fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Agustus 2016

Fenomena Langit Bulan Agustus 2016

Bulan Agustus 2016 cukup menarik bagi para pengamat langit. Ada lima planet yang tampak untuk dilihat dengan mata tanpa alat dan tentu saja hujan meteor Perseid.

Planet

Merkurius, Venus, Jupiter.

Di sepanjang bulan Agustus, ketiga planet ini akan tampak setelah Matahari terbenam. Waktu terbaik mengamati Merkurius adalah awal bulan Agustus. Setelah itu perlahan-lahan Merkurius akan semakin redup di langit senja, sehingga untuk bisa menikmati kehadiran planet terdekat dengan Matahari ini harus menggunakan alat seperti binokuler maupun teleskop.

Planet-planet yang tampak membentuk garis di langit tanggal 2 Agustus 2016 pukul 18:00 WIB. Kredit: Starry Night Pro
Planet-planet yang tampak membentuk garis di langit tanggal 2 Agustus 2016 pukul 18:00 WIB. Kredit: Starry Night Pro
Planet Venus, Merkurius, Jupiter yang tampak segaris setelah Matahari terbenam, pada tanggal 1 Agustus 2016 pukul 18:00 WIB. Kredit: Star Walk
Planet Venus, Merkurius, Jupiter yang tampak segaris setelah Matahari terbenam, pada tanggal 1 Agustus 2016 pukul 18:00 WIB. Kredit: Star Walk

1 Agustus. Merkurius, Venus dan Jupiter yang berada di rasi Leo, akan tampak membentuk garis di langit bagian barat setelah Matahari terbenam. Venus si bintang kejora yang terang akan berada rendah di langit barat. Masih di langit bagian barat, Jupiter yang juga terang, tampak lebih tinggi dibanding Venus. Merkurius yang lebih redup berada di antara kedua planet terang tersebut. Selain ketiga planet tersebut, bintang Regulus yang terang di rasi Leo juga ikut membentuk garis dan berada di antara Venus dan Merkurius.

4 – 6 Agustus. Bulan akan menemani ketiga planet. Pada tanggal 7 Agustus, Bulan masih jauh lebih tinggi dari ketiga planet yang akan terbenam lebih dahulu tersebut. Setelah tanggal 10 Agustus, Jupiter dan Venus akan semakin dekat dan bersama Merkurius, ketiganya akan membentuk segitiga.

17 Agustus. Merkurius akan mencapai sudut elongasi terbesarnya atau posisi tertinggi di langit senja. Dan perlahan – lahan akan bergeser semakin rendah di langit barat.

20 Agustus. Merkurius akan tampak dekat dengan Jupiter, dan hanya terpisah 3,8º.

28 Agustus. Kali ini giliran Jupiter dan Venus yang akan mengalami konjungsi di langit. Kedua planet terang tersebut hanya terpisah sekitar 0,1º pada pukul 04:53 WIB. Karena kedua planet ini belum terbit, kita tidak bisa melihatnya saat konjungsi. Akan tetapi pada tanggal 27 dan 28 Agustus 2016, kedua planet tampak berpasangan dekat di langit senja setelah Matahari terbenam. Gunakan teleskop untuk melihat kedua planet terang tersebut.

29 Agustus. Venus akan berpapasan dengan Merkurius dan Venus pukul 03:09 WIB dini hari, dan tidak akan tampak bagi para pengamat di Indonesia. Akan tetapi, setelah Matahari terbenam, Merkurius – Venus – Jupiter masih tampak membentuk segitiga sebelum ketiganya terbenam di ufuk barat.

Di sepanjang bulan Agustus, ketiga planet ini akan bergeser dan menempati rasi Virgo di penghujung bulan Agustus. Di rasi Virgo-lah, Venus menemui si Raja Planet, Jupiter.

Mars & Saturnus.
Pasangan Mars - Saturnus yang berpapasan dekat pada tanggal 25 Agustus 2016. Kredit: Star Walk
Pasangan Mars – Saturnus yang berpapasan dekat pada tanggal 25 Agustus 2016. Kredit: Star Walk

Selama bulan Agustus, planet merah Mars dan Saturnus akan berada di rasi Libra dan Ophiuchus. Kedua planet ini terbit siang hari, sehingga bisa dinikmati kehadirannya sejak Matahari terbenam sampai dengan tengah malam. Di awal bulan Agustus, keduanya terpisah 11º dengan Saturnus berada di kiri planet Mars. Di sepanjang bulan Agustus, Mars akan tampak bergerak melintasi capit Scorpius dan berpapasan dengan Saturnus pada tanggal 25 Agustus dengan jarak 4,3º.

Baca juga:  Ada Apa Dengan Juno?

Uranus & Neptunus. Planet Uranus dan Neptunus akan terbit lebih malam (pukul 20:00 untuk Neptunus dan 22:00 untuk Uranus) dan bisa diamati sepanjang malam dengan teleskop.

Bulan

Awal bulan Agustus akan ditandai dengan tidak adanya Bulan di malam hari, karena sedang berada dalam fase Perbani akhir dan memasuki Bulan Baru. Dari tanggal 1 hingga 18 Agustus, Bulan akan terbit pada pagi – siang hari ( jam 05:00 WIB) dan terbenam pada sore hari, sekitar jam 17:00 WIB. Setelah tanggal 18, bulan mulai terbit setelah Matahari terbenam, dan akan terbenam sekitar jam 06:00 WIB. Jika anda ingin mengamati Deep Sky atau Bima Sakti lakukanlah pada awal bulan. Makin mendekati tanggal 18 kecerlangan Bulan akan membuat hal ini sulit.

Fase Bulan di bulan Agustus dari data Starry Night Pro. Kredit: Wicak Soegijoko
Fase Bulan di bulan Agustus dari data Starry Night Pro. Kredit: Wicak Soegijoko

3 Agustus — Bulan Baru. Bulan akan terbit di pagi hari bersama Matahari dan terbenam di kala senja saat Matahari kembali ke peraduannya.

10 Agustus  — Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 404300 km

11 Agustus — Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai jelang tangah malam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan sampai jelang dini hari sambil menikmati kehadiran planet-planet. Bulan terbit pukul 11:56 WIB dan terbenam pukul 00:27 WIB. Waktu terbit dan terbenam Bulan akan terus bergeser hingga Bulan akan tampak hampir di sepanjang malam.

18 Agustus  — Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

22 Agustus — Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 367000 km.

25 Agustus — Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari pada pukul 11:29 WIB. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor Perseid tanggal 13 Agustus 2016 jam 02:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Perseid tanggal 13 Agustus 2016 jam 02:00 WIB. Kredit: Star Walk

Dimulai tanggal 17 Juli – 24 Agustus, hujan meteor Perseid yang berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak tanggal 12-13 Agustus. Di malam puncak diperkirakan 150-200 meteor akan melintas setiap jam dan tampak datang dari rasi Perseus. Bulan perbani awal jadi keuntungan untuk para pengamat.

Rasi Perseus terbit tengah malam dan Bulan yang terbenam pukul 01:00 WIB tengah malam dapat mencari lintasan meteor Perseid tanpa gangguan cahaya Bulan. Pengamatan bisa dilakukan sejak tengah malam sampai jelang fajar.

Hujan meteor Perseid berasal dari sisa debu Komet Swift-Tuttle yang dilewati Bumi. Sisa debu tersebut terbakar saat masuk atmosfer Bumi dengan kecepatan 59 km/detik.

Peristiwa

4 Agustus — Bulan dan Venus
Mulai tanggal 5 Agustus, Bulan akan berada di antara 3 planet Merkurius, Venus, dan Jupiter serta Regulus, yang sedang membentuk garis di langit. Bulan sabit tipis yang tampak setelah melewati fase Bulan Baru akan tampak berpasangan dengan Venus, si bintang Kejora. Keduanya hanya tampak terpisah 3,1º.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Maret 2022

5 Agustus — Bulan dan Merkurius
Merkurius dan Bulan akan berpapasan pada tanggal 5 Agustus dini hari dengan jarak 0,6 derajat. Sayangnya pengamat di Indonesia tidak bisa melihat kedekatan kedua obyek ini. Akan tetapi, di sore hari setelah Matahari terbenam, Bulan masih berada di antara Jupiter dan Merkurius di langit bagian barat.

5 Agustus — Venus dan Regulus
Venus yang terang di langit akan tampak berpasangan dengan Regulus, bintang terang (alpha Leo) di rasi Leo. Keduanya berpapasan dan hanya terpisah 1º.

6 Agustus — Bulan dan Jupiter
Bulan dan si raja planet, Jupiter akan berpapasan dengan jarak hanya 0,2º pada pukul 10:28 WIB. Matahari akan jadi penghalang untuk menikmati kedua obyek ini. Tapi jika tertarik, bisa dicoba untuk mencari Bulan kesiangan. Sore hari, saat Matahari terbenam, Bulan dan Jupiter masih tampak berpasangan di langit senja.

12 Agustus — Bulan dan Saturnus
Bulan akan berpapasan dengan Saturnus pada jarak 4º pukul 19:10 WIB. Selain Bulan dan Saturnus yang berdekatan, pengamat juga bisa menikmati segitiga Saturnus – Mars – Antares.

24 Agustus — Mars dan Antares
Saat planet merah ini sedang melintas dari Libra ke Scorpius, selain berpapasan dengan Saturnus di rasi Ophiuchus, Mars juga berpapasan dengan Antares (alpha Scorpio). Bintang paling terang di rasi Kalajengking.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal bulan Agustus menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam. Bimasakti dapat diamati membentang dari Timur Laut ke Barat Daya. Selain itu bintang-bintang terang dapat digunakan sebagai panduan dalam pengamatan.

Bintang-bintang terang di bulan Agustus yang bisa digunakan sebagai bintang panduan saat pengamatan. Kredit: Starry NIght Pro
Bintang-bintang terang di bulan Agustus yang bisa digunakan sebagai bintang panduan saat pengamatan. Kredit: Starry NIght Pro
Peta langit tanggal 1 Agustus 2016 pukul 23:56 WIB. Bima Sakti membentang dari timur laut ke barat daya. Bintang-bintang terang dapat digunakan sebagai panduan dalam mencari benda langit. Kredit: Star Walk
Peta langit tanggal 1 Agustus 2016 pukul 23:56 WIB. Bima Sakti membentang dari timur laut ke barat daya. Kredit: Stellarium
Peta langit tanggal 16 Agustus 2016 pukul 23:56 WIB. Bima Sakti membentang dari timur laut ke barat daya. Bintang-bintang terang dapat digunakan sebagai panduan dalam mencari benda langit. Kredit: Star Walk
Peta langit tanggal 16 Agustus 2016 pukul 23:56 WIB. Bima Sakti membentang dari timur laut ke barat daya. Kredit: Stellarium

Kampanye Langit Gelap

Di bulan Agustus, kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 28 Juli — 6 Agustus dan 25 Agustus – 2 September. Untuk langit utara, lakukan pengamatan rasi Cygnus dan untuk langit Selatan, pengamatan rasi Sagittarius.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan indetifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Seluruh fenomena langit di bulan Agustus bisa disimak di Almanak.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini