fbpx
langitselatan
Beranda » Upgrade Kemampuan Teleskop: Pemasangan Filter Matahari

Upgrade Kemampuan Teleskop: Pemasangan Filter Matahari

Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi. Posisi ini menyebabkan pengamatan matahari dengan menggunakan teleskop harus dilengkapi dengan filter matahari.

Pengamatan Matahari dari Mall Gandaria City menggunakan Travel Scope 70. kredit : langitselatan

Filter matahari berguna untuk melemahkan cahaya matahari sehingga aman untuk dilihat mata melalui eyepiece. Bayangkan saat Anda membakar kertas dengan menggunakan sinar matahari yang difokuskan melalui kaca pembesar! Hal yang sama akan terjadi pada mata Anda jika Anda mengamati matahari langsung melalui eyepiece teleskop yang tanpa dilengkapi filter matahari. Tentunya hal ini tidak kita inginkan.

langitselatan memiliki beberapa teleskop dengan beberapa tipe, baik yang didapatkan dengan membeli maupun pemberian dari dalam dan luar negeri. Beberapa pihak menilai langitselatan turut berkontribusi dalam melakukan edukasi terhadap masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa teleskop-teleskop ini diberikan pada langitselatan. Tak jarang beberapa rekan dari luar negeri mengunduh informasi edukasi yang diberikan langitselatan untuk coba diterapkan di negaranya. Kendala bahasa tidak menjadi masalah. Beberapa artikel yang dilengkapi dengan gambar yang disusun secara sistematis menjadi solusinya. Tak lupa  google translate digunakan oleh rekan dari luar negeri ini. Walaupun secara tata bahasa mungkin agak kurang baik, minimal pesan utama dari informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami.

Teleskop- teleskop yang dimiliki langiselatan ini antara lain teleskop You Are Galileo dari Jepang yang merupakan reka ulang teleskop Galileo, teleskop jenis pemantul (reflektor), dan jenis refraktor yang menggunakan lensa. Teleskop-teleskop ini awalnya belum dilengkapi dengan filter matahari. Teleskop-teleskop buatan pabrik menjual aksesoris filter matahari yang dilengkapi dengan alat untuk memasangnya di teleskop. Kami tidak memilih untuk membeli aksesoris tersebut. Selain aksesoris filter matahari tersebut harganya relatif mahal, alat tersebut pun hanya bisa digunakan untuk satu jenis teleskop saja. Hal ini karena ukuran alat disesuaikan dengan ukuran diameter tabung teleskopnya. Kami lalu memutuskan untuk memesan filter matahari ND5 buatan Solar Seymour. Bentuknya berupa lembaran-lembaran seperti plastik mika berwarna hitam pekat. Unsur keamanan menjadi prioritas utama sehingga langitselatan tidak menyarankan membuat filter matahari dengan menggunakan bagian dalam disket. Filter ND5 inilah yang juga digunakan untuk membuat kacamata matahari.

Teleskop pertama yang mendapat “kehormatan” untuk dipasang filter matahari adalah teleskop Celestron Power Seeker 127. Pemasangan filter pada teleskop ini relatif mudah karena teleskop telah dilengkapi penutup lensa tabung tambahan yang memiliki lubang di bagian tengahnya. Lubang ini kemudian ditutup dengan filter matahari. Ujicoba penggunaan filter ini di Bandung menghasilkan citra matahari yang memuaskan saat dilihat melalui eyepiece. Teleskop Celestron ini rencananya akan digunakan saat Pengamatan Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada tanggal 26 Januari 2009 yang lalu. Kami mengajak rekan-rekan media cetak dan elektronik baik lokal, nasional, dan internasional melakukan pengamatan di Universitas Lampung (Unila) bekerjasama dengan mahasiswa-mahasiswa jurusan Fisika di universitas tersebut. Dari hasil pengamatan di Unila, foto-foto momen puncak gerhana matahari cincin yang berhasil diabadikan para wartawan foto dan menjadi headline berita foto yang terpampang di halaman pertama media cetak lokal maupun nasional.

Baca juga:  Kecerdasan Otak Buatan Menyingkap Gerak Plasma Matahari

Saat pengamatan gerhana matahari di Lampung, kami baru menyadari ternyata diameter lubang  tempat filter matahari dipasang pada teleskop Celestron terlalu kecil. Hal ini membuat matahari tidak terlihat pada eyepiece karena intensitas cahaya yang masuk sedikit. Ditambah lagi jenis teleskop tersebut masih manual dan tidak dilengkapi dengan motor sehingga pencarian matahari menjadi sangat susah. Perlu diingat, saat proses gerhana matahari terjadi, matahari perlahan-lahan akan tertutupi bulan sehingga cahaya matahari akan semakin meredup. Dengan diameter filter yang kecil, cahaya yang redup ini justru semakin tersaring filter yang membuat citra Matahari tidak tampak pada eyepiece. Hal ini menjadi pelajaran berharga yang saat pemasangan filter matahari di Bandung, kami melupakan factor penting peredupan cahaya matahari ini. Pemasangan dengan diameter filter yang sempit bisa digunakan untuk mengamati bintik matahari, tidak untuk gerhana matahari karena faktor peredupan cahaya matahari tadi.

Uji coba filter matahari dengan meade ETX-80. kredit : langitselatan

Teleskop berikutnya yang dipasang filter adalah teleskop generasi pertama milik langitselatan yang telah dilengkapi clock drive. Jenis teleskop adalah teleskop portable  model refraktor Meade ETX 80. Clock drive merupakan motor yang terdapat di dalam mounting (dudukan) teleskop yang pergerakannya dibuat mengikuti rotasi bumi sehingga teleskop akan mengikuti objek langit yang telah dibidik secara otomatis. Berbeda dengan teleskop Celestron di atas, teleskop ETX 80 ini tidak dilengkapi penutup tabung teleskop yang berlubang di tengahnya. Alhasil, otak pun diputar untuk menyiasatinya. Pilihan penutup tabung berfilter ini kemudian jatuh pada bahan dop PVC. Ukuran dop PVC yang dipilih adalah 4” yang disesuaikan dengan diameter tabung teleskop. Untuk teleskop jenis lain, pembuatan penampang dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan penampang dop PVC yang disesuaikan dengan ukuran bukaan pada ujung tabung teleskop. Pembuatan penampang filter matahari untuk tipe teleskop ETX80 dapat dilihat pada artikel terpisah berjudul Membuat Penampang Filter Matahari Teleskop.

Ujicoba pertama dilakukan di Jakarta saat langitselatan diundang untuk mengisi acara di Gandaria City yakni Goelali Festival  bulan Juni lalu. Sayangnya, penulis tidak bisa hadir pada acara tersebut. Dari hasil percobaan I disimpulkan bahwa ada masalah di filter (terlalu tebal) atau pada teleskop karena citra matahari tidak fokus saat teleskop diarahkan ke matahari. Citra matahari terlihat kabur (blur). Hasil ujicoba ini disampaikan pada penulis saat tim kembali ke Bandung. Untuk sementara filter matahari teleskop ETX 80 disimpan dan masih belum bisa digunakan.

Ujicoba kedua dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2011 pukul 10.30 bertempat di tempat di Bandung. Saat penulis mengarahkan ke matahari, fokus teleskop sangat jauh sehingga mur pengatur fokus teleskop harus diputar. Sambil mengarahkan teleskop ke matahari dan memutar pengatur fokus beberapa kali, akhirnya…,citra pertama matahari pun terlihat di eyepiece teleskop ETX 80. Ukuran eyepiece yang digunakan 26 mm. Masalah pada ujicoba pertama terungkap. Ternyata bukan penampang filter ataupun filternya yang bermasalah. Masalah ada pada pengaturan fokus teleskop yang terlalu jauh yang menyebabkan citra tidak fokus.

Baca juga:  Asteroid Bercincin
Hasil pengamatan dari uji coba filter Matahari. Tampak 3 bintik Matahari. Kredit : langitselatan
Empat bintik Matahari yang tampak. Tiga di antaranya tampak jelas. Kredit : langitselatan

Citra pertama matahari yang tertangkap teleskop ETX 80 ternyata memberi kejutan bagi saya dan ivie karena matahari menampakkan sunspot (bintik matahari). Sunspot yang terlihat berjumlah 4 (sunspot no 1271 dan 1272), 3 (sunspot no 1271) di antaranya berada di dekat bagian katulistiwa matahari. Fenomena ini kemudian kami abadikan melalui kamera saku dan dibagi di twitter dan facebook pada hari itu juga.

Dan bagi saya, “Mission accomplish…!

Avatar photo

Aldino Adry Baskoro

Alumnus astronomi ITB yang saat ini berprofesi sebagai pendidik di sekolahalam Minangkabau dan penulis di langitselatan.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini