fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan November 2021

Fenomena Langit Bulan November 2021

Bulan November 2021, masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fenomena langit Gerhana Bulan Sebagian dan Hujan Meteor Leonid. 

Gerhana Bulan Sebagian yang dipotret dari 81 Skyresto, Hotel Kytos. Kredit: langitselatan

Planet

Merkurius. Planet terdekat dengan Matahari ini tampak sebelum Matahari terbit sampai pertengahan November. Akan tetapi Merkurius cukup rendah di ufuk timur. Merkurius berpapasan dengan Bulan dan Mars di awal November namun sulit diamati karena sangat rendah di langit timur yang mulai terang. Di penghujung November, Merkurius akan menghilang dari pandangan karena sedang berada di balik Matahari. 

Venus. Bintang Kejora ini merupakan primadona yang merajai langit senja di bulan November. Venus yang berada di rasi Sagittarius akan terus menanjak naik di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Venus berpapasan dengan Bulan di awal November dan bisa jadi objek menarik untuk diamati jika cuaca cerah. 

Jupiter & Saturnus. Duo planet raksasa ini masih menemani pengamat sampai jelang tengah malam. Setelah Matahari terbenam, Jupiter dan Saturnus sudah tampak di meridian pengamat dan terus bergerak ke arah barat sampai keduanya terbenam beriringan. Jelang pertengahan November, duo jovian ini akan berpapasan dengan Bulan secara bergantian. Selama bulan November, Jupiter dan Saturnus bisa diamati di rasi Capricornus. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Uranus yang mencapai oposisi di awal November bisa diamati sepanjang malam sampai jelang fajar di rasi Aries. Sementara itu, Neptunus yang berada di rasi Aquarius sudah tampak sejak Matahari terbenam sampai lewat tengah malam.

Bulan

Fase Bulan November 2021

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

5 November. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

6 November. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 358.844 km.

11 November. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

19 November. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

21 November.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.279 km

29 November. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

Gerhana

19 November – Gerhana Bulan Sebagian

Skema Gerhana Bulan Sebagian 19 November 2021. Kredit: langitselatan

Gerhana Bulan kedua dan terakhir di tahun 2021 terjadi tanggal 19 November dengan sebagian Bulan masuk dalam bayang-bayang Bumi.  

Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 19 November 2021 bisa diamati dari wilayah Amerika, Eropa utara, Asia timur, Australia, Pasifik. Pengamat di seluruh wilayah Indonesia bisa mengamati GBS setelah matahari terbenam saat Bulan dalam proses keluar dari umbra Bumi atau saat gerhana bulan sebagian akan berakhir. Untuk wilayah Indonesia barat hanya bisa menyaksikan proses gerhana penumbra karena saat Matahari terbenam, Bulan sudah keluar dari umbra Bumi. 

Gerhana Bulan Sebagian 19 November 2021 dimulai dengan gerhana penumbra pukul 14:02 WIB dan berakhir pukul 19:03 WIB. Untuk fase gerhana sebagian dimulai saat Bulan memasuki umbra Bumi pukul 14:18 WIB dan baru akan keluar dari umbra Bumi pukul 17:47 WIB. 

Hujan Meteor

5 November – Hujan Meteor Taurid Selatan

Hujan Meteor Taurid Selatan 12 November 2021 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Taurid berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke, berlangsung sejak 10 September – 20 November dan tidak pernah menghasilkan lebih dari 5 meteor per jam. Menariknya, hujan meteor taurid ini kaya dengan bola api. 

Baca juga:  Menuju Antariksa, Menggapai Bintang: Wahana Menguak Jagad Raya

Berdasarkan International Meteor Organization, puncak hujan meteor Taurid Selatan terjadi pada bulan oktober. Dan berdasarkan Observer Handbook, puncak hujan meteor ini terjadi tanggal 5 November. Sementara itu dari American Meteor Society (AMS) menetapkan puncaknya pada tanggal 2-3 November. 

Perbedaan bisa saja terjadi, tapi untuk pengamat yang masih ingin berburu hujan meteor Taurid Selatan ini, pengamatan masih bisa dilakukan sampai 20 November dan untuk maksimum pada tanggal 5 November, pengamat bisa menikmati kehadiran 5 meteor per jam dengan laju 28 km/detik. Hujan meteor Taurid selatan bisa diamati setelah Matahari terbenam saat rasi Taurus juga terbit di arah timur sampai jelang fajar saat rasi ini akan terbenam di barat. 

Bulan sedang dalam fase Bulan Baru jadi pengamatan bisa bebas cahaya Bulan sepanjang malam. 

12 November – Hujan Meteor Taurid Utara

Hujan meteor Taurid Uatara saat maksimum pada tanggal 12 November pukul 20:00WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Taurid Utara juga tampak datang dari rasi Taurus dan dimulai dari tanggal 20 Oktober – 10 Desember dengan puncak pada tanggal 12 November. Saat malam puncak, Hujan Meteor Taurid Utara akan menghiasi langit dengan 5 meteor per jam dengan laju 29 km/jam. 

Rasi Taurus terbit setelah Matahari terbenam dan bisa diamati sampai fajar menyingsing. Bulan sabit baru akan terbit pukul 02:43 WIB dan tidak akan ada cahaya Bulan di langit malam. Perpaduan hujan meteor Taurid Utara dan Selatan yang masih berlangsung di akhir Oktober dan awal November menjadi atraksi menarik di langit. Apalagi dengan kehadiran fireball.

17 November – Hujan Meteor Leonid

Puncak Hujan meteor Leonid 17 November 2021 pukul 02:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Leonid tahunan yang satu ini berlangsung dari 6 – 30 November dan malam puncak akan terjadi pada tanggal 17 – 18 November. Pengamat yang berburu leonid bisa menikmati 15 meteor per jam yang melaju dengan kecepatan 71 km/det.  Hujan meteor Leonid yang berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle akan tampak datang dari arah rasi Leo. 

Bagi pemburu meteor, rasi Leo baru akan terbit tengah malam pada pukul 00:21 WIB. Bulan yang baru saja melewati fase Bulan Baru sudah terbenam sejak pukul 20:04 WIB.

21 November – Hujan Meteor alpha-Monocerotid

Puncak Hujan meteor Alpha Monocerotid 21 November 2021 pukul 23:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor alpha Monocerotid berlangsung dari tanggal 15 – 25 November dan mencapai puncak pada tanggal 21 November. Hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Canis Minor ini memiliki laju meteor per jam yang beragam saat mencapai maksimum. Meskipun demikian, pengamat bisa mengamati setidaknya 5 meteor per jam saat malam puncak hujan meteor. 

Hujan meteor alpha Monocerotid berasal dari puing-puing komet C/1917 F1 (Mellish) dan bisa diamati mulai pukul 21:31 WIB ketika rasi Canis Minor terbit sampai fajar menyingsing.  Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor alpha Monocerotid adalah pukul 04:00 WIB saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit Bulan kuartir pertama terbenam pukul 23:46 WIB sehingga mulai tengah malam sampai fajar menyingsing, tidak ada cahaya dari Bulan.

Peristiwa

4 November — Bulan — Merkurius

Pasangan Bulan dan Merkurius sebelum Matahari terbit pada tanggal 4 November 2021 pukul 04:50 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit berpasangan dengan Merkurius di ufuk timur sebelum Matahari terbit. Bulan berada 1,2º di utara Merkurius dan keduanya tidak lebih tinggi dari 8º saat Matahari terbit. Pasangan Bulan dan Merkurius  bisa diamati mulai pukul 04:45 WIB saat keduanya tampak di ufuk timur. Bagi pengamat, pasangan Bulan dan Merkurius terlalu rendah di ufuk timur sehingga sulit diamati. 

5 November – Oposisi Uranus

Oposisi Uranus. Kredit: langitselatan
Oposisi Uranus. Kredit: langitselatan

Uranus, si planet es raksasa akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 18,74 AU.  Planet yang bergerak menggelinding ini akan tampak unik sebagai titik warna biru kehijauan di teleskop. Untuk menemukannya, arahkan teleskop ke rasi Aries. Saat oposisi Uranus sedang berada di rasi Aries dengan kecerlangan 5,7 magnitudo dan diameter piringannya 3,8 detik busur.

8 November — Bulan — Venus

Pasangan Bulan dan Venus si Bintang Kejora tanggal 8 November 2021 pukul 19:00 WIB
Pasangan Bulan dan Venus si Bintang Kejora tanggal 8 November 2021 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan sabit berpasangan dengan Venus di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Bulan berada 3º di utara Venus dan berada pada ketinggian 40º saat Matahari terbenam. Pasangan Bulan dan Venus bisa diamati sampai pukul 21:04 WIB saat Venus terbenam, disusul Bulan pada pukul 21:27 WIB. 

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Februari 2019

Untuk pengamat di Asia Timur, Bulan akan tampak melintas di depan Venus dan menutupi planet tersebut. Peristiwa ini dikenal sebagai okultasi Venus oleh Bulan.

10 November — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 10 November 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 10 November 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan dan Saturnus berpasangan sejak Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Saat Matahari terbenam, Bulan berada 4º di selatan Saturnus dan keduanya tampak pada ketinggian 72º. Kedua objek bisa diamati sampai pukul 23:26 WIB saat Saturnus terbenam disusul Bulan satu menit kemudian. 

11 November — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 11 November 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 11 November 2021 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Sehari kemudian, giliran Bulan dan Jupiter yang berpasangan dan terpisah 4,9º. Pasangan Bulan dan Jupiter bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai tengah malam. Jupiter dan Bulan bisa diamati pada ketinggian 81º di atas horison timur saat keduanya muncul dari balik pendar senja. Pasangan ini akan mencapai ketinggian maksimum 82º pada pukul 18:08 WIB dan bisa diamati sampai pukul 00:17 WIB saat Bulan terbenam disusul Jupiter 2 menit kemudian. 

29 November — Konjungsi Superior Merkurius

Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 0,7°dari Matahari. 

Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,45 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 4,6 detik busur.

Peristiwa konjungsi superior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal November menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati mulai tengah malam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.  

Setelah Matahari terbenam, ada Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquila, Deneb di rasi Cygnus, Antares di rasi Scorpius, Archenar di rasi Eridanus, dan Fomalhaut di rasi Piscis.

Jelang tengah malam ada Canopus di rasi Carina, Rigel dan Betelgeuse di Rasi Orion, Sirius di rasi Canis Major, Aldebaran di rasi Taurus, Capella di rasi Auriga.

Mulai tengah malam ada Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di Gemini. Dan jelang dini hari ada Regulus di rasi Leo.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 November 2021

Peta Bintang 15 November 2021

Kampanye Langit Gelap

1 —5 November & 25 — 30 November — Kampanye Globe At Night

Di bulan November, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diselenggarakan dari 1 – 5 November dan 25 – 30 November.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye bulan November, para pengamat di belahan utara diajak mengamati rasi Perseus dan pengamat belahan selatan diajak mengamati rasi Grus. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini