fbpx
langitselatan
Beranda » Bayi Bintang Dalam Kepompong Kosmik

Bayi Bintang Dalam Kepompong Kosmik

Untuk pertama kalinya para astronom mendeteksi bayi bintang yang diselubungi kepompong molekul organik kompleks di tepi Bima Sakti. 

Ilustrasi protobintang yang ditemukan di area terluar Bima Sakti.  Kredit: Niigata University
Ilustrasi protobintang yang ditemukan di area terluar Bima Sakti. Kredit: Niigata University

Bayi bintang ini ditemukan di area Galaksi Terluar Ekstrim. Dan molekul organik yang menyelubunginya merupakan molekul yang sama untuk membentuk kehidupan. 

Tak pelak, penemuan ini menyingkap kekayaan dan kompleksitas senyawa kimia di Alam Semesta. Mirip seperti harta karun tersembunyi.

Bayi bintang ini merupakan temuan tim astronom Jepang dan Taiwan yang melakukan pengamatan dengan teleskop radio ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) di Chile. Tim ini mencari bintang yang baru terbentuk atau protobintang pada area WB89-789 di tepian galaksi. 

Molekul Organik di Tepi Galaksi

Para astronom ini berhasil menemukan kepompong yang kaya dengan campuran molekul seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S), dan silikon. Para astronom juga menemukan yang berasal dari campuran sembilan atom. Molekul yang ditemukan memiliki beragam kombinasi campuran. Protobintang serta kepompong gas molekul yang kaya senyawa kimia merupakan yang pertama ditemukan di tepi galaksi. 

Atom-atom ini merupakan bahan dasar pembentuk kehidupan yang kita kenal. Dan saat para astronom mencari kehidupan di planet lain, yang mereka cari adalah molekul gas yang terdiri dari kombinasi atom-atom tersebut. Contohnya molekul air yang disusun oleh dua atom hidrogen dan satu atom oksigen atau H2O. 

Tim astronom menemukan beragam molekul organik kompleks. Di antaranya adalah etanol (C2H5OH), metanol (CH3OH), metil format (HCOOCH3), dimetil eter (CH3OCH3), formamida (NH2CHO), dan propionitril atau etil sianida (C2H5CN). Semua molekul ini ternyata ada di area terluar galaksi dan berpotensi menjadi bahan baku molekul prebiotik yang lebih besar.

Kelimpahan Molekul Organik

Kelimpahan molekul organik kompleks pada protobintang di tepi Bima Sakti ternyata mirip dengan yang ditemukan pada objek di bagian dalam galaksi. Pembentukan molekul organik kompleks ternyata memiliki efisiensi serupa pada bagian dalam maupun tepi luar galaksi yang lingkungannya berbeda dari lingkungan Matahari. 

Para astronom menduga masih ada jejak lingkungan primordial di area terluar galaksi. Ini artinya masih ada jejak gas yang tersisa dari masa ketika Bima Sakti baru terbentuk 14 miliar tahun lalu. 

Jejak itu berupa kelimpahan elemen berat yang rendah, hanya sedikit efek gangguan atau bahkan tidak ada efek gangguan dari lengan galaksi. Karakteristik yang unik dan berbeda dari yang ditemukan di lingkungan Matahari saat ini. 

Keunikan ini juga yang menjadikan area Galaksi Terluar Ekstrim jadi laboratorium terbaik untuk mempelajari pembentukan bintang dan medium antarbintang pada lingkungan Galaksi di masa lalu. 

Setidaknya informasi dari pengamatan memperlihatkan bahwa molekul organik kompleks bisa terbentuk pada lingkungan dengan kelimpahan elemen berat yang rendah seperti di area terluar galaksi. 

Bukan Hal Aneh

Para astronom menduga kalau kompleksitas kimiawi bukan sesuatu yang baru di Alam Semesta. Meskipun demikian, para astronom masih harus mencari tahu apakah memang hal ini umum di area tepi galaksi atau sesuatu yang langka untuk ditemukan.

Jika suatu hari kelak, ternyata senyawa kimia organik seperti ini umum di tepi galaksi, maka apa yang bisa diperoleh dari penemuan ini terkait sejarah Alam Semesta dan evolusi molekul kompleks?

Fakta Keren:

Molekul organik kompleks mencapai Bumi pertama kali saat asteroid dan komet membombardir Bumi sekitar 4 miliar tahun lalu. Itu saat Bumi masih sangat muda dan baru terbentuk!


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Jadi gugur sudah teori Big Bang, bahwa Alam Semesta berumur 13,8 miliar tahun? Umur Galaksi Bima Sakti saja sudah 14 miliar tahun, belum lagi galaksi galaksi lainnya yang lebih besar dari Bima Sakti dan jumlahnya ratusan sampai miliaran galaksi, yang jadi pertanyaan adalah; apakah dalam waktu jutaan tahun saja bisa lahir ratusan sampai miliaran galaksi? Jawaban kita harus tahu,.