fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Februari 2024

Fenomena Langit Bulan Februari 2024

Jangan lewatkan papasan Venus dan Mars sebelum fajar menyingsing, dan masih ada Jupiter yang bisa diamati di langit bulan Februari 2024. 

Bulan di pagi hari 2 Februari 2024. Kredit: langitselatan

Planet

Merkurius, Venus, Mars. Ketiga planet batuan ini bisa diamati sebelum fajar menyingsing di ufuk timur.  Di bulan Februari, Merkurius dan Venus akan terus turun mengejar Matahari di ufuk timur sementara Mars justru menanjak naik. Merkurius yang terus turun akan menghilang di balik Matahari mulai pertengahan Februari dan akan mencapai posisi konjungsi superior pada akhir Februari. 

Sementara itu, Mars dan Venus justru bisa diamati di sepanjang Februari dan membentuk segitiga dengan Bulan di awal bulan. Merkurius juga sempat berpapasan dengan Bulan, satu hari setelah Venus dan Mars berpapasan dengan Bulan. Akan tetapi, Merkurius dan Bulan masih terlalu rendah di ufuk timur sehingga tidak mudah diamati.  

Jupiter. Planet gas raksasa terbesar di Tata Surya ini bisa diamati di rasi Aries setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Jupiter juga akan berpapasan dengan Bulan pada pertengahan bulan Februari. 

Saturnus. Saturnus masih bisa diamati di rasi Aquarius kala senja sampai kisaran satu jam setelah matahari terbenam. Jelang pertengahan Februari, Saturnus akan berpapasan dengan Bulan. Di bulan Februari, Saturnus terus turun di ufuk barat dan akhirnya menghilang di balik Matahari. Saturnus akan berada di balik Matahari dan mencapai posisi konjungsi superior di penghujung Februari. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.

Uranus bisa diamati di rasi Aries sejak Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Sementara itu, Neptunus yang berada di rasi Pisces bisa diamati setelah Matahari terbenam dan bisa diamati sampai kisaran pukul delapan malam. 

Bulan

Fase Bulan Februari 2024. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

3 Februari. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

10 Februari. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

11 Februari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 358.088 km.

16 Februari. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

24 Februari. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

25 Februari.  Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 406.312  km

Hujan Meteor

8–9 Februari – Hujan Meteor alpha Centaurid

Hujan meteor alpha Centaurid pada tanggal 8 Februari 2024 pukul 02:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor alpha Centaurid pada tanggal 8 Februari 2024 pukul 02:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor alpha Centaurid merupakan hujan meteor minor yang arah datangnya tampak berasal dari rasi Centaurus. Hujan meteor alpha Centaurid mulai tampak pukul 21:48 WIB dan bisa ditemukan di arah  tenggara tak jauh dari bintang beta Centauri. Alpha Centaurid berlangsung dari 28 Januari – 21 Februari dan aktivitas meteor akan mencapai puncaknya pada tanggal 8 Februari.  Saat intensitas maksimum, pengamat bisa menemukan setidaknya 8 sampai 25 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 56 km/detik. Pada saat maksimum, Bulan sedang menuju fase Bulan Baru. 

Peristiwa

5 Februari — Bulan — Antares

Pasangan Bulan dan bintang Antares atau alpha Sciroius pada tanggal 5 Februari 2024 pukul 02:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan bintang Antares atau alpha Sciroius pada tanggal 5 Februari 2024 pukul 02:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Antares, bintang terang di rasi Scorpius. Kedua objek ini bisa diamati jelang dini hari sebelum Matahari terbit. Bulan terbit terlebih dahulu pada pukul 00:54 WIB disusul Antares pada pukul 01:06 WIB dan keduanya hanya terpisah 1,1º. Pengamat di Indonesia hanya bisa melihat keduanya berpasangan, tapi untuk pengamat di sebagian area Timur Tengah, Asia Timur, dan Asia Selatan, Bulan akan mengokultasi Anteres dan bintang terang ini menghilang sejenak dari langit pada pukul 08:06 WIB dan baru muncul kembali sekitar 4 jam kemudian pada pukul 10:02 WIB. 

8 Februari — Bulan — Venus — Mars

Konjungsi segitiga Bulan, Venus, dan Mars tanggal 8 Februari 2024 pukul 02:00 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi segitiga Bulan, Venus, dan Mars tanggal 8 Februari 2024 pukul 02:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Venus dan Mars dan membentuk segitiga di ufuk timur. Ketiga objek ini bisa diamati jelang dini hari sebelum Matahari terbit. Venus terbit lebih dahulu pada pukul 03:50 WIB disusul Bulan dua menit kemudian pada pukul 03:52 WIB. Sementara itu, Mars, si planet merah terbit pukul 04.19 WIB. Bulan dan Venus berpapasan dengan jarak 5º sedangkan Bulan dengan Mars jaraknya 6º.

15 Februari — Bulan — Jupiter 

Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 15 Februari 2024, tampak pada pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi Bulan dan Jupiter tanggal 15 Februari 2024, tampak pada pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Jupiter di rasi Aries dengan jarak 4,1º. Kedua objek ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Jupiter terbenam terlebih dahulu pada pukul 22:29 WIB disusul Bulan pada pukul 22:44 WIB.

16 Februari — Bulan — Pleiades 

Papasan Bulan dan Pleiades tanggal 16 Februari 2024, tampak pada pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Pleiades tanggal 16 Februari 2024, tampak pada pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan gugus bintang Pleiades dengan jarak 3,9º dan bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai lewat tengah malam. Bulan terbenam pukul 23:33 WIB disusul gugus Pleiades 10 menit kemudian. 

22 Februari — Venus — Mars 

Konjungsi Venus dan Mars tanggal 22 Februari 2024 dilihat pada pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium
Konjungsi Venus dan Mars tanggal 22 Februari 2024 dilihat pada pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium

Venus dan Mars berpapasan di rasi Capricornus dan bisa diamati sebelum Matahari terbit, meskipun keduanya cukup rendah di ufuk timur. Venus terbit lebih dahulu pada pukul 04:09 WIB disusul Mars satu menit kemudian dan keduanya hanya terpisah 0,6º. 

Kedua objek ini masih sulit diamati karena posisinya masih kurang dari 15º di atas horison. Jika tidak ada gedung atau pepohonan yang menghalangi arah pandang ke timur, Venus dan Mars yang berdekatan sudah bisa diamati sejak tanggal 21 Februari dan keduanya masih cukup dekat sampai tanggal 24 Februari. 

28 Februari — Konjungsi Superior Merkurius

Pasangan Matahari dan Merkurius saat planet terdekat dari Matahari ini sedang berada pada posisi terjauh dari Bumi dengan kenampakan pada tanggal 28 Februari 2024 pukul 06:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Matahari dan Merkurius saat planet terdekat dari Matahari ini sedang berada pada posisi terjauh dari Bumi dengan kenampakan pada tanggal 28 Februari 2024 pukul 06:00 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1,8°dari Matahari. 

Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,37 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 4,9 detik busur.

Peristiwa konjungsi superior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.

29 Februari — Konjungsi Saturnus 

Pasangan Matahari dan Saturnus saat sedang berada pada posisi terjauh dari Bumi dengan kenampakan pada tanggal 29 Februari 2024 pukul 06:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Matahari dan Saturnus saat sedang berada pada posisi terjauh dari Bumi dengan kenampakan pada tanggal 29 Februari 2024 pukul 06:30 WIB. Kredit: Stellarium

Satu hari setelah Merkurius, giliran Saturnus yang papasan dengan Matahari di langit. Kali ini Saturnus berada pada jarak terjauh dari Bumi pada jarak 10,71 SA. Di langit, Saturnus tampak 1,6º dari Matahari sehingga tidak bisa diamati karena berada di balik terangnya Matahari. Jika Saturnus bisa diamati, maka diameter piringannya akan tampak sangat kecil dibanding saat oposisi yakni 15,5 detik busur. 

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan Februari menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru.

Setelah Matahari terbenam ada bintang terang Archenar di rasi Eridani, Canopus di rasi Carina, Rigel dan Betelgeue di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Sirius di rasi Canis Major, Capella di rasi Auriga, Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di Gemini, yang bisa diamati sampai jelang dini hari. 

Jelang tengah malam, ada rasi Crux, Rigil Kentaurus dan Hadar di rasi Centaurus. Mulai tengah maam ada Spica di rasi Virgo, dan Arcturus di Bootes, yang bisa diamati sampai fajar. Dan jelang dini hari ada Antares di rasi Scorpius serta Vega yang terbit jelang fajar.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 Februari 2024

Peta Bintang 15 Februari 2024

Kampanye Langit Gelap

31 Januari-9 Februari — Kampanye Globe At Night

Di bulan Februari, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 31 Januari – 9 Februari.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye ini, pengamat di utara diajak untuk mengamati rasi Perseus dan rasi Orion. Sementara itu, pengamat di belahan selatan diajak untuk mengamati rasi Orion dan rasi Canis Mayor. Pengamatan dilakukan mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini