fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Perseid di Awal Agustus

Hujan Meteor Perseid di Awal Agustus

Jika di akhir bulan Juli lalu, kita ditemani oleh puncak hujan meteor Delta Aquarid, maka di awal Agustus, para pengamat langit akan kembali diajak untuk menikmati hujan meteor Perseid.

Hujan meteor yang dimulai semenjak tanggal 23 Juli sampai dengan 22 Agustus ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 12 – 13 Agustus. Untuk pengamat di Indonesia, puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada kisaran jam 01.00 wib – 14.00 wib pada tanggal 13 Agustus dengan rata  rata meteor 50-80 meteor per jam.

Yang menarik lagi, kondisi langit juga sangat mendukung karena di kala Perseid terbit, Bulan yang sedang berada pada fasa Bulan Baru jelas sudah terbenam. Dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah kesabaran menunggu lewatnya meteor dan lokasi yang cukup gelap.

Hujan Meteor Perseid yang muncul dari arah rasi Perseus di jam 3 dini hari pada tanggal 13 Agustus 2010. kredit : StarWalk

Nah untuk mengamati hujan meteor ini, arahkan pandangan ke Timur Laut dan temukan rasi Perseus yang baru terbit pada pukul 00.30 dini hari. Mulailah mengamat pada pukul 02.00 wib ketika rasi Perseus sudah mulai menanjak dari horison. Hujan meteor Perseid akan tampak muncul dari konstelasi Perseus.

Hujan meteor Perseid memang memberi kejutan selama 2 dekade terakhir bagi para pengamat langit. Bagaimana tidak, ia pernah mempertontonkan 400 lebih meteor per jam saat Bumi melintasi area dengan aliran debu yang padat. Dan di tahun ini, simulasi yang dilakukan Mikhail Maslov and Jeremie Vaubaillon menunjukan kalau aktivitas Perseid masih tidak terpengaruh oleh gangguan dari Saturnus.

Tahun ini, hujan meteor yang akan dilihat memang tidak akan sebanyak tahun 2009 namun setidaknya masih bisa menikmati sekitar 110-120 meteor per jam karena Bumi akan melewati area debu komet yang sangat padat.

Hujan meteor Perseid. kredit : StarWalk

Asal Usul
Hujan meteor Perseid pertama kali dilihat oleh bangsa China kuno di kisaran tahun 36 AD. Catatan yang ada menunjukkan para pengamat tersebut melihat lebih dari 100 meteor berseliweran di pagi hari. Sejumlah penampakan meteor ini juga tercatat pernah dilihat di China, Jepang, Korea di sepanjang abad ke-8 – abad ke-11. Sayangnya di antara abad ke -12 dan 19, hujan meteor ini hanya terlihat sporadik.

Di bulan Agustus, Perseid bukanlah satu-satunya hujan meteor yang terlihat. Masih ada Delta Aquarid Selatan dan Delta Aquarid Utara, Iota Aquarid Utara dan Selatan. Alpha Capricorn, Kappa Cygnid dan beberapa hujan meteor minor lainnya. Namun Hujan meteor Perseid punya tempat yang spesial utamanya bagi masyarakat di belahan utara. Karena ternyata ada kisah mengerikan tentang hujan meteor Perseid ini.

Kadang disebut sebagai “air mata St. Lawrence”, hujan meteor tahunan ini seringkali terjadi bersamaan dengan perayaan kematian orang kudus tersebut yakni setiap tanggal 10 Agustus di Italia. Dan masih menurut kepercayaan tersebut, hujan meteor ini adalah air mata dari martir yang mati demi keyakinannya.

Baca juga:  Mari Mengenal Meteorit

Di tahun 1835, Adolphe Quételet, melaporkan secara resmi kehadiran hujan meteor Perseid di setiap bulan Agustus yang tampak muncul dari Rasi Perseus. Dan pengamat pertama yang melakukan perhitungan meteor Perseid yang terlihat setiap jam adalah E. Heis (Münster). ia menemukan kalau hujan meteor ini terlihat 160 meteor per jam di tahun 1839.

Hujan Meteor Perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862.  Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun. Ia akan kembali ke Bumi pada tahun 2126. Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana. Kita yang mengamati dari Bumi akan melihatnya sebagai lintasan cahaya yang sangat cepat di malam hari.

Selamat berburu meteor Perseid! Clear Sky!.

referensi : imo (international meteor organization), meteorshoweronline

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

6 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini