertengahan Mei ketika planet terdekat dari Matahari itu mencapai titik tertingginya di langit barat. Setelah mencapai titik tertingginya di ufuk barat, Merkurius perlahan-lahan mengejar Matahari.

Planet ini juga berpapasan dengan Bulan yang hampir membentuk garis lurus dengan Venus, si bintang kejora. Di bulan Mei, Venus, kembali sudah hadir di langit senja dan terus beranjak naik meski masih sulit diamati karena berada rendah di ufuk barat.

Duo planet dalam ini bisa ditemukan di rasi Aries saat awal Mei dan terus bergerak ke rasi Taurus sampai akhir Mei. Duo planet dalam ini tidak akan tampak di sepanjang Mei. Keduanya tenggelam dalam terangnya Matahari karena terbit dan terbenam hampir berbarengan dengan Matahari. 

Sementara itu, Mars bisa diamati setelah Matahari terbenam dan terus turun mengejar Matahari setiap harinya. Planet ini bisa ditemukan di rasi Gemini dan akan berpapasan dengan Bulan pada pertengahan Mei. 

Jupiter, Saturnus. Selama bulan Mei, Duo planet raksasa ini tampak makin tinggi di timur dan bisa diamati setelah tengah malam sampai fajar meyingsing. Di awal Mei, kedua planet ini secara berurutan akan berpapasan dengan Bulan. Di sepanjang bulan Mei, Jupiter bisa ditemukan di rasi Aquarius sedangkan  Saturnus di rasi Capricornus.

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Uranus bisa diamati di rasi Aries sementara Neptunus di rasi Aquarius. 

Uranus yang berada di Aries tidak akan dapat diamati karena sampai jelang penghujung Mei, planet ini terbit saat fajar menyingsing. Di akhir Mei, Uranus terbit kisaran pukul 04:00 WIB dini hari dan masih terlalu rendah untuk bisa diamati.

Neptunus justru terus bergeser naik di ufuk barat. Karena itu, planet es ini bisa diamati di rasi Aquarius mulai lewat tengah malam sampai jelang fajar.

Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

Fase Bulan selama Mei 2021. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan
Fase Bulan selama Mei 2021. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

4 Mei. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

12 Mei. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

12 Mei.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.512 km

20 Mei. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

26 Mei. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Bulan Purnama merupakan Bulan Purnama perigee atau dikenal sebagai supermoon atau Bulan super karena berbarengan dengan Bulan di titik terdekat dari Bumi. Selain itu, Bulan purnama Mei ini juga spesial karena bulan mengalami gerhana total.

26 Mei. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 357.311 km.

Gerhana

Musim gerhana tahun 2021 akan diisi oleh 4 gerhana dengan komposisi 2 gerhana bulan dan 2 gerhana matahari.  Musim pertama gerhana baru dimulai pertengahan 2021 dan musim kedua akan terjadi pada bulan Desember.

26 Mei – Gerhana Bulan Total

Skema Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021. Kredit: langitselatan

Gerhana Bulan pertama di tahun 2021 terjadi tanggal 26 Mei dengan durasi keseluruhan gerhana 5 jam 2 menit 2 detik. Sementara itu, totalitas gerhana akan terjadi selama 14 menit 30 detik. 

Gerhana Bulan Total yang terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 bisa disaksikan oleh pengamat di Asia timur, Australia, Pasifik, dan Amerika. Pengamat di Indonesia bisa menyaksikan peristiwa GBT 26 Mei 2021 setelah matahari terbenam. Karena GBT 26 Mei 2021 dimulai pukul 15:47 WIB, maka saat Matahari terbenam, Bulan terbit dalam kondisi gerhana sebagian sudah dimulai.  

Proses GBT dimulai dengan gerhana penumbra yang dimulai pada pukul 15:47:39 WIB dan kontak terakhir penumbra yang mengakhiri seluruh proses gerhana pada pukul 20:49:41 WIB. Sementara itu, kontak kedua saat Bulan memasuki umbra Bumi dan gerhana sebagian dimulai terjadi pada pukul 16:44:57 WIB dan gerhana total dimulai pukul  18:11:25 WIB sampai 18:25:55 WIB. Setelah gerhana total berakhir, Bulan pun meninggalkan umbra Bumi dan gerhana sebagian berakhir pada pukul 18:52:22 WIB. Puncak gerhana terjadi pada pukul 18:19:52 WIB.

Hujan Meteor

6 Mei – Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan meteor Aquarid tanggal 6 Mei 2021 pukul 02:30 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Aquarid tanggal 6 Mei 2021 pukul 02:30 WIB. Kredit: Stellarium

Dimulai tanggal 19 April – 28 Mei, hujan meteor Eta Aquarid yang berasal dari sisa komet 1P/Halley akan mencapai maksimum tanggal 5-6 Mei. Hujan meteor tersebut akan tampak tampak datang dari rasi Aquarius dan bisa diamati setelah lewat tengah malam sampai jelang fajar, setelah rasi Aquarius terbit pukul 01:26 WIB.

Seliweran meteor Eta Aquarid yang bergerak dengan kecepatan 66,9 km/detik itu terjadi ketika Bumi bergerak melintasi sisa debu komet 1P/Halley.  Saat maksimum, pengamat bisa menyaksikan 50-60 meteor per jam. Untuk pengamatan hujan meteor Aquarid bisa dimulai sehari sebelum dan sehari sesudah waktu aktivitas maksimum. Hujan meteor Aquarid bisa diamati setelah rasi Aquarius terbit pukul 01:21 WIB sampai jelang fajar. Sementara itu, Bulan sabit yang terbit pukul 00:48 WIB bisa memberikan efek polusi cahaya meski tidak sebesar saat Bulan Cembung dan Purnama.

Peristiwa

1 Mei — Konjungsi Uranus

Konjungsi Uranus. Kredit: langitselatan
Konjungsi Uranus. Kredit: langitselatan

Uranus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 20,76 AU. Uranus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari berada di antara kedua planet. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Uranus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dengan jarak 0,4° dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Jika Uranus bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 3,4 detik busur

Uranus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi dan Matahari ada di antara kedua planet ini. Akibatnya, pengamat di Bumi tidak akan bisa melihat planet cincin yang menggelinding tersebut, karena jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari.

4 Mei — Bulan — Saturnus

Konjungsi Bulan dan Saturnus tanggal 4 Mei 2021 saat pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi Bulan dan Saturnus tanggal 4 Mei 2021 saat pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Saturnus tampak berpapasan di langit mulai tengah malam saat keduanya terbit dan terpisah 4,15º. Bulan terbit lebih dahulu pada tanggal 3 Mei pukul 23:50 WIB disusul Saturnus dua menit kemudian. Dan keduanya terus berpasangan sampai tanggal 4 dini hari. Keduanya akan mencapai ketinggian 77º di arah tenggara saat fajar menyingsing pukul 05:38 WIB.

5 Mei — Bulan — Jupiter

Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 5 Mei 2021 saat pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 5 Mei 2021 saat pukul 03:00 WIB. Kredit: Stellarium

Sehari kemudian, giliran Bulan dan Jupiter yang berpasangan dan hanya terpisah 4,6º. Bulan terbit lebih dahulu pukul 00:48 WIB disusul Jupiter delapan menit kemudian. Keduanya bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Bulan dan Jupiter akan mencapai ketinggian 68º di atas horison saat fajar menyingsing pukul 05:38 WIB.

14 Mei — Bulan — Merkurius

Konjungsi Bulan dan Merkurius tanggal 14 Mei 2021 saat pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi Bulan dan Merkurius tanggal 14 Mei 2021 saat pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Tiga hari sebelum mencapai elongasi timur terbesarnya, Merkurius tampak berpapasan dengan Bulan setelah Matahari terbenam. Kedua objek ini hanya terpisah 2,1º dan bisa diamati sampai saat Merkurius terbenam pukul 19:01 WIB disusul Bulan 27 menit kemudian. Ketika Matahari terbenam, Merkurius dan Bulan berada pada 14º di atas horison. Dengan pendar cahaya senja, ketika langit cukup bersahabat untuk pengamatan, kedua objek ini sudah terlalu rendah di ufuk barat.

16 Mei — Bulan — Mars

Konjungsi Bulan dan Mars tanggal 16 Mei 2021 saat pukul 19:00 WIB
Konjungsi Bulan dan Mars tanggal 16 Mei 2021 saat pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Mars bertemu di rasi Gemini. Setelah Matahari terbenam, Bulan dan Mars berada 40º di atas horison barat daya. Keduanya tampak terpisah 1,5º dan terus bergerak turun ke ufuk barat untuk terbenam. Mars terbenam lebih dahulu pukul 21:03 WIB disusul Bulan 21:18 WIB.

17 Mei — Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Elongasi Timur terbesar Merkurius.  Kredit: langitselatan
Elongasi Timur terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Timur maksimum yang dicapai Merkurius 22º. Artinya, Merkurius akan berada 22º di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Capricornus bisa diamati dengan kecerlangan 0,3 magnitudo setelah Matahari terbenam sampai pukul 19:04 WIB.

31 Mei — Bulan — Saturnus

Konjungsi Bulan dan Saturnus tanggal 31 Mei 2021 saat pukul 00:00 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi Bulan dan Saturnus tanggal 31 Mei 2021 saat pukul 00:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Saturnus tampak berpapasan di langit mulai tengah malam saat keduanya terbit dan terpisah 4,15º. Bulan terbit lebih dahulu pada tanggal 3 Mei pukul 23:50 WIB disusul Saturnus dua menit kemudian. Dan keduanya terus berpasangan sampai tanggal 4 dini hari. Keduanya akan mencapai ketinggian 77º di arah tenggara saat fajar menyingsing pukul 05:38 WIB.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan Mei menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati mulai tengah malam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.  

Setelah Matahari terbenam, ada Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di Gemini, Capella di rasi Auriga, Rigil kentaurus dan Hadar di rasi Centaurus, rasi Crux, Arcturus di rasi Bootes, Regulus di rasi Leo, Spica di Virgo, Antares di Scorpius,

yang bisa diamati sampai tengah malam. Selain itu, ada segitiga musim panas: Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquila, dan Deneb di rasi Cygnus, yang bisa diamati sepanjang malam sampai jelang fajar.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 Mei 2021

Peta Bintang 15 Mei 2021

Kampanye Langit Gelap

2 — 12 Mei — Kampanye Globe At Night

Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 2 – 11 Mei.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye bulan Mei, para pengamat di belahan utara diajak mengamati rasi Bootes, sementara pengamat di belahan selatan mengamati rasi Crux atau Salib Selatan. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • tetap semangat penuh cinta-kasih berbagi cerita, inspirasi, pikiran, bahkan impian ya Avivah Yamani karena alam semesta penuh kisah menarik yg sebagiannya manjadi cermin kehidupan manusia sehari2 dari zaman ke zaman.