Tata Surya
Tahukah kamu kalau bintang terdekat dari Bumi adalah Matahari? Bintang yang satu ini senantiasa memberikan cahayanya untuk Bumi. Yuk kita sekilas berkenalan dengan Matahari.
Tata Surya itu mirip lingkungan perumahan untuk Bumi dan planet-planet yang mengelilingi Matahari. Kali ini kita akan menelusuri bagaimana planet dan bintang bisa terbentuk. Untuk itu mari kita bertualang ke masa lalu. Bukan benar-benar melakukan perjalanan waktu, tapi mari kita telusuri kembali jejak perjalanan Tata Surya.
Setelah bertahun-tahun lamanya para pecinta Astronomi merindukan datangnya sebuah Komet terang, setitik cahaya mulai muncul menghiasi langit malam dan menjadi semakin terang dalam waktu yang singkat. Nampaknya penantian itu akan segera berakhir.
Penelitian terbaru dari Jepang berhasil menguak misteri mengapa Uranus menggelinding serta bagaimana satelit dan cincin planet es ini terbentuk.
Pada zaman dahulu, yang disebut planet atau bintang pengembara adalah, benda yang tampak bergerak lebih cepat dibanding bintang di sekelilingnya. Jadi yang dibedakan hanya bintang yang relatif tetap posisinya di langit dan bintang pengembara yang dalam hitungan bulan posisinya berpindah dengan cepat dibanding bintang.
Kawah tumbukan besar yang menjadi sumber tektit Australasia akhirnya ditemukan. Selama ini ternyata ia bersembunyi di tempat terbuka, dibalut lembaran-lembaran lava basalt sangat muda yang membanjir dari letusan gunung berapi tak-biasa.
Untuk pertama kalinya, kita bisa melihat permukaan Matahari dengan lebih detil. Itulah citra pertama Daniel K. Inouye Solar Telescope (DKIST)
Masih ingat Ultima Thule? Ultima Thule adalah Objek Sabuk Kuiper (KBO) yang menjadi sasaran studi dalam terbang lintas terbaru wahana New Horizons. Terbang lintas tersebut terjadi pada 1 Januari 2019 lalu.
Sebuah meteoroid yang berupa asteroid-mini memasuki atmosfer Bumi pada 9 Januari 2014 TU dinihari waktu Indonesia. Ia menjadi meteor-terang (fireball) dan mencapai puncak kecemerlangannya manakala tiba di ketinggian 19 kilometer di atas paras air laut, di lepas pantai utara pulau Irian. Lima tahun kemudian barulah disadari bahwa asteroid mini tersebut datang dari luar tata surya kita.
Saat dilihat umat manusia untuk pertama kalinya, tak ada keraguan bahwa benda langit itu adalah bintang berekor. Komet. Ia memang hanya terlihat sebagai sebintik cahaya samar dengan bentuk ekor tak kalah samar pula. Juga sangat redup. Dengan magnitudo mendekati +19 maka kecerlangannya hanya 1 % dari kecerlangan planet–kerdil Pluto yang legendaris dan sulit diamati itu (terutama dari Indonesia).
Sepanjang ingatan penulis sebagai pecinta Astronomi, planet Jupiter memegang hampir semua rekor keplanetan di Tata Surya: planet terbesar, planet dengan jumlah satelit terbanyak, planet dengan sistem badai yang bertahan ratusan tahun, dan sejenisnya. Namun, temuan para ilmuwan dari Carnegie Institution of Science (Carnegie Science) telah menurunkan Jupiter dari tahta planet dengan satelit terbanyak. Mari kita sambut sang jawara Satelit Terbanyak yang baru: Saturnus!
Sebuah asteroid mini telah jatuh ke Bumi hanya dalam 12 jam pasca dilihat manusia untuk pertama kalinya. Inilah untuk keempat kalinya umat manusia berhasil mendeteksi sebuah benda langit yang sedang menuju ke Bumi saat masih berada di antariksa. Kali ini disertai bonus, asteroid ini yang terbesar di antara ketiga asteroid lainnya sehingga memiliki energi terbesar.