fbpx
langitselatan
Beranda » Asteroid Trojan Baru di Wilayah Orbit Bumi

Asteroid Trojan Baru di Wilayah Orbit Bumi

Ada penemuan yang membuat para astronom bersemangat. Mereka mengonfimasi penemuan asteroid trojan terbesar Bumi lewat pengamatan teleskop SOAR 4,1 meter di Chile. 

2020 XL5, asteroid trojan Bumi yang ukurannya paling besar. Kredit: NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva/Spaceengine. Acknowledgment: M. Zamani (NSF’s NOIRLab)

Tipe asteroid seperti ini menarik karena materi penyusunnya merupakan bahan yang membentuk Tata Surya. Karena itu, kita bisa memperoleh petunjuk terkait bahan dasar yang membentuk Bumi. 

Asteroid Trojan

Asteroid trojan merupakan pendamping atau tetangga sebuah planet. Asteroid tipe ini berbagi orbit atau lebih tepatnya berada di orbit yang sama dengan orbit planet saat mengelilingi Matahari. Tapi, asteroid trojan punya lokasi khusus. Asteroid trojan biasanya parkir di lokasi yang gravitasinya menarik mereka ke planet dan mendorong asteroid ini menjauh sehingga terciptalah kesetimbangan. Nah, lokasi asteroid trojan ini ada di titik Lagrange. 

Lebih spesifik, yang sedang dibicarakan adalah 2020 XL5, asteroid trojan Bumi yang kedua. Asteroid trojan Bumi yang pertama adalah 2010 TK7.

Asteroid trojan 2020 XL5 pertama kali ditemukan lewat survei Pan-STARRS 1 yang dilakukan oleh Observatorium Haleakala, Hawaii pada 20 Desember 2020. Selain pengamatan dengan teleskop SOAR, para astronom juga mengamati 2020 XL5 dengan teleskop 4,3 meter Lowell Discovery Telescope di Observatorium Lowell, Arizona, dan teleskop 1 meter Optical Ground Station di Tenerife, Pulau Canary.

Pengamatan dengan teleskop SOAR tidak hanya mengonfirmasi keberadaan 2020 XL5 melainkan untuk memastikan ukuran sekaligus mempertajam jalur orbitnya. 

Jadi, saat pertama ditemukan, para astronom masih mempertanyakan orbit asteroid ini. Apakah 2020 XL5 merupakan asteroid dekat Bumi yang melintas ataukah memang trojan Bumi atau asteroid yang berbagi orbit dengan Bumi. 

Ukuran dan Orbit

Dari hasil pengamatan, para astronom bisa menentukan ukuran 2020 XL5. Cukup mengejutkan karena ternyata 2020 XL5 berukuran besar dengan diameter 1,2 km atau tiga kali lebih besar dari 2010 TK7. Asteroid 2010 TK7 lebarnya kurang dari 400 meter, jadi bisa dibayangkan seberapa besar 2020 XL5!

Selain itu, dari pengamatan fotometri, rupanya 2020 XL5 merupakan asteroid tipe C dengan komposisi tanah liat dan batuan silikat. 

Bagaimana para astronom bisa mengetahui kalau 2020 XL5 adalah asteroid trojan dan bukan benda kecil dekat Bumi?

Tim astronom yang menemukan 2020 XL5 menggunakan data dari Survei Dark Energi pada teleskop 4 meter Víctor M. Blanco di CTIO, Chile, untuk memahami orbit asteroid. Data yang digunakan merentang dari 2012 sampai 2019. Dengan data pengamatan selama hampir 10 tahun, para astronom akhirnya berhasil menentukan jalur orbit 2020 XL5.

Asteroid 2020 XL5 tidak akan selamanya berada di titik Lagrange menjadi trojan Bumi. Selama 4000 tahun 2020 XL5 akan tetapi stabil, namun setelah itu, gangguan yang diterima akan membuat asteroid ini lepas dan mengembara di angkasa. 

Fakta Keren

Bisa jadi ada lebih banyak asteroid trojan di orbit Bumi. Akan tetapi tidak mudah untuk mengamatinya, karena asteroid trojan tampak lebih dekat ke Matahari. Jika ingin berburu asteroid trojan, lakukan pengamatan saat fajar atau senja dan arahkan teleskop ke arah horison. Untuk menemukan 2020 XL5, para astronom mengarahkan teleskop SOAR sangat rendah yakni pada ketinggian 16º di atas horison. Dengan demikian, 2020 XL5 bisa diamati saat fajar.


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini