fbpx
langitselatan
Beranda » Bulan Purnama Perigee aka Si Bulan Super

Bulan Purnama Perigee aka Si Bulan Super

Kehadiran Bulan Purnama di tanggal 11 Agustus juga akan menjadi keunikan tersendiri, mengingat Bulan juga akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi (Perigee), sehingga penampakannya akan “lebih besar” dibanding saat ia berada di jarak terjauhnya dari Bumi (apogee). Bulan Purnama Perigee yang juga digadang-gadang sebagai salah satu fenomena supermoon menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ingin menikmati kehadirannya.

 Bulan Purnama menjelang titik Perigee Lokasi : Lampung ; Kredit : Jeff Teng
Bulan Purnama menjelang titik Perigee Lokasi : Lampung ; Kredit : Jeff Teng

Bagi astronom, ini adalah fenomena Bulan Purnama biasa yang tidak memberikan cerita unik apapun. Bahkan perbedaan “ukuran penampakan” Bulan Purnama Perigee ini sebenarnya tidak mudah dikenali. Bulan tidak tiba-tiba nampak membesar dan jadi raksasa. Ia hanya tampak lebih besar 14 % dan lebih terang 30% dibanding kala Purnama saat apogee atau saat berada di jarak terjauh dari Bumi.

Supermoon?
Istilah Supermoon atau si Bulan Super baru dikenal beberapa tahun terakhir. Bahkan bagi astronom istilah Supermoon merupakan istilah yang salah kaprah. Bahkan bagi astronom, penampakan supermoon atau Bulan Purnama Perigee hanyalah bagian dari siklus fase Bulan. Tapi, tidak demikian dengan para astrolog. Istilah Supermoon aka Bulan Super berasal dari istilah astrologi modern yang diperkenalkan oleh Richard Nolle pada tahun 1979 dalam majalah HOROSCOPE.

Menurut Richard Nolle, Supermoon merupakan Bulan Purnama ataupun Bulan Baru yang terjadi saat Bulan sedang atau akan berada (dalam rentang 90%)  pada jarak terdekatnya dari Bumi (perigee). Dengan kata lain, Matahari – Bumi – Bulan sedang berada pada satu garis dengan Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Dan masih menurut Richard Nolle, fenomena Bulan Super akan menyebabkan terjadinya tekanan geofisik. Masih menurut Richard Nolle sang astrolog, ketika Bulan Super terjadi maka akan ada efek “bencana pada Bumi”, yang sayangnya salah kaprah.

Bulan Perigee
Bagi para astronom, yang kita ketahui adalah Bulan Purnama Perigee dan Bulan Baru Perigee. Keduanya mengacu pada Bulan Purnama dan Bulan Baru yang berdekatan dengan posisi Bulan saat berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi (Perigee).  Di tahun 2014, ada setidaknya 5 kejadian Bulan Perigee dengan 2 Bulan Baru Perigee di bulan Januari dan Bulan Purnama Perigee di bulan Juli, Agustus dan September.  Bulan Purnama Perigee berikutnya akan terjadi pada saat Bulan Purnama 11 Agustus 2014 kala Bulan akan berada pada jarak 356896 km dan tanggal 9 September, 22 jam setelah Bulan meninggalkan titik perigee pada jarak 358387 km.

Bulan Purnama saat Bulan di titik Perigee dan Apogee. Kredit: Science Llma
Bulan Purnama saat Bulan di titik Perigee dan Apogee. Kredit: Science Llma

Istilah Bulan Super pertama kali muncul pada tahun 2011 saat media menggunakan istilah tersebut untuk menarik perhatian masyarakat untuk melihat “perubahan penampakan” Bulan pada tanggal 19 Maret 2011 kala Bulan Purnama berada pada jarak terdekatnya dengan bumi di sepanjang tahun itu.

Baca juga:  Cikal Bakal Sistem Bintang Kuadruplet di Barnard 5

Pada saat Bulan sedang berada pada titik terdekat dan terjauhnya dari Bumi, akan ada efek yang ditimbulkan bagi Bumi. Efek tersebut akan tampak pada pasang surut di Bumi ketika Bulan Baru dan Bulan Purnama.

Saat Bulan berada pada titik terjauh, efek dari gaya tarik yang timbul akibat interaksi Bumi -Bulan akan sangat kecil sehingga pada saat itu pasang surut yang terjadi Bumi akan mencapai level paling rendah. Tapi, saat Bulan di perigee, gaya gravitasi akan lebih besar sehingga efek yang ditimbulkan pada pasang surut juga lebih besar.

Tapi yang perlu diingat, sebesar apapun efek pasang surut pada saat Bulan di perigee, hanya akan menimbulkan perbedaan beberapa inchi saja jadi tidak akan menimbulkan efek bencana seperti yang diisukan pada tahun 2011.

Ketika Bulan Purnama terjadi bertepatan dengan posisi Bulan di Perigee, maka pada saat itu Bulan sedang berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi di sepanjang tahun. Siklus saat Bulan Purnama terjadi bersamaan saat Bulan di titik perigee akan berulang setiap 1 tahun 1 bulan dan 18 hari. Dengan demikian setiap 1 tahun 48 hari, kita bisa sekaligus menikmati Bulan Purnama terdekat dari Bumi atau proxigee. Tahun 2014, proxigee terjadi pada saat Bulan Purnama 11 Agustus dan di tahun 2015, proxigee akan terjadi 28 September.

Tapi sekali lagi, ini bukan fenomena super istimewa yang akan memberikan penampakan spektakuler. Bulan Purnama akan tampak seperti Bulan Purnama biasa kecuali kamu terbiasa melihat perubahan penampakan piringan Bulan maka mungkin kamu akan bisa melihat kalau sang Bulan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang. Tapi itu hanya penampakannya saja. Karena ukuran Bulan tak pernah berubah.  Yang pasti kala Purnama di bulan Agustus, kamu juga bisa menikmati hujan meteor Perseid yang akan muncul lepas tengah malam.

Clear sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini