fbpx
langitselatan
Beranda » Cincin Planet Asing

Cincin Planet Asing

Sistem cincin Saturnus berdiameter ribuan kilometer. Saking besarnya, seandainya Bumi mempunyai cincin Saturnus, cincin itu akan mengenai Bulan. Nah, kini telah ditemukan planet bercincin yang mengalahkan besarnya cincin Saturnus.

Sistem cincin yang baru ditemukan itu terdiri atas 30 cincin dan berada di sekeliling planet raksasa yang jauh lebih besar daripada Saturnus bahkan Jupiter. Jenis planet seperti ini baru pertama kalinya ditemukan di luar Tata Surya.

Ilustrasi ini memperlihatkan pemandangan yang kita lihat seandainya kita terbang di dekat planet asing baru yang diketahui mempunyai cincin seperti Saturnus. Kredit: Ron Miller.
Ilustrasi ini memperlihatkan pemandangan yang kita lihat seandainya kita terbang di dekat planet asing baru yang diketahui mempunyai cincin seperti Saturnus. Kredit: Ron Miller.

Sistem cincin baru ini 200 kali lebih besar daripada cincin Saturnus. Seandainya semua pecahan batuan dalam sistem cincin itu dimampatkan jadi bola, kira-kira akan jadi sebesar Bumi!

Kalau kita bisa mengganti cincin Saturnus dengan cincin planet asing itu, di malam hari (bahkan mungkin di siang hari!) kita akan bisa melihatnya. Cincin itu akan tampak lebih besar daripada bulan purnama di langit kita.

Meskipun sangat besar, cincin planet asing itu terlalu redup untuk bisa dilihat meskipun dengan teleskop yang paling canggih di Bumi. Namun, ketika planet asing bercincin ini lewat di depan bintangnya, cincin-cincin itu akan menghalangi cahaya bintang dengan cara aneh dan menunjukkan lokasi rahasia mereka. Gerhana ini menutupi hampir seluruh cahaya bintang itu sepanjang hari tanpa henti.

Fakta Menarik: Para ilmuwan juga melihat tanda-tanda adanya bulan-bulan di dekat planet baru ini, salah satunya lebih besar daripada Mars!

[divider_line]

Sumber: Dipublikasi kembali dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia

Baca juga:  Ditemukan: Kondisi Kosmis yang Cocok untuk Kalangan yang Mulia
Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini