fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Lyrid dan Pi Puppid 2020

Hujan Meteor Lyrid dan Pi Puppid 2020

Bosan di rumah? Jangan kuatir. Akan ada beberapa atraksi menarik di malam hari untuk diamati. Saatnya berburu hujan meteor Lyrid dan Pi Puppid!

Di tengah pandemi Covid19 yang berimbas pada himbauan untuk tetap tinggal di rumah, aktivitas daerah perkotaan yang tinggi jelas berkurang drastis. Efeknya, dalam pantuan satelit, polusi cahaya pun berkurang.

Hujan meteor Lyrid. Kredit: Data meteor oleh Peter Jenniskens, Visualisasi oleh Ian Webster. Dipublikasikan di meteorshowers.org
Hujan meteor Lyrid. Kredit: Data meteor oleh Peter Jenniskens, Visualisasi oleh Ian Webster. Dipublikasikan di meteorshowers.org

Tentu saja, ini adalah keuntungan bagi para pengamat langit. Apalagi pada tanggal 22 dan 23 April mendatang akan ada puncak hujan meteor Lyrid dan Pi Puppid. Hujan meteor Lyrid dan Pi Puppid adalah hujan meteor tahunan yang bisa kita amati saat Bumi melintasi puing-puing debu komet yang tersisa saat mengorbit Matahari. Ketika debu dan partikel tersebut bersinggungan dengan atmosfer Bumi pada kecepatan yang sangat tinggi, maka penduduk Bumi akan melihat lintasan kilatan-kilatan cahaya di langit.

Hujan Meteor Lyrid

Hujan Meteor Lyrid saat mencapai intensitas maksimum 22 April 2020 pukul 02:00WIB. Kredit: Star Walk
Hujan Meteor Lyrid saat mencapai intensitas maksimum 22 April 2020 pukul 02:00WIB. Kredit: Star Walk

Di bulan April, pengamat di Bumi bisa menyaksikan hujan meteor Lyrid karena Bumi melewati debu ekor komet Thatcher C/1861 G1. Komet C/1861 G1 adalah komet periode panjang yang ditemukan oleh A. E. Thatcher pada tahun 1861. Komet Thatcher baru akan kembali untuk menyambangi Bumi di akhir abad ke-23. Kunjungan pada tahun 1861 rupanya menyisakan debu berukuran butiran pasir dan bergerak cepat di langit. Orbit komet Thatcher memiliki kemiringan hampir 80 derajat terhadap Tata Surya sehingga saat mengunjungi Matahari, komet Thatcher menghabiskan sebagian besar waktunya jauh dari planet. Akibatnya, komet Thatcher bebas dari gangguan gravitasi planet-planet dan aliran sisa komet Thatcher juga tetap stabil.

Aktivitas maksimum hujan meteor Lyrid akan terjadi pada tanggal 22 April pukul 14:00 WIB. Meskipun terjadi di siang hari bukan berarti para pengamat tidak berkesempatan untuk menyaksikannya. Pengamat langit malam bisa berburu hujan meteor Lyrid pada tanggal 22 dan 23 April lewat tengah malam sampai saat fajar menyingsing.

Untuk menyaksikan hujan meteor Lyrid, tentu harus diketahui arah datangnya. Lintasan-lintasan meteor ini akan tampak datang dari rasi Lyra, yang merepresentasikan Kecapi milik Orpheus. Rasi Lyra terbit pada kisaran pukul 22:00 WIB pada arah timur laut dan pengamat bisa berburu meteor Lyrid mulai tengah malam saat arah datang meteor sudah cukup tinggi di atas horison.

Saat Lyrid mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 18 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 48,8 km/detik.

Untuk menemukan rasi Lyra, arahkan pandangan ke langit, tepatnya ke arah timur laut dan carilah segitiga musim panas (Vega, Deneb & Altair). Deneb adalah bintang paling cerlang pada rasi Cygnus, Altair pada rasi Aquila dan pusatkan perhatian Vega, bintang paling terang pada rasi Lyra. Dari arah rasi Lyra inilah akan tampak berkas sinar berseliweran dengan cepat. Itulah hujan meteor Lyrid.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Juni 2022

Bulan sabit tipis pada tanggal 22 April dini hari, dan Bulan baru tanggal 23 April akan memberikan langit gelap tanpa terang Bulan yang jadi polusi cahaya alami pengamatan. Di sisi lain, pembatasan sosial berskala besar juga menghasilkan langit gelap akibat berkurangnya polusi cahaya oleh berbagai cahaya artifisial di perkotaan.

Hujan Meteor Pi Puppid

Hujan Meteor Pi Puppid saat mencapai intensitas maksimum 23 April 2020 pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan Meteor Pi Puppid saat mencapai intensitas maksimum 23 April 2020 dalam simulasi pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk

Selain Hujan Meteor Lyrid, para pengamat juga bisa menyaksikan hujan meteor Pi Puppid yang sudah mulai tampak sejak tanggal 15 April sampai dengan 28 April. Hujan meteor Pi Puppid terjadi saat Bumi melintasi sisa debu Komet 26P/Grigg-Skjellerup dan tampak datang dari rasi Puppis yang berbentuk buritan kapan Argo.

Rasi Puppis sudah terbit sejak pagi dan akan terbenam tengah malam. Karena itu, hujan meteor Pi Puppid sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam. Aktivitas maksimum Pi Puppid akan berlangsung pada tanggal 23 April pukul 19:00 WIB. Intensitas hujan meteor Pi Puppid saat maksimum akan beragam dengan kecepatan 18 km/detik.

Hujan meteor Pi Puppid pertama kali dideteksi tahun 1972 dengan intensitas maksimum mencapai 40 meteor per jam pada tahun 1972 dan 1982. Pada tahun 1983, intensitasnya turun menjadi 18 meteor per jam dan pada tahun 2018 dan 2019, Pi Puppid memiliki instensitas rendah.

Tahun ini, cahaya Bulan tidak akan menjadi kendala. Bulan baru yang terbenam tak lama setelah Matahari terbenam, serta berkurangnya aktivitas kareba PSBB berimbas pada berkurangnya polusi cahaya sehingga menjadi keuntungan tersendiri.

Untuk menemukan Pi Puppid, arahkan pandangan ke rasi Puppis yang berada tak jauh dari rasi Canis Mayor di arah barat daya. Saat Matahari terbenam, rasi Puppis sudah melewati titik kulminasi jadi sudah cukup tinggi untuk diamati. Hujan Meteor Pi Puppid akan terbenam bersama dengan rasi Puppis jelang tengah malam.

Setelah rasi Puppis terbenam, perburuan hujan meteor bisa dilanjutkan dengan hujan meteor Lyrid mulai tengah malam sampai fajar menyingsing.

Sembari berburu meteor, pengamat bisa mengamati planet. Ada Venus yang bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai kisaran pukul 20:00 WIB, juga Mars, Jupiter, dan Saturnus yang terbit tengah malam dan bisa diamati sampai fajar menyingsing.

Selamat berburu meteor. Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini