Bagaimana mengkomunikasikan astronomi pada masyarakat? Apakah ada cara khusus? Ataukah ada banyak cara? Tanggal 8 Oktober 2007, bertempat di Eugenides Foundation, Athena, konferensi Communicating Astronomy with the Public 2007 diselenggarakan.
Komunitas
Tim Nasional Indonesia akan berangkat ke Simeiz, di tepi laut Hitam, Crimea, Ukraina pada tanggal 28 September 2007, dari Bandara Soekarno Hatta, dengan pesawat Garuda GA 830, pukul 16.40, untuk mengikuti International Astronomy Olympiad ke XII.
Teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) ITB, pada tanggal 1 Oktober 2007 memperkenalkan situs yang berisi kegiatan Himastron dalam riset mengenai hilal.
Gongggg .. dengan bunyi gong yang dipukul oleh Bpk. Thomas Djamaluddin dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), maka secara resmi kegiatan SSAG 2007 (Southern Sky Astronomy Gathering/Temu Astronomi Indonesia) pun dibuka.
International School for Young Astronomers (ISYA) adalah salah satu program dari International Astronomical Union (IAU) sebagai perhimpunan astronom sedunia. IAU bertujuan untuk mempromosikan dan memelihara semua aspek dalam astronomi melalui kerja sama internasional.
Sebenarnya kegiatan ini sudah berlangsung beberapa waktu lalu, namun baru hari ini saya tuliskan disini. Yang pertama adalah South-East Asia Astronomy Network (SEAAN) dalam Thai National Astronomical Meeting (TNAM), 22-24 Maret 2007 di Bangkok dan ITB-GAO (Japan) Joint Workshop on Astronomy & Science Education, 4-6 Juli di ITB.
Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata astronomi? Mungkin ada yang mengatakan’ “Wah, itu sains tuh!” atau mungkin ada lagi yang mengatakan, “Ramalin, bintang gue dong!” Dari pengalaman kami selama bergelut di bidang astronomi, pernyataan kedua adalah yang paling sering kami temui. Kebanyakan masyarakat Indonesia mempersepsikan astronomi dengan peramalan nasib manusia, padahal hal tersebut “dipelajari” dalam astrologi. Kedua hal tersebut yaitu astronomi dan astrologi merupakan dua hal yang berbeda.
7 Juli 2007, tanggal yang untuk sementara orang dipercaya membawa keberuntungan. Buktinya, pada tanggal ini, banyaaak sekali kegiatan-kegiatan masyarakat, contoh paling gampang, di mana-mana, ada saja kondangan. Buktinya lagi, kalau pada tanggal tersebut keliling Bandung, pastilah terjadi macet, dan umbul2 dapat ditemui di setiap tikungan jalan (sedikit hiperbola nih, tapi memang hampir seperti itu kenyatannya). LoL.
Lihatlah ke barat saat Matahari tenggelam tanggal 30 Juni. Akan terlihat sebuah ‘bintang’ terang di sebelah barat. Amat terang berkilau. ‘Bintang’ itu adalah bintang kejora, atau dikenal juga sebagai bintang senja (saat ia terlihat senja hari). Bintang kejora ini tak lain adalah planet Venus, planet yang orbitnya paling dekat dengan orbit Bumi. Tak jauh dari planet Venus ini, kurang dari satu derajat kearah kanan atas, ada sebuah lagi titik cahaya yang agak terang. Ia bukan bintang, tapi juga sebuah planet, yaitu planet Saturnus. Sepasang planet ini menghiasi langit senja kita untuk beberapa waktu. Bagi pengamat yang berada di Bandung dan sekitarnya, keadaan langit senja bagian barat bisa dilihat pada gambar berikut (klik untuk melihat yang lebih besar):
Apa kegiatanmu mengisi liburan kali ini?
Siapa saja yang disebut dengan astronom amatir? Semua orang yang punya rasa ingin tahu akan antariksa dan alam semesta sudah pantas disebut sebagai astronom amatir. Ketika seseorang memandang langit dan menyadari indahnya tatanan bintang yang dapat dibentuk-bentuk menjadi rasi, bulan yang menyinari langit malam dan jika beruntung dapat melihat meteor shower yang melintas, mereka yang menyadarinya adalah orang-orang yang telah masuk ke dalam dunia astronomi dan sangat pantas disebut sebagai astronom amatir.