fbpx
langitselatan
Beranda » Kacang Tanah di Pusat Bimasakti

Kacang Tanah di Pusat Bimasakti

Bertahun-tahun para astronom kesulitan memetakan pusat Galaksi kita, Bimasakti. Bagian kecil di tengah-tengah galaksi ini padat dipenuhi oleh bintang-bintang dan debu sehingga kita sulit melihat ke baliknya. Bagian Galaksi ini juga sangat sulit dipelajari karena di sana terdapat banyak sekali bintang. Bahkan, sekalipun Bumi dipindahkan ke sana, bintang-bintang di langit akan terlihat terang sampai-sampai kalau ingin membaca buku tidak perlu menyalakan lampu!

Ilustrasi yang menggambarkan Galaksi Bimasakti tampak dari luar. Bagian yang terang di tengah Galaksi adalah Galactic Bulge. Para astronom baru saja membuat peta tiga dimensi bagian ini dan ternyata bentuknya seperti kacang tanah! Kredit: ESO/NASA/JPL-Caltech/M. Kornmesser/R. Hurt.
Ilustrasi yang menggambarkan Galaksi Bimasakti tampak dari luar. Bagian yang terang di tengah Galaksi adalah Galactic Bulge. Para astronom baru saja membuat peta tiga dimensi bagian ini dan ternyata bentuknya seperti kacang tanah! Kredit: ESO/NASA/JPL-Caltech/M. Kornmesser/R. Hurt.

Kalian bisa membayangkan Bimasakti seperti sekeping CD dengan bola kapas yang diselipkan ke dalam lubang di tengah-tengah CD. Bimasakti secara keseluruhan berbentuk rata dan di tengah-tengahnya terdapat bola padat, yang disebut ‘galactic bulge‘. Bulge ini sebenarnya area yang lumayan kecil tapi berisi sekitar 10.000 juta bintang! Tempat ini merupakan salah satu bagian Galaksi kita yang paling tua dan menakjubkan, tapi hingga saat ini belum dapat dipahami sepenuhnya.

Dua kelompok astronom telah bergabung dan mengarahkan beberapa teleskop terkuat sedunia ke arah pusat Bimasakti untuk mendapatkan gambaran terperinci pusat Galaksi kita. Peta itu berbentuk 3-dimensi, memperlihatkan pada kita kedalaman Bimasakti dari berbagai sudut dan mengungkapkan rahasianya. Ada satu penemuan yang sangat mengejutkan: pusat Bimasakti rupanya berbentuk seperti kacang tanah raksasa!

Fakta Menarik: Tahukah kalian kalau Bumi, Matahari, dan segenap Tata Surya mengelilingi pusat Bimasakti dengan kecepatan ribuan kilometer per jam. Meskipun sudah bergerak secepat itu, tetap saja kita membutuhkan waktu 200 juta tahun untuk satu kali mengelilinginya!

Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

6 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini