Untuk fenomena langit bulan April, pengamat bisa berburu hujan meteor Lyrid. Merkurius akan menghilang di balik cahaya Matahari sedangkan planet-planet lain masih bisa dinikmati di malam hari.
Planet
Merkurius. Mengawali bulan April, Merkurius akan menghilang di balik cahaya Matahari yang sangat terang karena berada segaris di antara Bumi dan Matahari. Mulai pertengahan April, Merkurius mulai bisa diamati sebelum Matahari terbit dan terus menanjak naik sampai mencapai elongasi barat terbesar di penghujung bulan April.
Venus. Si Bintang Kejora baru saja melewati fase konjungsi superior dan akan setia menemani pengamat setelah Matahari terbenam. Planet ini terus menanjak naik meninggalkan Matahari selama bulan April. Mudah ditemukan di ufuk barat saat Matahari terbenam dengan kecerlangan -3,8 magnitudo di rasi Aries.
Mars & Saturnus. Selama bulan April, Mars dan Saturnus terbit jelang tengah malam dan bisa diamati sampai jelang fajar di rasi Sagittarius. Keduanya akan tampak terbit beriringan pada awal April dan Saturnus terus menanjak naik dengan cepat meninggalkan Mars. Keduanya bertemu Bulan dan membentuk segitiga di langit pada tanggal 8 April.
Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini sedang menuju oposisi dan akan tampak sepanjang malam bagi pengamat. Pada awal April, Jupiter terbit setelah Venus terbenam. Planet terbesar di Tata Surya ini akan terus turun mengejar Matahari dan di penghujung bulan April, Jupiter yang berada di rasi Libra dengan kecerlangan -2,2 magnitudo, akan terbit tak lama setelah Matahari terbenam.
Neptunus. Bagi yang punya teleskop, planet es raksasa ini akan tampak sepanjang bulan April setelah lewat tengah malam sampai fajar menyingsing. Neptunus terus bergerak menjauhi ufuk dan dapat diamati berpasangan dengan Bulan pada tanggal 13 April.
Bulan
Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.
8 April. Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 404.144 km
8 April. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari dan dapat diamati sejak tengah malam sampai jelang fajar.
16 April. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.
20 April. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 368.714 km.
23 April. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.
30 April. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.
Hujan Meteor
23 April – Hujan Meteor Lyrid
Hujan meteor yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1 akan mencapai puncak tanggal 23 April dini hari atau tepatnya kisaran pukul 01:00 WIB. Hujan meteor Lyrid bisa mulai diamati dari tanggal 16 – 25 April setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya, terbit pukul 23:00 WIB. Bulan perbani awal sudah terbenam saat tengah malam sehingga pengamat bisa menikmati kehadiran lintasan meteor di langit sampai fajar menyingsing. Saat puncak, pengamat hanya bisa melihat 18 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 48,8 km/detik.
Peristiwa
2 April — Konjungsi Inferior Merkurius
Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi. Karena itu Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini akan terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari. Bagi pengamat, Merkurius hanya terpisah 2º dari Matahari dan akan sangat sulit diamati.
3 April — Bulan — Jupiter
Bulan dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur saat keduanya terbit beriringan, diawali oleh terbitnya si planet terbesar di Tata Surya pada tanggal 3 April pukul 20:13 WIB disusul Bulan, 2 menit kemudian pada pukul 20:15 WIB. Keduanya hanya terpisah 4,2º sampai tanggal 4 April dini hari.
3 – 4 April — Mars — Saturnus
Planet Merah dan si Planet Cincin akan berpasangan di langit malam sejak terbit. Saturnus terbit pukul 23:28 WIB disusul Mars, 2 menit kemudian pada pukul 23:30 WIB. Pengamat bisa mengamati kedua planet ini di rasi Sagitarius si pemanah sampai saat Matahari terbit.
7 – 8 April — Bulan — Mars — Saturnus
Sehari sebelum Bulan mencapai fase seperempat akhir atau perbani akhir, ia berpapasan dengan Mars dan Saturnus, dan membentuk segitiga di langit sejak terbit. Bulan dan Saturnus hanya terpisah 2,1º dengan Saturnus terbit lebih dahulu pada tanggal 7 April pukul 23:13 WIB dan disusul Bulan pukul 23:23 WIB. Setelah itu Mars terbit pukul 23:24 WIB dan hanya terpisah 3,3º.
17 April — Bulan — Venus
Pengamat bisa menikmati Bintang Kejora dan Bulan yang berpasangan di langit senja setelah Matahari terbenam. Keduanya hanya terpisah 6º dan tampak beriringan menuju ufuk barat. Bulan terbenam lebih dahulu pada pukul 19:00 WIB disusul Venus sekitar 12 menit kemudian.
18 April — Konjungsi Uranus
Uranus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 20,90 AU dan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Uranus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Planet es ini hanya terpisah 0,5º dari Matahari dan terbit serta terbenam hampir bersamaan dengan Sang Surya.
19 April — Bulan — Aldebaran
Bulan Sabit tipis dan bintang Aldebaran di rasi Taurus akan tampak berpasangan sangat dekat, hanya terpisah 3,5º di langit pada tanggal 19 April setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam di ufuk barat. Aldebaran terbenam lebih dahulu pukul 20:30 WIB disusul Bulan pukul 20:47 WIB.
24 April — Venus — Pleiades
Venus dan gugus bintang Pleiades tampak berada pada posisi terdekatnya di langit senja setelah Matahari terbenam dan hanya terpisah ~3,3º.
24 April — Bulan — Regulus
Bulan cembung besar berjumpa dengan Regulus atau alpha Leonis dan bisa diamati hanya terpisah 5,5º di langit sejak Matahari menghilang di ufuk barat sampai keduanya terbenam di ufuk barat tengah malam. Bulan terbenam lebih dahulu pada pukul 01:37 WIB disusul Regulus 5 menit kemudian.
30 April — Elongasi Barat Maksimum
Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Barat maksimum yang dicapai Merkurius 27º. Artinya, Merkurius akan berada tinggi 27º di arah timur Matahari. Merkurius akan terbit pukul 04:09 WIB, disusul Matahari pada pukul 05:51 WIB.
Rasi Bintang & Bima Sakti
Pertengahan April menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Tenggara ke Barat Laut.
Setelah Matahari terbenam, ada Capella di rasi Auriga, Betelguese dan Rigel di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Canopus di rasi Carina, Archenar di rasi Eridanus, Sirius di rasi Canis Mayor, Procyon di rasi Canis Minor, Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.
Tengah malam sampai jelang dini hari ada Regulus di Leo, Spica di Virgo, Arcturus di rasi Bootes, dan Vega di rasi Lyra sebagai panduan pengamatan.
Peta Bintang 1 April 2018
Peta Bintang 15 April 2018
Kampanye Langit Gelap
6 — 15 April — Kampanye Globe At Night
Di bulan April, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 6 – 15 April. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.
Untuk bulan April, para pengamat di langit utara bisa melakukan pengamatan rasi Leo sedangkan pengamat di selatan bisa mengamati rasi Crux atau Salib Selatan untuk mengetahui berapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.
Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.
Clear Sky!
Tulis Komentar