fbpx
langitselatan
Beranda » Kasus Aneh Bintang Betelgeuse

Kasus Aneh Bintang Betelgeuse

Hasil pengamatan terbaru Teleskop Hubble berhasil menyingkap misteri peredupan Betelgeuse. Tersangkanya adalah: awan debu!

Ilustrasi awan debu yang menghalangi cahaya Betelgeuse. Kredit: ESO, ESA/Hubble, M. Kornmesser
Ilustrasi awan debu yang menghalangi cahaya Betelgeuse. Kredit: ESO, ESA/Hubble, M. Kornmesser

Jadi cerita Betelgeuse di rasi Orion ini dimulai tahun 2019, ketika para pengamat mengenali ada yang berbeda dari Betelgeuse. Bintang ini ternyata cahayanya memudar dan para astronom pun tidak bisa memastikan penyebabnya. Setelah meredup cukup tajam, kecerlangan Betelgeuse kembali meningkat pada Februari 2020. 

Maharaksasa Merah

Bintang Betelgeuse dulunya adalah bintang seperti Matahari, tapi massanya lebih besar dari Matahari. Ketika Betelgeuse makin tua, bahan bakar hidrogennya habis dan bintang ini kemudian mengembang (menjadi besar) dan warnanya juga jadi merah. Karena itu, kita menyebut bintang ini maharaksasa merah. Saat ini, massa Betelgeuse 15 massa Matahari. Sebelum jadi maharaksasa merah, diperkirakan massa Betelgeuse sekitar 20 massa Matahari.

Nah, bintang yang massanya besar seperti Betelgeuse pada suatu hari nanti akan meledak. Ledakannya termasuk ledakan yang sangat dasyat di Alam Semesta dan dikenal sebagai supernova.

Ketika supernova terjadi, bintang akan jadi sangat terang. Bahkan terangnya bisa melebihi terang seluruh galaksi!

Setelah menjadi maharaksasa merah, ukuran Betelgeuse sekarang 1,2 sampai 8,9 AU. Seandainya Betelgeuse menggantikan Matahari, maka lapisan fotosfernya bisa mencapai lokasi Jupiter!

Pudarnya Cahaya Betelgeuse

Di langit malam, Betelgeuse adalah salah satu bintang yang sangat terang dan bisa dengan mudah dikenali di lengan Orion, si Pemburu. Bintang ini mirip mercusuar di langit malam. Kecerlangannya memang bervariasi secara berkala. Menerang dan meredup bukan sesuatu yang aneh bagi  Betelgeuse.

Secara berkala, ada dua kali peredupan yakni setiap 420 hari dan tiap 2000 hari. Tapi, biasanya cahaya Betelgeuse yang terang hanya meredup sedikit dan bahkan tidak mudah dikenali pengamat.

Tapi, di akhir tahun 2019, peredupan Betelgeuse sangat besar dan terang Betelgeuse hanya 36% dari kecerlangan normalnya. Bahkan, pengamat yang tidak menggunakan teleskop pun bisa mengenali kalau Betelgeuse meredup.

Masyarakat yang tertarik dengan astronomi justru bertanya-tanya, apa yang terjadi sampai Betelgeuse meredup. Apakah ini tanda-tanda Betelgeuse akan meledak?

Tentu saja tidak. Para astronom tahu betul kalau Betelgeuse tidak akan meledak dalam waktu dekat. Diperkirakan Betelegeuse baru akan meledak dalam 100.000 tahun lagi. Tapi tentu saja peredupan Betelgeuse membuat para astronm bertanya-tanya dan mencari tahu.

Misteri Yang Disingkap Hubble

Ilustrasi lontaran gas panas di Betelgeuse. Berurutan dari kiri ke kanan: 1&2: Gelombang gas panas yang dilontarkan dari bintang, 3: gas mendingin dan menjauh dari bintang. 4: Betelgeuse yang dilihat dari Bumi. Kredit: NASA, ESA, & E. Wheatley (STScI)
Ilustrasi lontaran gas panas di Betelgeuse. Berurutan dari kiri ke kanan: 1&2: Gelombang gas panas yang dilontarkan dari bintang, 3: gas mendingin dan menjauh dari bintang. 4: Betelgeuse yang dilihat dari Bumi. Kredit: NASA, ESA, & E. Wheatley (STScI)

Hasil pengamatan Betelgeuse pada awal tahun 2020 memperlihatkan belahan selatan bintang tersebut mengalami peredupan. Para astronom menduga ada bintik bintang yang sangat besar menutupi permukaan Betelgeuse. Sama seperti Bintik Matahari, bini adalah area yang lebih dingin dan lebih gelap pada bintang.

Dugaan lain, Betelgeuse melontarkan awan debu raksasa. Jadi Betelgeuse ini merupakan bintang berdenyut yang lapisan teratasnya secara teratur mengembang dan memgerut. Ini yang menyebabkan terang Betelgeuse bervariasi setiap 420 hari. Ketika bintang mengembang, cahaya yang dipancarkan lebih banyak, dan saat mengerut cahaya yang dipancarkan juga lebih sedikit.

Baca juga:  kumkum markumkum, Langitku Bumiku

Hasil terbaru dari Teleskop Hubble memperlihatkan peningkatan kerapatan gas pada lapisan teratas atmosfer Betelegeuse dan pada saat yang sama terjadi juga peningkatan kecerlangan cahaya ultraungu. Ini terjadi sebelum cahaya Betelgeuse mengalami peredupan.

Pengamatan dilakukan ketika terang Betelgeuse masih normal pada bulan Januari dan Maret 2019, serta saat peredupan besar pada akhir 2019 dan awal 2020.

Singkatnya, teleskop Hubble melihat peningkatan gas panas yang terlontar dari Betelgeuse. Jadi, gas panas yang naik di atmosfer memicu peningkatan aliran gas. Pada saat yang sama, bintang sedang dala periode mengembang, sehingga terjadilah denyut yang lebih masif. Setelah gas mencapai lapisan teratas Betelgeuse, gas mendingin, membentuk debu, dan memadat menjadi awan yang menghalangi cahaya bintang.

Fakta Keren

Matahari juga akan menjadi bintang raksasa merah seperti Betelgeuse dalam 5.000.000.000 tahun!


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini