fbpx
langitselatan
Beranda » Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016

Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016

Gempita Gerhana Matahari 9 Maret 2016 yang mengawali musim gerhana 2016 usai sudah. Tapi tak berarti musim gerhana sudah usai. Itu baru permulaan. Gerhana berikutnya akan terjadi tanggal 23 Maret 2016 saat Bulan masuk dalam penumbra Bumi.

Gerhana Bulan Penumbra! Inilah gerhana kedua dan gerhana bulan pertama dalam musim gerhana 2016. Berbeda dari gerhana bulan total maupun gerhana bulan sebagian, Bulan tidak akan menghilang di langit malam. Bahkan tidak mudah untuk bisa mengetahui apakah Bulan sedang berada dalam kondisi Gerhana ataukah hanya Bulan Purnama biasa. Ini dikarenakan, saat Gerhana Bulan Penumbra, cahaya Bulan akan tampak sedikit meredup.

Geomteri Gerhana Bulan. Kredit: langitselatan
Geomteri Gerhana Bulan. Kredit: langitselatan

Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana Bulan terjadi saat Matahari – Bumi – Bulan mengalami kesejajaran dengan Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. ketika gerhana bulan, Bumi-lah yang menjadi penghalang bagi cahaya Matahari untuk mencapai Bumi.

Gerhana bulan selalu terjadi ketika Bulan sedang berada dalam fase purnama. Sama halnya dengan gerhana matahari yang selalu terjadi ketika Bulan sedang dalam fase Bulan Baru. Tapi, tidak setiap Bulan Purnama gerhana Bulan akan terjadi. Ini dikarenakan orbit Bulan yang memiliki kemiringan 5º terhadap orbit Bumi.

Perpotongan orbit Bulan dan Bumi. Kredit: langitselatan
Perpotongan orbit Bulan dan Bumi. Kredit: langitselatan

Saat Matahari – Bumi – Bulan sejajar dan Bumi menghalangi cahaya Matahari, Bulan akan memasuki bayangan Bumi. Posisi sejajar ketiga benda ini menyebabkan terbentuknya dua kerucut bayangan Bumi. Bayangan pada kerucut terluar adalah area bayangan penumbra dimana Bumi mengahalangi sebagian cahaya Matahari untuk mencapai Bulan. Sedangkan kerucut yang ada di dalam kerucut penumbra adalah kerucut umbra dimana Bumi menghalangi seluruh cahaya Matahari untuk mencapai Bulan.

Pada tanggal 23 Maret 2016, Bulan tidak akan masuk dalam umbra Bumi sehingga tidak terjadi gerhana bulan sebagian maupun total. Bulan akan berada dalam kerucut penumbra Bumi. Pada kondisi ini, Bumi hanya menghalangi sebagian cahaya Matahari untuk mencapai permukaan Bulan dan menutupi sebagian permukaan Bulan tersebut dalam bayangan Bumi. Sisa permukaan Bulan lainnya akan tetap menerima cahaya Matahari secara langsung. Akibatnya Bulan akan “tetap” tampak cemerlang seperti Bulan Purnama. Meskipun pada kenyataannya, cahaya yang dipantulkan Bulan akan mengalami peredupan.

Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016. Kredit: langitselatan
Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016. Kredit: langitselatan

Seri Saros 142
Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016 merupakan anggota ke 18 dari 73 gerhana dalam Seri Saros 142. Seri Saros 142 terdiri dari 31 gerhana penumbra, 16 gerhana sebagian dan 26 gerhana total. Susunan gerhananya adalah sbb:

21 Penumbra
07 Partial / Sebagian
26 Total
09 Partial / Sebagian
10 Penumbra

atau disingkat dalam sebuah pola 21N 7P 26T 9P 10N ( N = penumbral ; P= Sebagian dan T = Total).

Seri Saros merupakan sebuah siklus terjadinya gerhana secara periodik yang berselang 18 tahun 11 hari 8 jam. Artinya kalau ada dua gerhana yang terpisah atau terjadi dalam selang waktu tersebut, kedua gerhana itu akan memiliki geometri gerhana yang sama.

Gerhana di seri saros 142 semuanya terjadi ketika Bulan berada di titik naik dan Bulan bergerak ke arah selatan dalam setiap gerhana. Seri 142 dimulai dengan gerhana bulan penumbral di tepi utara penumbra Bumi pada tanggal 19 September 1709 dan akan diakhiri dengan gerhana bulan penumbra di dekat tepi selatan penumbra Bumi, pada tanggal 17 November 3007. Untuk seri Saros 142, durasi total berlangsungnya keseluruhan gerhana dalam seri ini adalah 1298,17 tahun.

Peta kenampakan gerhana bulan penumbra 26 Maret 2016. Kredit: langitselatan
Peta kenampakan gerhana bulan penumbra 26 Maret 2016. Kredit: langitselatan

Tahapan Gerhana
Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016 akan berlangsung selama 4 jam 15 menit 22 detik dengan kecerlangan -0,312 magnitudo dan akan dengan mudah dilihat dengan mata tanpa alat sebagai bayangan gelap di bagian selatan Bulan.

Untuk masyarakat di Indonesia, gerhana bulan penumbra tanggal 23 Maret 2016 bisa dilihat dari seluruh wilayah Indonesia.  Untuk wilayah Indonesia Timur dan Tengah, Bulan terbit dalam kondisi gerhana. Artinya, Gerhana Bulan sudah berlangsung saat Bulan terbit. Jadi masyarakat di wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Tengah hanya dapat menikmati Gerhana sejak Bulan terbit sampai proses gerhana selesai. tidak dari awal.  Sedangkan untuk wilayah Indonesia Timur, seluruh proses Gerhana Bulan bisa diamati.

Tahapan terjadinya gerhana pada tanggal 23 Maret adalah sbb:

Waktu Indonesia Bagian Barat
Awal Gerhana     : 16:39:29 WIB (tidak tampak, Bulan belum terbit)
Puncak Gerhana : 18:47:11 WIB
Akhir Gerhana    : 20:51:02 WIB

Waktu Indonesia Bagian Tengah
Awal Gerhana     : 17:39:29 WITA (tidak tampak, Bulan belum terbit)
Puncak Gerhana : 19:47:11 WITA
Akhir Gerhana    : 21:51:02 WITA

Waktu Indonesia Bagian Timur
Awal Gerhana     : 18:39:29 WIT
Puncak Gerhana : 20:47:11 WIT
Akhir Gerhana    : 22:51:02 WIT

Bulan bisa ditemukan dengan mudah di langit timur dan yang perlu diingat, dalam gerhana penumbra perubahan yang terjadi agak sulit dikenali. Perubahan itu berupa berkurangnya cahaya Bulan dan baru bisa dikenali perbedaannya setelah 2/3 piringan Bulan memasuki penumbra Bumi.

Meskipun dari sisi penampakan Gerhana Bulan penumbra 23 Maret nanti tidaklah begitu menarik, tapi jika langit cerah maka kamu bisa menikmati indahnya langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang terang.  Ada Jupiter yang sudah terbit pukul 17:00 wib, juga bintang terang Spica di rasi Virgo, Regulus di rasi Leo. Selain itu ada Rasi Orion yang juga bisa dinikmati kehadirannya.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini