fbpx
langitselatan
Beranda » Kasus Unik Hilangnya Planet dari Cincin Gas & Debu

Kasus Unik Hilangnya Planet dari Cincin Gas & Debu

Pembentukan planet menghasilkan celah serta cincin gas dan debu. Akan tetapi, mengapa jarang sekali ada planet yang ditemukan dalam cincin ini?

 (Atas) Hasil simulasi ATERUI II (Bawah) Hasil pengamatan dengan ALMA. Di foto yang kiri merupakan gambar migrasi planet yang membentuk cincin terluar dari sisa gas dan debu. Gambar di tengah tampak pembentukan cincin kedua, dan gambar kanan memperlihatkan menghilangnya cincin pertama menyisakan cincin kedua. Kredit: Kazuhiro D. Kanagawa, ALMA(ESO/NAOJ/NRAO
Atas: Hasil simulasi ATERUI II. Bawah: Hasil pengamatan dengan ALMA. Ki-Ka: Citra di kiri merupakan gambar migrasi planet yang membentuk cincin terluar dari sisa gas dan debu. Gambar di tengah tampak pembentukan cincin kedua, dan gambar kanan memperlihatkan menghilangnya cincin pertama menyisakan cincin kedua. Kredit: Kazuhiro D. Kanagawa, ALMA(ESO/NAOJ/NRAO

Ketika bintang baru terbentuk, di sekelilingnya masih terdapat sisa gas dan debu yang tadinya jadi bahan dasar pembentuk bintang. Cincin materi yang melinngkari bintang muda tersebut dikenal sebagai piringan protoplanet. Pada cincin inilah planet-planet terbentuk. 

Untuk menghasilkan sebuah planet, ada gas dan debu pada piringan yang saling berinteraksi dan bergabung sehingga terjadi kekosongan materi pada area tersebut. Akibatnya, terbentuklah cincin dan celah pada area tersebut. Uniknya, para astronom justru jarang sekali bisa menemukan planet pada cincin dan celah yang terbentuk di piringan protoplanet.

Migrasi Planet

Setelah terbentuk, planet justru pergi atau bermigrasi dan meninggalkan cincin yang baru saja terbentuk. Tak cuma itu. Ketika planet bermigrasi, muncul beragam pola pada piringan protoplanet di sekeliling bintang muda.

Teleskop radio ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) berhasil mengamati beragam celah maupun pola cincin yang tipis maupun padat yang ada di piringan protoplanet. Mengapa ini bisa terjadi?

Efek gravitasi dari proses pembentukan planet jadi tersangka utama yang menghasilkan struktur ini. Tapi, belum ada bukti untuk mengonfirmasi dugaan tersebut. 

Hasil simulasi dengan superkomputer ATERUI II di NAOJ (National Astronomical Observatory of Japan) memperlihatkan planet yang tenggelam atau bergerak menjauh dari lokasi awal pembentukannya. 

Pada piringan dengan viskositas rendah, cincin yang terbentuk pada lokasi awal planet (ketika terbentuk) tidak bergerak ketika planet bermigrasi ke dalam (meninggalkan cincin). 

Awalnya, cincin tampak utuh saat planet bergerak ke dalam. Tapi, ketika planet menjauh atau pindah, cincin mulai berubah dan membentuk cincin kedua. Setelah itu, cincin pertama hilang dan menyisakan cincin kedua!

Simulasi ini sangat membantu para astronom untuk memahami mengapa sulit sekali menemukan planet di area terluar cincin, atau pada cincin yang pertama kali terbentuk. Untuk bisa mengonfirmasi simulasi ini, tentu para astronom berharap bisa mengamati sendiri peristiwa ini di masa depan. 

Fakta keren:

Foto pertama yang memperlihatkan pembentukan planet pada piringan protoplanet dipotret tahun 2018 dengan Very Large Telescope yang dioperasikan oleh ESO. Pada foto itu tampak bayi exoplanet PDS 70b yang dikelilingi piringan yang padat dengan gas dan debu. 


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

2 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini