Para astronom menemukan pasangan bintang yang mengorbit di dekat lubang hitam supermasif Sagittarius A* (Sgr A*) di pusat Bimasakti.
Bintang ganda atau pasangan bintang yang mengitari satu sama lainnya bukan hal aneh di alam semesta. Kenyataannya, para astronom memperkirakan 85% bintang merupakan bintang ganda. Tak hanya itu, bintang ganda dengan salah satu komponen merupakan lubang hitam juga umum ditemukan. Tapi, menemukan bintang ganda di sekitar lubang hitam supermasif? Tentu saja ini bukan hal umum.
Penemuan ini jadi yang pertama. Pasangan bintang ganda yang diberi nama D9 ini merupakan pasangan bintang pertama yang berhasil ditemukan di dekat lubang hitam supermasif dan masih stabil. Gravitasi lubang hitam supermasif yang luar biasa kuat seharusnya membuat kedua bintang ini tidak stabil mengarah pada kehancuran.
Tapi ini tidak terjadi. Buktinya para astronom menemukan pasangan bintang ganda ini dalam kondisi stabil. Setidaknya untuk sekarang.
Penemuan ini memberikan informasi penting untuk para astronom. Sistem bintang ganda bisa terbentuk dan bertahan dalam lingkungan yang penuh kehancuran. Siapa tahu kelak di masa depan, ada planet yang juga bisa bertahan di lingkungan yang penuh tekanan ini.
Sistem Bintang Ganda D9
Pasangan bintang ganda D9 yang berada dalam lingkungan dekat lubang hitam supermasif Sagittarius A* masih sangat muda. Tentu saja untuk ukuran usia bintang. Pasangan ini diperkirakan baru berusia 2,7 juta tahun.
Tampaknya usia pasangan ini tidak akan lama. Gravitasi Sgr A* yang sangat kuat akan membuat keduanya tidak stabil. Dalam waktu hanya satu juta tahun, para astronom memperkirakan pasangan ini akan bertabrakan dan bergabung jadi bintang tunggal. Waktu yang sangat singkat untuk kehidupan pasangan bintang ganda. Tapi itu juga berarti, rentang waktu untuk mengamati dan mempelajari pasangan ini sangat singkat.
Para astronom beruntung bisa menemukan pasangan bintang D9 ini di gugus S yang padat penduduk. Gugus S merupakan gugus bintang yang mengelilingi lubang hitam supermasif di pusat Bimasakti. Gugus S ini memang padat penduduk yang isinya bintang-bintang berkecepatan tinggi. Salah satu bintangnya adalah S2 yang berada paling dekat dengan lubang hitam Sgr A*. Karena jaraknya yang dekat, pengaruh gravitasi Sgr A* jelas sangat mempengaruhi perilaku bintang S2.
Di gugus S juga terdapat objek G yang sifatnya mirip bintang tapi penampakannya lebih mirip awan gas dan debu. Objek G merupakan objek kompak tapi saat mendekati lubang hitam supermasif, objek-objek ini akan meregang. Sampai saat ini para astronom sudah menemukan 6 objek G di dekat Sgr A*.
Pembentukan dan Masa Depan Bintang
Berada di dekat lubang hitam, apalagi lubang hitam supermasif di pusat galaksi tentu bukan pengalaman yang menyenangkan. Gravitasinya bisa menghancurkan objek yang ada di sekitarnya, dan tentu saja ini mempengaruhi pembentukan bintang di area tersebut. Lingkungan yang ekstrem di sekitar Sgr A* justru bisa menghambat atau bahkan menghalangi pembentukan bintang-bintang baru.
Akan tetapi, anggapan ini ternyata tidak sesuai dengan asumsi tersebut.
Para astronom menemukan beberapa bintang muda di dekat lubang hitam supermasif Sgr A*. Dan bukan hanya bintang tunggal, para astronom juga menemukan sistem bintang ganda muda D9. Pasangan bintang ini berhasil ditemukan dari data pengamatan dengan instrumen ERIS pada Very Large Telescope dan data arsip instrumen SINFONI. Data selama 15 tahun tersebut memperlihatkan variasi berulang dari kecepatan bintang yang memperlihatkan dua bintang yang saling mengorbit.
Para astronom juga menemukan tanda keberadaan gas dan debu di sekitar pasangan bintang tersebut. Hal ini tentu memberi indikasi kalau pasangan ini terbentuk dalam lingkungan penuh kekerasan di dekat lubang hitam Sgr A*.
Hasil ini tak pelak menyajikan informasi baru terkait objek G yang misterius. Para astronom menduga kalau objek G merupakan kombinasi bintang ganda yang belum bergabung serta sisa materi bintang ganda yang sudah bergabung.
Bagaimana perilaku objek di sekitar lubang hitam supermasif mengorbit Sgr A*, dan pembentukan objek di area ini masih misteri. Namun, pembaruan GRAVITY+ pada Interferometer VLT dan instrumen METIS pada ELT (Extremely Large Telescope) ESO diharapkan bisa menyingkap cerita dari area tersebut.
Tulis Komentar