fbpx
langitselatan
Beranda » Transit, Perlintasan Dekat dan Gerhana Matahari Sebagian, Kisah Asteroid 2012 KT42

Transit, Perlintasan Dekat dan Gerhana Matahari Sebagian, Kisah Asteroid 2012 KT42

Inilah keajaiban langit. Dalam waktu yang hampir bersamaan sebuah benda langit mengalami tiga kejadian langka secara berturut-turut tatkala memasuki lingkungan dekat Bumi. Dengan titik referensi di Bumi, dua diantaranya adalah transit dan perlintasan dekat. Sementara yang lainnya lagi adalah Gerhana Matahari Sebagian, dengan titik referensi pada benda langit tersebut.

Sekuens citra penemuan asteroid 2012 KT42 (dalam lingkaran) lewat Observatorium Mt. Lemmon, Arizona (AS). Sumber : Catalina Sky Survey, 2012.
Sekuens citra penemuan asteroid 2012 KT42 (dalam lingkaran) lewat Observatorium Mt. Lemmon, Arizona (AS). Sumber : Catalina Sky Survey, 2012.

Inilah kejadian unik yang dialami asteroid 2012 KT42, sebuah benda langit anggota tata surya berukuran mini (diameter 8 hanya 8 meter) pada akhir bulan Mei yang baru saja berlalu. Asteroid mini ini belum pernah diketahui sebelumnya karena baru saja kita sadari keberadaannya pada 28 Mei 2012. Berterima kasihlah kepada mata tajam teleskop reflektor Cassegrain berdiameter 150 cm di Observatorium Mt. Lemmon, Tucson, Arizona (AS). Sebab lewat teleskop yang menjadi bagian program pelacakan benda langit otomatik Catalina Sky Survey, salah satu program pemburu benda-benda langit mini berpotensi bahaya yang paling produktif, inilah asteroid 2012 KT42 mau menyibakkan tirai hitam yang menyelubunginya. Adalah astronom A.R. Gibbs yang pertama kali menyadari kehadiran bintik cahaya redup (magnitudo visual +18 atau 40 kali lebih redup ketimbang Pluto) yang bergerak cepat di latar depan bintang-bintang. Bintik redup itu ternyata asteroid berdiameter sekitar 8 meter dan berdasarkan tatanama IAU kemudian dikodekan sebagai asteroid 2012 KT42. Gerak cepat asteroid ini, yakni 0,07 derajat/jam pada 28 Mei 2012 dan melonjak dramatis menjadi 3,06 derajat/jam pada 29 Mei 2012, menunjukkan asteroid 2012 KT42 sedang melintas di dekat lingkungan Bumi.

Asteroid 2012 KT42, diabadikan menjelang perlintasan sangat dekatnya. Citra komposit ini dibuat dari lima citra berbeda yang digabungkan menjadi satu dengan bertumpu pada bintik cahaya asteroid 2012 KT42. Sumber : remanzacco Observatory, 2012.
Asteroid 2012 KT42, diabadikan menjelang perlintasan sangat dekatnya. Citra komposit ini dibuat dari lima citra berbeda yang digabungkan menjadi satu dengan bertumpu pada bintik cahaya asteroid 2012 KT42. Sumber : remanzacco Observatory, 2012.

Pengamatan demi pengamatan dari berbagai penjuru memperlihatkan asteroid 2012 KT42 bergerak dalam orbit lonjong dengan jarak rata-rata 1,34 SA, inklinasi 0,3 derajat dan eksentrisitas 0,5 yang menjadikannya sebagai salah satu anggota keluarga asteroid kelas Apollo sekaligus salah satu asteroid pelintas dekat Bumi. Dan memang demikian adanya. Pada 29 Mei 2012 pukul 14:07 WIB, asteroid 2012 KT42 melintas demikian dekat sehingga hanya berjarak 14.000 km saja dari permukaan Bumi, dengan titik perlintasan terdekat berada di atas Samudera Pasifik sebelah utara Kepulauan Hawaii. Jarak ini jauh lebih dekat dibanding ketinggian lintasan satelit di orbit geostasioner (35.880 km dari permukaan Bumi). Namun meski asteroid 2012 KT42 melejit dengan kecepatan 15,8 km/detik dan mengangkut energi potensial 24 kiloton TNT atau setara dengan ledakan sebutir bom nuklir Hiroshima (dengan asumsi massa asteroid adalah 800 ton), tak ada tumbukan dengan satelit geostasioner maupun Bumi. Andaikata asteroid ini menyimpang dari orbitnya dan memasuki atmosfer Bumi, dengan diameter yang kecil dan energi potensial tergolong rendah, atmosfer Bumi masih sanggup menanganinya agar tidak membahayakan permukaan Bumi dengan cara menguapkannya sampai habis di ketinggian 60-100 km. Pada saat melintas sangat dekat, asteroid 2012 KT42 menduduki peringkat keenam dalam daftar asteroid-asteroid pelintas sangat dekat dengan Bumi (nomor 1 tetap diduduki asteroid 2011 CQ1, yang melintas hanya setinggi 4.000 km di atas permukaan Bumi pada awal Februari 2011 silam).

Baca juga:  Apa Jadinya Kalau Komet Tanpa Ekor?
Peta kawasan yang bisa menikmati Transit Asteroid 2012 KT42. Sumber : remanzacco Observatory, 2012.
Peta kawasan yang bisa menikmati Transit Asteroid 2012 KT42. Sumber : remanzacco Observatory, 2012.

Yang mengesankan, beberapa jam setelah menjalani melintas sangat dekat, jarak sudut (elongasi) asteroid 2012 KT42 dengan Matahari amat kecil sehingga asteroid ini pada hakikatnya mengalami transit (melintas di latar depan cakram Matahari). Transit asteroid 2012 KT42 terjadi pada 29 Mei 2012 sekitar pukul 17:10 WIB. Namun dengan diameter sudut hanya 0,07 detik busur, berdasarkan kriteria Dawes dibutuhkan teleskop dengan lensa/cermin obyektif berdiameter minimal 170 cm untuk bisa menyaksikan saat-saat Transit Asteroid 2012 KT42. Kawasan yang berpotensi melihat transit ini pun terlokalisir dalam pita sempit memanjang, yang membentang dari Samudera Atlantik bagian selatan, melintasi Afrika Tengah, Timur Tengah, Siberia, perbatasan Rusia Cina, Jepang utara dan berujung di Samudera Pasifik bagian utara.

Lebih mengesankan lagi, hanya beberapa jam sebelum mengalami perlintasan sangat dekat dengan Bumi dan transit asteroid 2012 KT42 ini ternyata memasuki kerucut umbra (bayangan inti) Bumi. Sehingga jika kita berada di asteroid 2012 KT42 ini, kita akan menyaksikan fenomena Gerhana Matahari Sebagian, saat cakram Matahari secara perlahan-lahan tertutupi cakram Bumi. Peristiwa tersebut terjadi sejak 28 Mei 2012 pukul 21:19 WIB hingga 29 Mei 2012 pukul 04:45 WIB. Sementara bila kita berada di Bumi, kita melihat fenomena itu sebagai Gerhana Asteroid Total. Namun fenomena ini hanya bisa disaksikan dengan menggunakan teleskop, sekali lagi dengan diameter lensa/cermin obyektif minimal 170 cm.

Puncak Gerhana Matahari Sebagian dilihat dari asteroid 2012 KT42, berdasarkan Starry Night. Sumber : Sudibyo, 2012.
Puncak Gerhana Matahari Sebagian dilihat dari asteroid 2012 KT42, berdasarkan Starry Night. Sumber : Sudibyo, 2012.

 

Muh. Ma'rufin Sudibyo

Orang biasa saja yang suka menatap bintang dan terus berusaha mencoba menjadi komunikator sains. Saat ini aktif di Badan Hisab dan Rukyat Nasional Kementerian Agama Republik Indonesia. Juga aktif berkecimpung dalam Lembaga Falakiyah dan ketua tim ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen, Jawa Tengah. Aktif pula di Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak Rukyatul Hilal Indonesia (LP2IF RHI), klub astronomi Jogja Astro Club dan konsorsium International Crescent Observations Project (ICOP). Juga sedang menjalankan tugas sebagai Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong dan Komite Tanggap Bencana Alam Kebumen.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini