fbpx
langitselatan
Beranda » Planck Menyingkap Alam Semesta

Planck Menyingkap Alam Semesta

Bagaimana alam semesta memulai hidupnya setelah dentuman besar? Mungkin itu pertanyaan yang sering kali muncul dalam benak. Berbagai teori memang sudah dikemukakan namun apa yang sesungguhnya terjadi dan apa bukti observasinya, inilah yang terus dicari.

Era CMB membawa manusia untuk melihat ke masa lalu dan mendapatkan gambaran akan evolusi alam semesta. Nah, kali ini berita dari misi Planck milik ESA memberikan kabar gembira lainnya. Planck dalam misinya melakukan pencitraan seluruh langit. Hasilnya, bukan sekedar memberi pandangan baru tentang pembentukan bintang dan galaksi namun sekaligus memberikan informasi bagaimana alam semesta memulai kehidupannya setelah Dentuman Besar.

Juga bukan sebuah jawaban karena apa yang didapat justru merupakan pintu yang dibukakan bagi para ilmuwan untuk melongok ke dalam dan mulai menemukan apa yang dicari. Pintu yang akan membawa para ilmuwan pada pemahaman baru bagaimana alam semesta jadi seperti saat ini dan cara kerjanya. Inilah saatnya para ilmuwan memulai masa panen.

Alam semesta dalam gelombang mikro yangd ilihat Planck. kredit : Planck/ESA


Citra Yang Dihasilkan Planck

Citra yang diambil Planck jelas memiliki kualitas tinggi namun bukan itu saja yang jadi poin penting. Citra yang diambil berhasil memperlihatkan daerah terdekat Bima Sakti sampai ke area terjauh ruang waktu. Yang pasti citra baru ini merupakan harta tak ternilai dari data baru para astronom.

Piringan utama Bima Sakti membentang di tengah citra yang diambil. Yang mencolok dari citra ini adalah keberadaan pita debu dingin yang membentang ke atas dan bawah Bima Sakti. Jaringan galaksi dimana bintang baru dilahirkan dan Planck berhasil menemukan beberapa lokasi tempat bintang individu sedang berada di batas kelahirannya atau sedang mengawali siklus perkembangannya.

Yang tidak kalah spektakuler namun bisa jadi lebih menarik adalah latar belang-belang di bagian atas dan bawah. Area ini merupakan ‘cosmic microwave background radiation’ (CMBR), cahaya tertua di alam semesta, sisa-sisa bola api asal muasal munculnya alam semesta 13,7 milyar tahun lalu.

Dalam citra yang diambil tersebut, Bima Sakti menunjukkan pada kita gambaran alam semesta lokal, sementara gelombang mikro justru menunjukkan gambaran alam semesta pada masa ia terbentuk sebelum bintang dan galaksi itu ada.

Melacak Masa Lalu Alam Semesta

Citra ini bisa dikatakan sebagai misi utama Planck yakni untuk memecahkan apa yang terjadi pada alam semesta mula-mula dari citra coreng-coreng yang ada di latar belakang.

Pola gelombang mikro ini merupakan cetak biru kosmik dari pembentukan gugus dan galaksi gugus super. Warna yang berbeda merupakan perbedaan dalam hitungan menit untuk temperatur dan kerapatan materi di langit. Entah bagaimana penyimpangan kecil ini justru berkembang enjadi daerah yang lebih rapat yang kemudian menjadi galaksi di masa kini.

Baca juga:  Fluorin, Unsur Pasta Gigi di Galaksi Jauh

Sebenarnya CMBR menutupi seluruh bidang langit, namun sayangnya pada citra ini ia tersembunyi dibalik emisi Bima Sakti. Untuk telaah lanjut, emisi Bima Sakti ini harus terlebih dahulu “dihapus” secara dijital sehingga gelombang mikro latar belakang (CMBR) bisa dilihat secara keseluruhan.

Pada saat pekerjaan ini selesai, Planck akan menunjukkan citra yang lebih presisi dari gelombang mikro latar belakang yang ia dapatkan. Nah pertanyaan terbesar yang muncul, akankah data yang diperoleh mengungkap tanda kosmik dari periode mula-mula yang dikenal sebagai inflasi. Zaman inflasi ini terjadi sesaat setelah terjadinya Dentuma Besar dan mengakibatkan terjadinya pengembangan alam semesta ke dalam ukuran yang besar dalam waktu yang sangat singkat, bahkan lebih singkat dari 1 kedipan mata.  Planck akan terus melakukan survei dan pemetaan alam semesta sampai akhir masa tugasnya di 2012.

Sumber : ESA

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

6 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Apakah benar alamat email ivie tsb ada gunanya? Krn pernah saya email dan tak pernah dibalas

    • waks. ada gunanya donk. saya malah baru tau Bapak ngirim email :). Soalnya saya nggak pernah nerima emailnya.

      Saya baru saja mencari emailnya setelah menerima email dari komentar Bapak dan menemukan email tersebut yang ternyata dimasukkan dalam spam atau bulk email gmail. Untuk itu saya mohon maaf karena saya memang gak pernah cek disana.

      Email Bapak akan saya balas. terimakasih