fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan September 2024

Fenomena Langit Bulan September 2024

Jangan lewatkan waktu terbaik mengamati Saturnus dan juga Bulan Purnama Perigee di bulan September 2024.

Saturnus dipotret dari Lampung. Fotografer: Jefferson Teng
Saturnus dipotret dari Lampung. Fotografer: Jefferson Teng

Planet

Merkurius. Planet batuan paling dekat dari Matahari ini bisa diamati sebelum fajar menyingsing di paruh awal September. Planet ini akan mencapai titik tertingginya di ufuk timur di minggu pertama September. Kemudian planet ini turun mengejar Matahari dan menghilang di balik terangnya sang Surya. Di paruh awal September, Merkurius bisa diamati di rasi Leo dan terus bergeser ke rasi Virgo di paruh akhir bulan September. 

Venus. Si bintang kejora bisa diamati selama September setelah Matahari terbenam sampai planet ini juga terbenam di ufuk barat. Venus bisa diamati di rasi Virgo sampai pertengahan September dan terus bergeser ke rasi Libra di akhir bulan. Di awal September, pengamat juga bisa mengamati momen saat Venus berpapasan dengan Bulan di ufuk barat sampai keduanya terbenam.  

Mars & Jupiter. Selama bulan September, kedua planet ini terbit tengah malam dan bisa diamati sampai fajar menyingsing. Kedua planet ini bisa diamati di rasi Taurus namun jelang pertengahan September, Mars sudah bergeser di Gemini sampai akhir bulan. Sementara itu, Jupiter masih menjelajah rasi Taurus sampai akhir September. Kedua planet ini juga berpapasan dengan Bulan jelang akhir September. 

Saturnus. Bulan September jadi waktu terbaik untuk mengamati planet yang terkenal karena cincinnya ini. Saturnus akan mencapai oposisi atau papasan terdekatnya dengan Bumi. Singkatnya ini jarak terdekat dengan Bumi dan Saturnus bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai fajar menyingsing. Saturnus bisa diamati di rasi Aquarius selama September, dan pada pertengahan bulan, planet ini akan berpapasan sangat dekat dengan Bulan di langit malam. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.

Uranus bisa diamati di rasi Taurus mulai jelang tengah malam sampai fajar menyingsing. Sementara itu, Neptunus yang terbit terlebih dahulu di rasi Pisces bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai tengah malam. 

Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

3 September. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

5 September.  Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 406.211  km

11 September. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

18 September. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam. Bulan purnama September terjadi ketika Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Akibatnya, piringan Bulan akan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dibanding Bulan Purnama umumnya. Meski demikian, perbedaan ini tidak terlalu tampak saat dilihat dengan mata tanpa alat. Bulan Purnama Perigee ini sering juga disebut Supermoon atau Bulan Super. 

Saat purnama, Bulan juga akan mengalami gerhana bulan sebagian tapi tidak tampak untuk pengamat di Indonesia. 

18 September. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 357.286 km.

25 September. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

Peristiwa

5 September — Elongasi Barat Maksimum Merkurius

Merkurius pada titik tertinggi di pagi hari saat Matahari terbit. Kredit: Stellarium
Merkurius pada titik tertinggi di pagi hari saat Matahari terbit. Kredit: Stellarium

Merkurius pada titik tertinggi ketika Matahari terbit saat elongasi barat maksimum. Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi dengan elongasi barat maksimum yang dicapai Merkurius 18º. Artinya, Merkurius akan berada 18º di arah timur Matahari. Merkurius yang berada di rasi Leo bisa diamati dengan kecerlangan -0,2 magnitudo. Planet ini bisa diamati mulai pukul 04:45 WIB sampai saat Matahari terbit pukul 05:48 WIB. 

5 September — Bulan — Venus

Pasangan dekat Bulan dan Venus tanggal 5 September 2024 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan dekat Bulan dan Venus tanggal 5 September 2024 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan yang sedang dalam fase sabit tipis berpapasan dengan Venus dengan jarak hanya 1,1º. Pasangan ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai keduanya juga terbenam beriringan. Venus terbenam pukul 19:22 WIB dan kemudian disusul Bulan 5 menit kemudian.  

6 September — Bulan — Spica

Pasangan dekat Bulan dan Spica tanggal 6  September 2024 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium
Pasangan dekat Bulan dan Spica tanggal 6 September 2024 pukul 18:30 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan yang sedang dalam fase sabit berpapasan dengan Spica, bintang terang di rasi Virgo dengan jarak 3,5º. Pasangan ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam beriringan. Bulan terbenam lebih dahulu pada pukul 20:09 WIB dan disusul Spica 10 menit kemudian.  

8 September — Oposisi Saturnus

Saturnus saat oposisi terbit beriringan dengan Matahari yang terbenam dan terbenam saat Matahari terbit. Gambar ini merupakan simulasi posisi Saturnus pada pukul 18:15 WIB. Kredit: Stellarium
Saturnus saat oposisi terbit beriringan dengan Matahari yang terbenam dan terbenam saat Matahari terbit. Gambar ini merupakan simulasi posisi Saturnus pada pukul 18:15 WIB. Kredit: Stellarium

Planet yang cincinnya tampak indah itu akan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi tanggal 8 September. Saat oposisi, Saturnus akan berada pada jarak 8,66 SA dengan diameter piringan 19,2’’. Saturnus mencapai posisi tertinggi pukul 23:47 WIB dengan ketinggian 89º di atas horison selatan..

Jadi jangan lewatkan! Saturnus yang berada di rasi Aquarius akan tampak lebih terang dibanding waktu lainnya dengan kecerlangan 0,6 magnitudo. Gunakan teleskop dan kamera untuk memotret planet cincin ini.

Bagi pengamat di Bumi, Saturnus bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai fajar.

10 September — Bulan — Antares

Papasan dekat Bulan dan bintang terang Antares di rasi Scorpius pada tanggal 10 September 2024 pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan dekat Bulan dan bintang terang Antares di rasi Scorpius pada tanggal 10 September 2024 pukul 21:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Antares, bintang terang di rasi Scorpius dengan jarak 0,1º. Keduanya bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Antares dan Bulan terbenam beriringan. Antares terbenam pukul 23:16 WIB dan disusul Bulan 5 menit kemudian pada pukul 23:21 WIB. 

17 September — Bulan — Saturnus

Papasan Bulan dan Saturnus pada tanggal 17 September 2024 yang diamati pada pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Saturnus pada tanggal 17 September 2024 yang diamati pada pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan sangat dekat dengan Saturnus dan jaraknya hanya 2º. Pasangan Bulan dan Saturnus ini bisa diamati sepanjang malam sampai jelang fajar di rasi Aquarius. Saturnus terbenam pukul 05:16 WIB disusul Bulan pada pukul 05:38 WIB. 

Untuk pengamat di sebagian area Papua bisa menyaksikan peristiwa okultasi Saturnus oleh Bulan saat Saturnus menghilang di balik Bulan. Peristiwa ini bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai pukul 16:42 WIB atau 18:42 WIT. 

22 September — Ekuinoks

Ekuinoks bulan September. Kredit: langitselatan
Ekuinoks bulan September. Kredit: langitselatan

Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 23 September merupakan Ekuinoks Musim Gugur yang menandai awal musim gugur. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks yang menandai awal musim semi.

Ekuinoks September terjadi tanggal 22 September pukul: 19:43 WIB, ketika Matahari berada di rasi Virgo.

22 September — Bulan — Pleiades

Papasan Bulan dan Pleiades pada tangal 22 September 2024 pukul 23:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Pleiades pada tangal 22 September 2024 pukul 23:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Pleiades (M45) mulai jelang tengah malam saat keduanya terbit beriringan dan terpisah 3º. Pleiades terbit terlebih dahulu pada pukul 21:40 WIB disusul Bulan 14 menit kemudian. Pasangan ini bisa diamati di rasi Taurus sampai saat Matahari terbit.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan September menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru.

Setelah Matahari terbenam ada bintang terang Arcturus di Bootes, Spica di rasi Virgo, Rigil Kentaurus dan Hadar di rasi Centaurus, yang bisa diamati sampai kisaran pukul sembilan malam waktu lokal. Selain itu juga ada bintang Antares di rasi Scorpius, serta segitiga musim panas Vega di Rasi Lyra, Deneb di rasi Cygnus, dan Altair di rasi Aquila yang bisa diamati sampai lewat tengah malam.

Jelang tengah malam, ada bintang Archenar di rasi Eridani dan lewat tengah malam sampai jelang dini hari ada Canopus di rasi Carina, Rigel dan Betelgeue di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Sirius di rasi Canis Major, Capella di rasi Auriga, Procyon di rasi Canis Minor, yang bisa diamati sampai fajar menyingsing. 

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 September 2024

Peta Bintang 15 September 2024

Kampanye Langit Gelap

1-4 September & 24-30 September — Kampanye Globe At Night

Di bulan September, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya dilaksanakan dari 1 – 4 September dan 24 – 30 September.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye tanggal 1-4 September, pengamat di utara diajak untuk mengamati rasi Cygnus sedangkan pengamat di selatan mengamati rasi Sagittarius. Dan untuk kampanye tanggal 26-30 September, pengamat di utara mengamati rasi Cygnus dan rasi Pegasus, sedangkan pengamat di selatan mengamati rasi Sagittarius dan Grus. Pengamatan dilakukan mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini