
Kisah HAARP, Gempa dan Badai Sandy
Barangkali tak ada fasilitas riset astronomi di seantero kolong langit yang setenar HAARP, khususnya dalam tahun-tahun belakangan ini tatkala isu
Barangkali tak ada fasilitas riset astronomi di seantero kolong langit yang setenar HAARP, khususnya dalam tahun-tahun belakangan ini tatkala isu
Pada bulan Agustus 2012 ini, maka perjalanan studi ilmu pengetahuan pada fenomena alam yang dikenal sebagai berkas sinar kosmis (Cosmic Ray), telah mencapai 100 tahun.
Sebagai Bangsa Indonesia, setiap kita tentu pernah mendengar tentang kemegahan Candi Borobudur bukan?! Atau bahkan kita juga sudah pernah melihat langsung keagungan candi ini dari dekat.
Observatorium tertua di Indonesia (dan bukan proto-observatorium) adalah observatorium Mohr. Dinamakan demikian sebab observatorium ini merupakan milik pribadi seorang Johann Mauritz Mohr (1716-1775), ilmuwan Belanda yang juga pendeta Kristen, yang tinggal di Batavia pada masa kekuasaan VOC.
Bersamaan dengan dirilisnya The Avengers yang ceritanya tentang para superhero dunia Marvel. Di langit akan muncul superhero lainnya yang sepertinya seminggu ini jadi pertanyaan dan pembicaraan masyarakat. Supermoon aka si Bulan Super!
Inilah kapal yang menyandang hampir semua rekor pada masanya: terbesar, terberat (44.000 ton) dan termewah (dibangun dengan bahan-bahan bermutu tinggi sehingga menelan biaya US $ 400 juta berdasarkan kurs 1997). Inilah Titanic.
Pik Sin Thé, baru saja pulang dari Amerika setelah dipromosikan menjadi Doktor Astronomi menerima tanggung jawab sebagai kepala Observatorium Bosscha.
Astronomi di Indonesia bukan baru dimulai awal tahun 1900-an ketika Observatorium Boscha didirikan. Satu setengah abad sebelumnya di tahun 1761 dan 1769, astronomi di Indonesia dimulai dan ditandai dengan penggunaan instrumentasi untuk pengamatan.
Pendirian Observatorium Bosscha di Lembang pada dekade 1920an dapat dilihat dalam konteks merembesnya ilmu pengetahuan modern keluar dari Eropa dan pelaksanaan riset ilmu alam dalam situasi kolonial.
Bila kita memiliki kesempatan untuk pergi ke daerah yang jauh dari cahaya lampu perkotaan dan cuaca betul-betul cerah tanpa awan, kita akan dapat melihat selarik kabut yang membentang di langit. “Kabut” itu ikut bergerak sesuai dengan gerakan semu langit, terbit di timur dan terbenam di barat.
Tenggarong menjadi kota ke-3 di Indonesia yang memiliki planetarium setelah Jakarta dan Surabaya. Planetarium yang diberi nama Planetarium Jagad Raya itu didirikan pada tahun 2002 oleh Bupati Kutai Kartanegara dan diresmikan pada tahun 2003 oleh Hamzah Haz.
Ada planet baru di Tata Surya dan ia berada jauh di bagian terluar Tata Surya di awan Oort. Itulah berita yang dicetuskan oleh duo ilmuwan yang berkecimpung dalam dunia keplanetan dari University of Lousiana-Lafayette.
Jika anda penggemar drama Korea Great Queen Seondeok, barangkali anda pernah mendengar tentang Cheomseongdae. Ingin tau ceritanya?
Hari ini, ada 2 pemberitaan dengan berita utama yang hampir sama. Beritanya menarik loh. Dalam kedua berita tersebut, disebutkan Bumi tak lama lagi akan memiliki “Dua Matahari”.
Pada bulan November 2010, IAU memberikan 4 nama Indonesia sebagai nama 4 asteroid yang berada di Sabuk Utama Asteroid. Ke-4 nama tersebut merupakan nama-nama mantan kepala Observatorium Bosscha.