fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan November 2019

Fenomena Langit Bulan November 2019

Fenomena langit bulan November akan menyajikan rangkaian planet-planet yang bisa diamati dengan mata tanpa alat, hujan meteor Taurid, α-Monocerotid, dan Leonid.

Konjungsi Inferior Merkurius 11 November 2019 pukul 17:20 WIB. Kredit: Star Walk
Konjungsi Inferior Merkurius 11 November 2019 pukul 17:20 WIB. Kredit: Star Walk

Planet

Merkurius. Planet terdekat dari Matahari ini hanya bisa teramati di ufuk barat saat Matahari terbenam bersama Venus, Jupiter, dan Saturnus, selama minggu pertama November. Setelah itu, Merkurius yang sedang berada di rasi Libra ini akan menghilang di balik cahaya Matahari dan baru akan tampak kembali sebelum fajar menyingsing setelah pertengahan November, bersama dengan Mars yang masih setia menunggu fajar menyingsing.

Venus, Jupiter & Saturnus. Ketiga planet ini bisa diamati sepanjang bulan November setelah Matahari terbenam. Sempat bersanding bersama Merkurius di awal November, ketiga planet masih bisa diamati sampai November berakhir dan pengamat bisa menyaksikan papasan antara Venus dan Jupiter, Bulan dan Jupiter, maupun momen segaris Bulan dan ketiga planet.

Di sepanjang bulan november, Venus yang berada di rasi Libra akan terus menanjak naik setiap harinya melintasi rasi Ophiuchus dan berada di Sagittarius di akhir Bulan. Saat di Ophiuschus, Venus berpapasan dekat dengan Jupiter pada tanggal 24 November. Venus bisa diamati sampai kisaran pukul 19:00 waktu lokal.

Duo planet raksasa Jupiter dan Saturnus juga bisa diamati selama bulan November. Keduanya terbit sejak pagi hari dan terus mengarah ke barat dan terbenam beberapa jam setelah matahari terbenam. Jupiter terbit terlebih dahulu pada pukul 08:27 WIB pagi disusul Saturnus 1,5 jam kemudian. Waktu terbt kedua planet ini akan bergeser lebih awal dari hari ke hari dan di penghujung November, Jupiter terbit pukul 06:59 WIB dususu Saturnus pada pukul 08:20 WIB. Keduanya sudah melewati meridian pengamat dan berada pada ketinggian antara 45º — 60º dari horison barat, saat Matahari terbenam.

Di awal bulan, Jupiter bisa diamati sampai pukul 20:50 WIB di rasi Ophiuchus, dan di penghujung November, planet terbesar di Tata Surya ini akan berada di rasi Sagittarius dan terbenam pukul 19:22 WIB. Pada tanggal 24 November, Jupiter akan berpapasan dengan Venus dan kemudian Bulan pada tanggal 28 November.

Saturnus yang terbit pukul 10:03 di awal November, bisa diamati sampai pukul 22:24 WIB saat terbenam di barat. Planet ini akan terus mengejar Matahari di ufuk barat, dan terbenam pukul 20:41. 

Mars. Planet merah ini bisa diamati di ufuk timur jelang fajar selama bulan November. Mars akan terus menanjak naik di langit timur dan bisa ditemukan di rasi Virgo.

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Selama bulan November, Uranus dan Neptunus bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai jelang fajar. Uranus bisa ditemukan di Aries, sedangkan Neptunus di rasi Aquarius.

Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

Fase Bulan selama bulan November 2019. Kredit: Fajar Ariadi / langitselatan
Fase Bulan selama bulan November 2019. Kredit: Fajar Ariadi / langitselatan

4 November. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

7 November.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 405.058 km

12 November. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

20 November. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

23 November. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 366.716 km.

26 November. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

Baca juga:  Materi Organik di Satelit Saturnus, Enceladus

Hujan Meteor

12 November – Hujan Meteor Taurid Utara

Hujan meteor Taurid Utara yang tampak muncul dari rasi Taurus pada tanggal 12 November 2019 pukul 20:00 WIB. Kredit Star Walk
Hujan meteor Taurid Utara yang tampak muncul dari rasi Taurus pada tanggal 12 November 2019 pukul 20:00 WIB. Kredit Star Walk

Hujan meteor Taurid Utara juga tampak datang dari rasi Taurus dan dimulai dari tanggal 20 Oktober – 10 Desember dengan puncak pada tanggal 12 November. Saat malam puncak, Hujan Meteor Taurid Utara akan menghiasi langit dengan 5 meteor per jam dengan laju 29 km/jam.

Rasi Taurus terbit setelah Matahari terbenam dan bisa diamati sampai fajar menyingsing. Bulan Purnama akan jadi faktor utama polusi cahaya yang mengganggu pengamatan.  Perpaduan hujan meteor Taurid Utara dan Selatan yang masih berlangsung di akhir Oktober dan awal November menjadi atraksi menarik di langit. Apalagi dengan kehadiran fireball.

17 November – Hujan Meteor Leonid

Puncak hujan meteor Leonid, 17 November pukul 02:00 WIB. Kredit: Star Walk
Puncak hujan meteor Leonid, 17 November pukul 02:00 WIB. Kredit: Star Walk

Hujan meteor Leonid tahunan yang satu ini berlangsung dari 6 – 30 November dan malam puncak akan terjadi pada tanggal 17 – 18 November. Pengamat yang berburu leonid bisa menikmati 15 meteor per jam yang melaju dengan kecepatan 71 km/det.  Hujan meteor Leonid yang berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle akan tampak datang dari arah rasi Leo.

Bagi pemburu meteor, rasi Leo baru akan terbit tengah malam pada pukul 00:19 WIB. Bulan cembung besar sudah lebih dahulu terbit dan akan menghiasi langit malam sampai fajar menyingsing.

22 November – Hujan Meteor α-Monocerotid

Puncak hujan meteor alpha Monocerotids, 22 November pukul 23:00 WIB. Kredit: Star Walk
Puncak hujan meteor alpha Monocerotids, 22 November pukul 23:00 WIB. Kredit: Star Walk

Hujan meteor α-Monocerotid berlangsung dari tanggl 15 – 25 November dan mencapai puncak pada tanggal 22 November pukul 13:00 WIB. Hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Canis Minor ini memiliki laju meteor per jam yang beragam saat mencapai maksimum. Meskipun demikian, pengamat bisa mengamati setidaknya 5 meteor per jam saat malam puncak hujan meteor. Pada tahun 1995, hujan meteor α-Monocerotid mempertunjukkan lebih dari 420 meteor hanya dalam 5 menit dari 30 menit. Laju maksimum meteor α-Monocerotid seperti tahun 1995 tidak akan terjadi lagi sampai tahun 2043.

Hujan meteor α-Monocerotid berasal dari puing-puing komet C/1917 F1 (Mellish) dan bisa diamati mulai pukul 22:00 WIB ketika rasi Canis Minor terbit sampai fajar menyingsing.  Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor α-Monocerotid adalah pukul 04:00 WIB saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit.

Peristiwa

1 November — Merkurius — Venus

Pasangan Merkurius dan Venus di langit senja 1 November 2019 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Merkurius dan Venus di langit senja 1 November 2019 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Merkurius dan Venus tampak berpasangan di rasi Libra sejak Matahari terbenam sampai saat keduanya terbenam beriringan. Merkurius terlebih dahulu terbenam pukul 18:56 WIB disusul Venus 10 menit kemudian.

2 November — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus 2 November 2019 pukul 20:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus 2 November 2019 pukul 20:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit yang baru berusia 5 hari berpasangan dengan Saturnus, si planet cincin. Keduanya bisa ditemukan di rasi Sagittarius pada ketinggian 60º di arah barat-daya setelah matahari terbenam. Bulan dan Saturnus tampak terpisah 1,8º dan keduanya bisa diamati sampai pukul 22:24 WIB.

11 November — Konjungsi Inferior Merkurius

Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi dan terpisah 0°01′ dari Matahari. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi dengan jarak 0,68 AU. Karena itu Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari. Untuk wilayah Amerika, sebagian Eropa dan sebagian Afrika, Merkurius akan tampak bergerak melintasi permukaan piringan Matahari.

24 November — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars di langit fajar 24 November 2019 pukul 04:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Mars di langit fajar 24 November 2019 pukul 04:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit jelang Bulan baru akan berpasangan dengan Mars sejak keduanya terbit beriringan menjelang fajar. Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 03:14 WIB disusul Mars pukul 03:37 WIB. Keduanya hanya terpisah 4,3º dan bisa diamati di ufuk timur sampai saat fajar menyingsing pukul 05:22 WIB.

24 November — Venus — Jupiter

Pasangan Venus dan Jupiter di langit senja 24 November 2019 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Venus dan Jupiter di langit senja 24 November 2019 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Venus akan berada 1,24º di selatan Jupiter, dan keduanya tampak berpasangan sangat dekat sejak Matahari terbenam sampai terbenam pukul 19:40 WIB. Setelah Matahari terbenam, Venus dan Jupiter yang sudah terbit sejak pagi bisa diamati di arah barat daya dengan ketinggian ~22º di area barat daya.

Baca juga:  Penemuan Cincin Terbesar di Saturnus

25 November — Bulan — Merkurius

Pasangan Bulan dan Merkurius di langit fajar 25 November 2019 pukul 04: 45 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Merkurius di langit fajar 25 November 2019 pukul 04: 45 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis jelang Bulan baru berpasangan dengan Merkurius sejak keduanya terbit beriringan sampai saat fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada pukul 04:03 WIB disusul Merkurius 10 menit kemudian. Keduanya hanya terpisah 1,9º dan hanya bisa diamati dengan ketinggian maksimum 12º sebelum keduanya menghilang dalam terang fajar pada pukul 05:07 WIB.

28 November — Elongasi Barat Maksimum Merkurius

Elongasi Barat terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan
Elongasi Barat terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Barat maksimum yang dicapai Merkurius 20,1º. Artinya, Merkurius akan berada 20,1º di arah timur Matahari. Merkurius yang berada di rasi Libra bisa diamati dengan kecerlangan -0,4 magnitudo sejak pukul 04:10 WIB sampai saat Matahari terbit pukul 05:23 WIB.

28 November — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter di langit senja 28 November 2019 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Jupiter di langit senja 28 November 2019 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan Jupiter tampak berpasangan sejak Matahari terbenam sampai saat keduanya terbenam. Setelah Matahari terbenam, Bulan dan Jupiter yang sudah terbit sejak pagi bisa diamati di arah barat dengan ketinggian ~19º di arah barat daya. Jupiter terlebih dahulu terbenam pukul 19:28 WIB disusul Bulan pada pukul 19:30 WIB.

Bulan sabit tipis tampak terpisah 0,7º di utara Jupiter dan keduanya bisa diamati di rasi Sagittarius.

29 November — Saturnus — Bulan — Venus — Jupiter

Nikmati segarisnya Bulan dengan Saturnus, Venus, Jupiter di langit senja 29 November. Ini adalah simulasi peristiwa tersebut pada pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Saturnus, Bulan sabit, Venus, dan Jupiter tampak segaris di langit sejak Matahari terbenam dengan jarak antar objek  < 6º. Pada hari yang sama, Bulan sedang berkonjungsi dengan Venus pada jarak 1,8º.  Keempat objek ini akan terbenam beriringan dimulai oleh Jupiter pukul 19:25 WIB, disusul Venus pukul 19:48 WIB, Bulan pukul 20:28 WIB, dan Saturnus: 20:44 WIB

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal November menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati mulai tengah malam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.

Setelah Matahari terbenam, ada Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquila, Deneb di rasi Cygnus, Archenar di rasi Eridanus.  Jelang tengah malam ada Aldebaran di rasi Taurus, Rigel dan Betelguese di rasi Orion, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major,  dan Capella di rasi Auriga. Mulai tengah malam sampai fajar ada Procyon di rasi Canis Minor, Pollux dan Castor di rasi Gemini, Regulus di Leo yang bisa diamati sepanjang malam sampai jelang fajar.

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Peta Bintang 1 November 2019

Peta Bintang 15 November 2019

Kampanye Langit Gelap

18 — 27 November — Kampanye Globe At Night

Di bulan November, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 18 – 27 November.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk kampanye bulan November, para pengamat di langit utara diajak untuk mengamati rasi Perseus, sedangkan di belahan selatan mengamati rasi Grus. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini