fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan April 2019

Fenomena Langit Bulan April 2019

Jangan lewatkan kehadiran Merkurius dan Venus kala fajar, Mars saat senja, Jupiter dan Saturnus mulai tengah malam, serta hujan meteor Lyrid dalam fenomena langit bulan April.

Uranus. Kredit: NASA
Uranus. Kredit: NASA

Merkurius & Venus. April merupakan waktu terbaik untuk mengamati kehadiran kedua planet dalam tersebut sebelum fajar menyingsing. Mengawali April, Merkurius akan menanjak naik sampai mencapai elongasi barat maksimumnya pada tanggal 12 April sedangkan Venus justru perlahan turun mengejar Matahari. Kedua planet ini akan berpapasan dan berkonjungsi pada tanggal 17 April.  Selain papasan keduanya, Merkurius dan Venus juga bertemu Bulan dan berpasangan dengan Bulan di awal April.

Setelah mencapai elongasi terbesarnya, Merkurius kembali mengejar Matahari. Akan tetapi, sampai penghujung April, Merkurius masih bisa diamati dengan ketinggian dari Matahari ~20º. Di sepanjang bulan April, Merkurius dan Venus akan tampak bergerak dari rasi Aquarius ke Pisces dengan kecerlangan 1 dan -3,9 magnitudo.

Mars. Planet merah, Mars bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai kisaran pukul 20:00 waktu lokal dengan kecerlangan 1,6 magnitudo di rasi Taurus. Mars berpapasan dengan Bulan pad atanggal 9 April dan terus bergerak turun ke ufuk barat sampai akhir April.

Jupiter & Saturnus. Kedua planet raksasa ini masih bisa diamati selama bulan April mulai jelang tengah malam sampai fajar menyingsing. Jupiter dan Saturnus akan terus menanjak naik setiap malam dan secara bergantian berpapasan dengan Bulan pada tanggal 23 dan 26 April.

Selama bulan April, Jupiter akan tampak di rasi Ophiuchus dengan kecerlangan -2,3 magnitudo. Saturnus juga tidak akan jauh karena berada di rasi Sagittarius dengan kecerlangan 0,6 magnitudo.

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Selama bulan April, Uranus yang berada di Aries,  sedang menuju konjungsi dan tidak dapat diamati karena terlalu dekat dengan Matahari.

Neptunus, planet terjauh di Tata Surya bisa diamati jelang fajar bersama Merkurius dan Venus. Di sepanjang bulan April, Neptunus juga berada di rasi Aquarius. Akan tetapi, kecerlangannya yang sangat redup membuat planet ini hanya bisa diamati dengan teleskop.

Bulan

Kalender fase Bulan untuk April 2019. Kredit: Fajar Ariadi
Kalender fase Bulan untuk April 2019. Kredit: Fajar Ariadi

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

1 April.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 405.577 km

5 April. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

13 April. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

17 April. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 364.205 km.

19 April. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

27 April. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

29 April.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 404.582 km

Baca juga:  Mengenal Dari Dekat Cincin Uranus

Hujan Meteor

23 April – Hujan Meteor Lyrid

Puncak hujan meteor Lyrid pada tanggal 23 April pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk
Puncak hujan meteor Lyrid pada tanggal 23 April pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk

Hujan meteor yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1 akan mencapai puncak tanggal 23 April dini hari atau tepatnya kisaran pukul 07:00 WIB. Lyrid merupakan hujan meteor yang berlangsung dari 19 – 25 April dan dapat diamati setelah rasi Lyra terbit pukul 22:00 WIB.

Kehadiran Bulan Cembung besar akan jadi sumber utama polusi cahaya dalam pengamatan hujan meteor Lyrid.  Saat Lyrid mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 18 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 48,8 km/detik.

Peristiwa

1 April — Mars — Pleiades

Pasangan Mars dan Pleiades 1 April 2019 pukul 19:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Mars dan Pleiades 1 April 2019 pukul 19:30 WIB. Kredit: Star Walk

Mars dan kumpulan bintang di gugus Pleiades bisa diamati sejak Matahari terbenam, 49,4º di atas ufuk barat. Mars dan Pleiades hanya terpisah 3,3º dan bisa diamati sampai keduanya terbenam pada pukul 20:53 WIB.

2 April — Bulan — Venus

Pasangan Bulan dan Venus 2 April 2019 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Venus 2 April 2019 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan Venus, si bintang kejora tampak berpasangan di rasi Aquarius sampai fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada 03:27 WIB disusul Venus pada pukul 03:41 WIB. Keduanya terpisah 4º dengan Bulan di selatan Venus dan bisa diamati sampai fajar menyingsing saat keduanya mencapai ketinggian 27º dari horison.

3 April — Bulan — Merkurius

Pasangan Bulan dan Merkurius 3 April 2019 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan Venus, si bintang kejora tampak berpasangan di rasi Aquarius sampai fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada 03:13 WIB disusul Merkurius 4 menit kemudian pada pukul 04:17 WIB. Keduanya terpisah 3,7º dengan Bulan di selatan Merkurius dan bisa diamati sampai fajar menyingsing saat keduanya mencapai ketinggian 19º dari horison.

9 April — Aldebaran — Bulan — Mars

Pasangan Aldebaran, Bulan dan Merkurius 9 April 2019 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Aldebaran, Bulan dan Merkurius 9 April 2019 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk

Aldebaran, Bulan dan Mars bisa diamati sejak Matahari terbenam, 35º di atas ufuk barat. Bulan berada 4,7° di selatan Mars, sedangkan Aldebaran berada 2,3º di selatan Bulan. Ketiganya tampak segaris di langit senja dengan Bulan berada di antara Aldebaran dan Mars dan dapat diamati sampai kisaraan pukul 21:00 waktu lokal. Mars akan terlebih dahulu terbenam di barat pada pukul 20:43 WIB, disusul Bulan pada pukul 21:02 WIB dan diakhiri oleh Aldebaran delapan menit kemudian pada pukul 21:10 WIB.

12 April — Elongasi Barat Maksimum

Elongasi Barat terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan
Elongasi Barat terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Saat elongasi Barat maksimum, Merkurius akan berada 27,7º di arah timur Matahari. Merkurius terbit pukul 04:09 WIB atau 1 jam 42 menit sebelum Matahari terbit. Pengamat bisa mengamati keberadaan Merkurius dengan kecerlangan 0,3 magnitudo di ufuk timur.

15 April — Bulan — Regulus

Pasangan Bulan dan Regulus 15 April 2019 pukul 23:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Regulus 15 April 2019 pukul 23:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan dan Regulus, si bintang terang di rasi Leo tampak berpasangan sejak Matahari terbenam sampai keduanya menghilang di ufuk barat pada pukul 02:20 WIB disusul Bulan pukul 02:42 WIB. Keduanya terpisah 2,7º dengan Bulan di utara Regulus.

17 April — Merkurius — Venus

Pasangan Merkurius dan Venus 17 April 2019 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Merkurius dan Venus 17 April 2019 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Selama awal April, Merkurius terus menanjak naik menuju elongasi terbesarnya pada tanggal 12 April. Setelah itu, Merkurius kembali meluncur turun ke ufuk timur mengejar Matahari. Sementara itu, selama bulan April, Venus terus turun menuju ufuk timur. Dalam perjalanan, si pembawa pesan berpapasan dengan bintang kejora pada tanggal 17 April dan keduanya hanya terpisah 4,2º.  Venus terbit terlebih dahulu pukul 03:54 WIB disusul Merkurius pukul 04:11 WIB.

23 April — Konjungsi Uranus

Konjungsi Uranus. Kredit: langitselatan
Konjungsi Uranus. Kredit: langitselatan

Uranus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 20,85 AU. Uranus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari berada di antara kedua planet. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Uranus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dengan jarak 0,48° dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Jika Uranus bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 3,4’’ atau 0.009º.

Baca juga:  Sekilas Peristiwa Langit Tahun 2021

Uranus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi dan Matahari ada di antara kedua planet ini. Akibatnya, pengamat di Bumi tidak akan bisa melihat planet cincin yang menggelinding tersebut, karena jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari.

23 April — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Saturnus 26 April 2019 pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur jelang tengah malam, dan bisa diamati sampai fajar menyingsing. Jupiter terbit terlebih dahulu pada pukul 21:06 WIB disusul Bulan pukul 21:14 WIB. Keduanya hanya terpisah 1,6º di rasi Ophiuchus dengan ketinggian maksimum yang dicapai 74º pada pukul 03:20 WIB. Saat Matahari terbit, Bulan dan Jupiter berada pada ketinggian 53º di barat daya.

25 April — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus 26 April 2019 pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus 26 April 2019 pukul 01:00 WIB. Kredit: Star Walk

Di penghujung April, Bulan dan Saturnus akan berpasangan di rasi Sagittarius sampai fajar menyingsing. Saturnus terbit terlebih dahulu pada 22:52 WIB disusul Bulan 5 menit kemudian. Keduanya terpisah 3º dengan Bulan di utara Saturnus dan bisa diamati sampai fajar menyingsing.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal April menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Tenggara ke Barat Laut dan jelang dini hari, Bima Sakti tampak membentang dari Timur Laut ke Barat Daya. Pertengahan bulan April Bulan menjadi sumber utama polusi cahaya.

Setelah Matahari terbenam, ada Capella di rasi Auriga, Betelguese dan Rigel di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Canopus di rasi Carina, Pollux dan Castor di Gemini, Sirius di rasi Canis Major, Procyon di rasi Canis Minor, dan Regulus di rasi Leo, yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Tengah malam sampai jelang dini hari ada Spica di Virgo, Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus,  Arcturus di rasi Bootes, Vega di rasi Lyra, Antares di Scorpius, dan Altair di rasi Aquila.

Peta Bintang 1 April 2019

Peta Bintang 15 Maret 2019

Kampanye Langit Gelap

1 — 5 & 25 — 30 April — Kampanye Globe At Night

Di bulan April, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 1 – 5 April dan dilanjutkan tanggal 25 – 30 April.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye April, para pengamat di langit utara diajak untuk melakukan pengamatan pada rasi Leo, sedangkan pengamat di selatan mengamati rasi Crux dengan tujuan untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini