fbpx
langitselatan
Beranda » Namai Exoplanetmu Sendiri

Namai Exoplanetmu Sendiri

Sayembara Name Exoworlds Indonesia memberi kesempatan pada seluruh masyarakat Indonesia untuk menamai exoplanet dan bintang induknya.

Ilustrasi sistem extrasolar planet. Kredit: CanStock Photo
Ilustrasi sistem extrasolar planet. Kredit: CanStock Photo

Dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-100, International Astronomical Union (IAU) menyelenggarakan sayembara global IAU100 NameExoWorlds. Sayembara ini mengajak negara-negara di dunia untuk memberi nama exoplanet berikut bintang induknya dengan nama populer.

Exoplanet dan bintang induknya sudah ditentukan untuk masing-masing negara. Lebih dari 70 negara termasuk Indonesia telah mengajukan diri untuk menyelenggarakan sayembara tersebut di tingkat nasional yang akan memberi kesempatan pada masyarakat untuk memilih. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran akan posisi kita di alam semesta dan untuk merenungkan bagaimana Bumi akan berpotensi dilihat oleh peradaban di planet lain.

Di tahun-tahun belakangan, astronom telah menemukan ribuan planet dan sistem keplanetan yang mengorbit bintang-bintang tetangga. Sebagian planet berupa planet batuan berukuran kecil seperti Bumi sedangkan sebagian lain merupakan planet gas seperti Jupiter. Kini diyakini bahwa sebagian besar bintang di alam semesta memiliki planet-planet yang mengitarinya dan bahwa sebagian di antara planet-planet itu mungkin memiliki karakteristik fisis yang menyerupai Bumi. Banyaknya bintang di langit, yang masing-masing berpotensi memiliki planet, serta melimpahnya senyawa prebiotik menunjukkan bahwa mungkin saja ada kehidupan di luar Bumi.

IAU berwenang memberi sebutan dan nama resmi benda-benda langit dan kini, saat merayakan 100 tahun kolaborasi internasional (IAU100),

IAU berharap lewat tema berada di bawah langit yang sama kita memiliki identitas yang sama sebagai masyarakat global sehingga dapat meningkatkan rasa persaudaraan. Seperti pada sayembara NameExoWorlds pertama, yang telah menamai 19 explanet di tahun 2015, kini IAU akan memberi kesempatan pada setiap negara untuk menamai satu sistem keplanetan, yang terdiri atas satu exoplanet dan bintang induknya, dalam kerangka kerja IAU100 NameExoWorlds Project. Setiap bintang yang telah ditentukan untuk dinamai oleh suatu negara dapat dilihat dari lokasi negara itu dan cukup terang untuk dapat diamati dengan teleskop kecil. Inilah, untuk kedua kalinya dalam sejarah, sebuah ajang sayembara melahirkan nama bintang dan exoplanet.

“Kegiatan menarik ini mengajak semua orang untuk merenungkan posisi mereka di alam semesta, dan pada saat yang bersamaan menstimulasi kreativitas dan kewargaan global,” ungkap Debra Elmegreen, Presiden terpilih untuk IAU. “Inisiatif NameExoworlds mengingatkan diri kita bahwa kita bersama-sama berada di bawah langit yang sama.”

Setelah menyeleksi dengan saksama exoplanet-exoplanet yang sudah dikonfirmasi dan telah dikaji mendalam beserta bintang induknya, IAU100 NameExoWorlds Steering Committee menetapkan satu sistem bintang-planet untuk masing-masing negara, dengan mempertimbangkan asosiasi dengan negara yang bersangkutan dan ketampakan bintang itu dari negara tersebut.

Di tiap negara peserta, panitia nasional dibentuk secara khusus oleh Kordinator Nasional Penjangkauan Publik (IAU NOC) untuk menyelenggarakan sayembara di tingkat nasional, termasuk Indonesia. Panitia nasional menjadi badan yang bertanggung jawab mempersiapkan partisipasi masyarakat umum, mendiseminasikan kegiatan di negaranya, dan mendirikan sistem pemilihan nama, dengan mengikuti metodologi dan panduan yang telah disusun oleh IAU100 Name ExoWorlds Steering Committee.

Di Indonesia, Sayembara Name Exoworlds dislenggarakan oleh Himpunan Astronomi Indonesia dengan melibatkan berbagai institusi dan komunitasi astronomi yang ada di Indonesia, di antaranya adalah ITB, ITERA, Observatorium Bosscha, LAPAN, Planetarium Jakarta, UAD, UNAWE Indonesia, langitselatan, HAAJ, FOKALIS JATIM, Kafe Astronomi, Penjelajah Langit, HIMASTRON, dan KALA.

Untuk Indonesia, sistem yang akan dinamai adalah sistem HD 117618 yang memiliki sebuah planet gas raksasa HD 117618 b. Sistem ini berada di rasi Centaurus, si rasi manusia setengah kuda yang memang berada di area langit selatan. Dengan kecerlangan 7 magnitudo, bintang HD 117618 masih dapat diamati dengan teleskop dari Indonesia.

Sayembara Name ExoWorlds Indonesia diselenggarakan mulai September hingga November 2019 dalam beberapa tahap. Tahap pertama akan berlangsung dari 7 – 30 September 2019 dimana masyarakat berkesempatan untuk mengusulkan nama planet dan bintang secara daring. Pada tahap kedua, tim Kurator akan melakukan kurasi nama yang diusulkan dari tanggal 1 – 20 Oktober 2019.  Untuk yang tertarik mengikuti sayembara tersebut, bacalah dahulu tata aturan pemberian nama planet. Di Indonesia, panitia tidak memperkenankan nama orang digunakan sebagai nama planet. Tapi, masyarakat bisa mengusulkan nama-nama yang berasal dari dongeng, yang terkait budaya, tempat bersejarah dan berbagai nama lain yang khas Indonesia.

Pada tahap ketiga, nama yang sudah dikurasi dan lolos akan ditampilkan di situs Name Exowolds Indonesia untuk dilakukan pemungutan suara oleh publik mulai tanggal 21 Oktober – 5 November 2019. Setelah proses pemungutan suara selesai, tiga nama yang memperoleh suara terbanyak akan diajukan kepada IAU100 Name ExoWorlds Steering Committee untuk dilakukan validasi. Nama yang terpilih akan diumumkan pada bulan Desember 2019. Nama-nama terpilih akan digunakan secara bebas bersama-sama dengan nomenklatur ilmiah yang sudah ada, dengan memberi penghargaan/kredit bagi orang-orang yang mengusulkan nama.

Jika kamu tertarik mengusulkan nama, baca dulu aturan pemberian nama planet di laman kriteria penamaan exoworlds dan usulkan namanya di laman untuk mengikuti sayembara Name Exoworlds.

Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini