fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Perseid

Hujan Meteor Perseid

Semenjak tanggal 14 Juli 2009, para pengamat langit di Bumi sebenarnya sudah bisa menikmati kehadiran hujan meteor Perseid.  Hujan meteor ini dapat dinikmati karena Bumi melewati alur puing-puing Komet Swift-Tuttle, sumber dari hujan meteor tahunan Perseid.

Hujan meteor Perseid ini akan mengalami puncaknya pada tanggal 12 Agustus 2009 sekitar pukul 17.30 UT – 20.00 UT atau tanggal 13 Agustus jam 00.30 – 03.00 WIB, namun bisa saja terlihat lebih awal dengan laju puluhan sampai seratusan per jam.  Namun menurut Mikhail Maslov bisa jadi lajunya hanya sekitar 10-15 meteor per jam.

Hujan Meteor Perseid akan tampak dari Rasi Perseus di Timur Laut setelah tengah malam.
Hujan Meteor Perseid akan tampak dari Rasi Perseus di Timur Laut setelah tengah malam.

Hujan meteor Perseid memang indah untuk dilihat namun ternyata si meteor ini punya sejarah yang mengerikan juga. Kadang disebut sebagai “air mata St. Lawrence”, hujan meteor tahunan ini seringkali terjadi beresamaan dengan perayaan kematian orang kudus tersebut yakni setiap tanggal 10 Agustus. Dan masih menurut kepercayaan tersebut, hujan meteor ini adalah air mata dari martir yang mati demi keyakinannya. Hujan Meteor Perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862.  Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun. Ia akan kembali ke Bumi pada tahun 2126. Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana. Kita yang megamati dari Bumi akan melihatnya sebagai lintasan cahaya yang sangat cepat di malam hari.

Dikenal dengan nama hujan meteor Perseid karena meteor tersebut akan tampak muncul dari arah Rasi Perseus. Jadi untuk bisa melihatnya kita dapat keluar ke halaman tengah malam dan arahkan pandangan ke timur laut dimana rasi Perseus akan terbit. Namun cahaya bulan kwartal akhir yang cukup terang bisa jadi agak mengganggu ditambah kondisi langit yang berpolusi. Untuk itu carilah lokasi yang bebas polusi cahaya dan siapkanlah senter, peta langit juga minuman hangat untuk menemani anda dalam berburu meteor.

Baca juga:  Sekilas Peristiwa Langit Tahun 2019
Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

11 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini