Agustus telah tiba! Saatnya untuk menikmati kembali hujan meteor Perseid yang akan mengawali pesta kembang api alami di langit malam sambil menemani mereka yang sedang mempersiapkan perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke 70!
Hujan meteor Perseid merupakan hujan meteor tahunan yang selalu mengunjungi masyarakat Bumi dari tanggal 17 Juli – 24 Agustus. Tanpa harus menunggu malam puncak pun kamu sudah bisa menikmati kehairan hujan meteor Perseid saat ini. Tapi, jika ingin menemukan lebih banyak meteor yang bertebaran muncul dari rasi Perseus, maka malam puncak dari hujan meteor Perseid akan berlangsung pada tanggal 13 Agustus 2015 dari jam 06.30 – 09.00 UT atau 13.30 – 16.00 WIB / 14.30 – 17.00 WITA / 15.30 – 18.00 WIT.  Bagi kita di Indonesia, waktu puncak hujan meteor Perseid bertepatan dengan waktu siang hari.
Masyarakat Indonesia bisa menikmati malam puncak hujan meteor Perseid pada tanggal 13 – 14 Agustus 2015 jelang dini hari. Rasi Perseus yang menjadi arah datangnya hujan meteor Perseid baru terbit tengah malam. Karena itu pengamatan baru bisa dilakukan lewat tengah malam saat Waktu yang cocok untuk menikmati hujan meteor Perseid adalah menjelang fajar atau sekitar jam 03.00 – 05.00 dini hari ketika rasi Perseus sudah cukup tinggi dari horison.
Hujan meteor Perseid akan tampak datang dari arah rasi Perseus atau tepatnya di utara bintang Mirphak, bintang paling terang di rasi tersebut.
Menurut International Meteor Organization atau IMO, puncak Hujan meteor Perseid tahun ini akan memiliki laju 100 meteor per jam. Pada saat puncak hujan meteor Perseid, bulan sudah memasuki fasa Bulan Baru sehingga pengamat di Bumi bisa menikmati hujan kilatan cahaya meteor yang melintas dengan bebas. Tapi itu jika lokasi pengamatan kita bebas dari polusi cahaya.
Asal Usul Perseid
Hujan Meteor Perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862. Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun. Ia akan kembali ke Bumi pada tahun 2126. Hujan meteor Perseid menunjukkan aktivitas yang kuat pada tahun 1990-an karena pada tahun 1992 komet 109P/Swift-Tuttle yang memiliki periode 130 tahun ini sedang berada pada perihelionnya (atau titik terdekatnya dengan Matahari). Aktivitas maksimum lainnya juga terlihat di tahun 2004 dan meskipun tahun ini diperkirakan tidak ada kemungkinan terjadi aktivitas maksimum seperti dahulu namun semua bisa saja terjadi.
Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana. Debu yang masuk ke lapisan atmosfer atas tersebut akan membentuk plasma super panas di sepanjang lintasannya dan bergerak dengan kecepatan 60 km/detik. Inilah lintasan cahaya yang melintas dan dilihat pengamat dari Bumi sebagai hujan meteor Perseid.
Sambil menunggu hujan meteor Perseid, kamu juga bisa menikmati kehadiran hujan meteor Alpha Capricornid dan Delta Aquariid Selatan yang sudah terbit semenjak Matahari terbenam. Jika kamu baru mulai melakukan pengamatan setelah tengah malam, Rasi Capricornus dan Aquarius bisa ditemukan di arah barat, karena sudah akan tenggelam seiring fajar menyingsing. Alpha Capricornid sudah mencapai puncaknya pada tanggal 1-2 Agustus 2015 dengan laju meteor 5 meteor per jam. Hujan meteor Delta Aquariid juga sudah melewati malam puncak pada tanggal 28-29 Juli 2015. Karena itu pada malam puncak Hujan Meteor Perseids, laju meteor yang muncul dari kedua rasi bintang ini tidak akan banyak, apalagi hujan meteor Capricornids sudah menjelang akhir pada tanggal 15 Agustus.
Siapkan juga teleskopmu untuk menikmati rasi Orion, rasi Taurus dengan Aldebaran yang jadi bintang paling terangnya di selatan Perseus. Tak ketinggalan ada gugusan lintang kartika atau Pleiades yang juga bisa dinikmati kehadirannya. Jelang fajar atau tepatnya jam 04:56 WIB, Mars si planet merah akan terbit di timur.
Pengamatan hujan meteor perseid bisa dilakukan dari lokasi yang memiliki langit gelap tanpa polusi cahaya. Atau area di sekitar rumah yang cukup gelap dan memiliki arah pandang ke timur sampai utara yang tidak terhalang apapun. Untuk mengamati hujan meteor, alat bantu terbaik untuk melihat lintasan cahaya di langit malam adalah mata. Gunakan indra penglihatanmu untuk menikmati keindahan langit malam hingga fajar menyingsing sambil bersantai bersama keluarga atau mungkin sambil menikmati musik kesayanganmu. Tidak perlu teleskop untuk menikmati hujan meteor.
Tulis Komentar