fbpx
langitselatan
Beranda » Foto Baru Jupiter Yang Dipotret Hubble

Foto Baru Jupiter Yang Dipotret Hubble

Teleskop Hubble melaporkan prakiraan cuaca Jupiter lewat foto yang dipotret tanggal 25 Agustus 2020.

Jupiter dan Europa yang dipotret Teleskop Hubble NASA/ESA 25 Agustus 2020. Kredit: NASA/ESA
Jupiter dan Europa yang dipotret Teleskop Hubble NASA/ESA 25 Agustus 2020. Kredit: NASA/ESA

Jupiter. Planet raksasa di Tata Surya ini disusun oleh gas yang membentuk sabuk berawan dan bisa dilihat dari Bumi dengan teleskop kecil.

Laporan Cuaca Berangin

Ketika Jupiter berada 653 juta km dari Bumi, Teleskop Hubble memotret planet gas raksasa tersebut dan dengan ketajaman kameranya mampu melihat turbulensi yang terjadi di atmosfer.

Tak cuma itu, Teleskop Hubble juga berhasil menangkap badai yang baru muncul di Jupiter. Badai muncul di daerah pertengahan lintang utara dan tampak putih, terang, membentang seperti hantu yang sedang bergerak melintasi planet. Badai tersebut bergerak dengan kecepatan 560 km/jam atau sekitar tiga kali lebih cepat dari tornado!

Kemunculan badai di area ini memang cukup umum. Bahkan kadang beberapa badai muncul bersamaan. Tapi, badai baru ini sepertinya memiliki banyak struktur yang tidak ditemukan pada badai sebelumnya. Di balik gumpalan putih, ada gumpalan gelap yang berputar berlawanan arah jarum jam dan fitur ini belum pernah terlihat sebelumnya.

Para astronom behkan menduga bahwa badai baru ini akan bertahan lebih lama, bahkan menyaingi bintik merah raksasa yang mendominasi belahan selatan.

Satelit Europa

Foto baru itu juga memperlihatkan titik kecil di sebelah kiri Jupiter. Titik itu adalah Europa, bulannya Jupiter!

Pada tahun 2013, Teleskop Hubble menemukan uap air menyembur dari beberapa lokasi di kutub selatan permukaan Europa.

Bulan atau satelit es tersebut adalah rumah bagi lautan di bawah kerak es. Karena itu, Europa jadi objek yang menarik untuk diteliti. Siapa tahu di masa depan ada tanda kehidupan yang bisa ditemukan di lautan tersebut.

Untuk itu, Badan Antariksa Eropa sedang menyiapkan misi untuk menjelajah Jupiter dan ketiga bulan terbesarnya: Ganumede, Callisto, dan Europa. Misi ini direncanakan akan diluncurkan tahun 2022.

Bintik Merah Raksasa

Jupiter terkenal dengan Bintik Merah Raksasa, yang juga tampak jelas dalam foto ini. Bintik Merah Raksasa adalah badai besar yang terjadi selama 150 tahun di Jupiter. Ukuran Bintik Merah Raksasa ini 15.800 km. Ukuran yang luar biasa besar dan bisa menelan Bumi!

Teleskop Hubble telah mengamati badai tersebut selama bertahun-tahun dan tampaknya badai ini makin menyusut. Penyusutan badai di Bintik Merah Raksasa sudah teramati sejak tahun 1930. Akan tetapi, penyusutan tersebut terjadi sangat lambat dan para astronom pun masih belum mengetahui apa yang terjadi. Kamu bisa membaca misteri Bintik Merah Raksasa dalam artikel Space Scoop 2019 ini.

Selain Bintik Merah Raksasa, Teleskop Hubble mengenali perubahan lain. Oval BA atau Bintik Merah Jr. yang berada di bawah Bintik Merah Raksasa, memudar warnanya dari merah ke putih. Akan tetapi, pusat badai ini justru tampak gelap kemerahan. Diduga prubahan ini jadi pertanda Bintik Merah Jr. sedang dalam proses untuk kembali seperti warna Bintik Merah Raksasa.

Baca juga:  Perjalanan ke Tepi Alam Semesta

Teleskop Hubble akan terus mengamati Jupiter untuk mempelajari bintik raksasa merah misterius dan badai lainnya di planet raksasa ini.

Fakta Keren

Ukuran Jupiter lebih dari 100 kali lebih besar dari Bumi! Planet raksasa ini 2,5 kali lebih masif dibanding massa gabungan seluruh planet lainnya di Tata Surya


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini