fbpx
langitselatan
Beranda » Ancaman Asteroid Yang Tersembunyi dalam Cahaya Matahari

Ancaman Asteroid Yang Tersembunyi dalam Cahaya Matahari

Observasi Twilight menemukan tiga asteroid dekat Bumi yang tersembunyi di balik cahaya Matahari. Satu di antaranya berpotensi mengancam Bumi!

Ilustrasi asteroid dekat Bumi yang tersembunyi dalam cahaya Matahari. Kredit: DOE/FNAL/DECam/CTIO/NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva/Spaceengine

Tiga asteroid ditemukan berada di dalam orbit Bumi dan Venus. Asteroid-asteroid di area ini  termasuk sulit diamati karena berada di area dalam di Tata Surya. Area dalam di sini mengacu pada area di antara Matahari dan Bumi.

Pada area ini, ada populasi asteroid yang tidak tampak karena berada dalam tersembunyi di balik cahaya Matahari. Populasi objek dekat Bumi pada area dalam Tata Surya ini juga sangat penting untuk diamati dan dilacak orbitnya, karena bisa saja ada yang berpotensi mengancam Bumi. 

Sulit diamati tapi bukan berarti tidak mungkin untuk diamati. 

Karena itu, para astronom yang dipimpin oleh Scott S. Sheppard dari Earth and Planets Laboratory of the Carnegie Institution for Science melakukan Observasi Twilight mencari waktu yang tepat untuk bisa mengamati populasi asteroid tersebut. 

Waktu yang tepat adalah kala fajar dan senja. Lebih tepat lagi, pengamatan dilakukan 10 menit sebelum Matahari terbit dan 10 menit sesudah Matahari terbenam! 

Jendela waktu pengamatan yang pendek itulah yang dimanfaatkan untuk berburu populasi asteroid di area dalam Tata Surya. Sampai saat ini setidaknya  sudah 25 objek dekat Bumi yang tersembunyi dalam cahaya Matahari di antara orbit Bumi dan Venus yang sudah ditemukan. 

Tiga Asteroid Dekat Bumi

Hasil pengamatan terbaru Observasi Twilight berhasil menemukan tiga asteroid dekat Bumi yang berada di dalam orbit Bumi dan Venus. Pengamatan dilakukan dengan Kamera Energi Gelap (DECam) yang dipasang di teleskop 4 meter Victor M. Blanco di Cerro Tololo Inter-American Observatory di Chile. 

Dari tiga asteroid dekat Bumi yang ditemukan, salah satunya cukup besar dan berpotensi mengancam Bumi. Asteroid tersebut adalah 2022 AP 7 yang berukuran 1,5 km uang diperkirakan suatu hari kelak orbitnya akan berada dalam jalur orbit Bumi. Ini adalah asteroid terbesar yang berpotensi mengancam Bumi yang ditemukan dalam delapan tahun terakhir. Dari hasil pengamatan program Observasi Twilight, Scott Sheppard dan tim sudah berhasil menemukan dua asteroid dekat Bumi berukuran sekitar 1 km. Asteroid ukuran ini juga dijuluki pembunuh planet karena bisa menjadi ancaman serius jika bertabrakan dengan Bumi. 

Dua asteroid lainnya adalah 2021 LJ4 dan 2021 PH27 yang orbitnya cukup aman di dalam orbit Bumi. Tapi, meskipun aman, tidak berarti kedua asteroid ini tidak perlu dipantau. Asteroid 2021 PH27 merupakan asteroid terdekat dengan Matahari. Asteroid yang demikian kecil pada jarak yang sangat dekat dengan Matahari yang massanya luar biasa besar. Akibatnya, asteroid 2021 PH27 akan mengalami efek relativitas umum paling besar. Selain itu, karena perihelionnya sangat dekat dengan Matahari, permukaan 2021 PH27 bisa mencapai suhu yang cukup tinggi untuk melelehkan timah! 

Baca juga:  Kaleidoskop Peristiwa Astronomi 2016

Pengamatan

Jendela waktu pengamatan untuk menemukan asteroid dekat Bumi di area dalam Tata Surya ini memang pendek. Hanya dua jendela waktu dengan durasi 10 menit untuk tiap pengamatan. Tantangan terbesar, waktu 10 menit itu pun ketika Matahari akan terbit dan setelah terbenam. Itu artinya, kondisi langit cukup terang dengan pendar cahaya Matahari. Dan yang lebih sulit lagi, populasi asteroid yang diamati ini berada di dekat horison. Selain pendar cahaya Matahari, kondisi atmosfer Bumi yang tebal pun bisa mempersulit pengamat karena dapat mengaburkan dan mendistorsi pengamatan. 

Pengamatan dari Bumi tentu harus melihat melalui atmosfer tebal bumi. Tapi, pengamatan dari antariksa pun tidak mungkin dilakukan. Mengarahkan teleskop antariksa ke arah Matahari untuk pengamatan berpotensi untuk memanggang elektronik yang sensitif pada teleskop. Karena itu, teleskop seperti Hubble dan JWST diarahkan membelakangi Matahari. 

Untuk pengamatan asteroid dekat Bumi di area dalam tata Surya, para astronom menggunakan Kamera Energi Gelap (DECam) yang merupakan CCD medan lebar. Karena itu, para astronom bisa melakukan pengamatan dan pemotretan area yang luas di langit. Sensitivitas kamera yang sangat tinggi juga menjadi keuntungan untuk menemukan objek-objek kecil dan redup seperti asteroid. 

Pengamatan dengan cakupan area yang luas diperlukan karena populasi asteroid dalam ini termasuk langka. Dengan jendela waktu pengamatan yang pendek, objek yang redup, dan cahaya Matahari, maka cakupan area yang luas memberi kesempatan lebih besar untuk melacak lebih banyak asteroid dalam satu area. 

Tujuan

Selain berburu asteroid yang berpotensi mengancam Bumi, perburuan asteroid di area dalam Tata Surya ini juga penting untuk mempelajari distribusi benda-benda kecil di Tata Surya. 

Asteroid yang jauh dari Bumi lebih mudah untuk ditemukan meski tentu saja ada tantangannya juga. Tapi, karena lebih mudah ditemukan, maka asteroid-asteroid inilah yang mendominasi model teoritis populasi asteroid. 

Pendeteksian asteroid yang berada di balik cahaya Matahari ini juga penting karena para astronom bisa mempelajari bagaimana asteroid bisa didistribusikan di seluruh Tata Surya, juga bagaimana interaksi gravitasi dan panas Matahari mempengaruhi fragmentasi asteroid. 

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini