fbpx
langitselatan
Beranda » Kepingan Masa Lalu Tata Surya

Kepingan Masa Lalu Tata Surya

Meskipun Merkurius, Venus, dan Bumi terbentuk dari bahan yang serupa, mengapa ketiga planet terdekat dengan Matahari ini begitu berbeda masih menjadi misteri. Para astronom ingin mempelajari lebih jauh bagaimana planet-planet itu terbentuk dengan cara menyelidiki asteroid, yaitu pecahan batuan yang berlimpahkan bahan-bahan pembentuk planet.

Asteroid Lutetia. Kredit : ESA 2010 MPS for OSIRIS Team MPS/UPD/LAM/IAA/RSSD/INTA/UPM/DASP/IDA

Sekelompok astronom telah mengamati sebuah asteroid bernama Lutetia yang lebarnya 100 km. Bayangkan besarnya; jika kamu meletakkan asteroid ini di atas permukaan Bumi, satu sisinya akan mencapai ruang angkasa! Sebagaimana sebagian besar asteroid-asteroid lain di Tata Surya, Lutetia terletak di antara planet Mars dan Jupiter, suatu daerah yang disebut Sabuk Asteroid.

Namun demikian, astronom baru saja mengetahui bahwa Lutetia tidaklah selalu berada di situ. Mereka menyadari hal ini ketika mereka menemukan bahwa asteroid ini terbuat dari bahan yang sama dengan yang ada pada jenis batuan langka yang jatuh ke Bumi dari ruang angkasa (meteorit). Meteorit jauh lebih kecil dari asteroid, besarnya antara kelereng hingga bola basket.

Yang membuat meteorit langka ini istimewa adalah benda-benda ini terbentuk di Tata Surya sebelah dalam. Seandainya Lutetia terbuat dari bahan yang sama dengan meteorit-meteorit ini, Lutetia mestinya juga terbentuk di daerah yang sama dengan tempat Merkurius, Venus, dan Bumi dilahirkan. Lutetia adalah kepingan terbesar yang tersisa dari bahan pembentuk planet-planet dalam!

Nah, sekarang astronom ingin mengirim wahana ruang angkasa ke Lutetia untuk mengambil contoh bagian asteroid untuk diteliti di laboratorium. “Asteroid semacam Lutetia

merupakan target yang ideal untuk misi-misi masa depan yang akan membawa pulang ke Bumi contoh bagian asteroid. Dengan demikian kita bisa meneliti lebih seksama tentang asal-muasal planet batuan, termasuk Bumi kita ini,” kata astronom Pierre Vernazza.

Fakta menarik : Awal November lalu, asteroid lain yang lebarnya sekitar 400 m lewat dekat dengan Bumi, bahkan lebih dekat dari jarak Bulan ke Bumi. Asteroid yang demikian disebut Near-Earth Asteroid atau Asteroid Dekat Bumi.

Sumber: Space Scoop Universe Awareness

Baca juga:  Belajar dari Bintang: Daur Ulang Kosmik
Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini