fbpx
langitselatan
Beranda » Ramadan 1436 H: 29 atau 30 Hari?

Ramadan 1436 H: 29 atau 30 Hari?

Bulan Islam hanya terdiri dari 29 hari atau 30 hari. Batasan jumlah hari tersebut ditegaskan oleh Hadist Nabi maupun sains astronomi tentang siklus sinodis Bulan antara 29 hari dan 30 hari. Komposisi bulan Islam yang terdiri dari 30 hari lebih banyak dibandingkan dengan bulan Islam yang terdiri dari 29 hari, perbandingannya 53.05% bulan Islam yang terdiri dari 30 hari dan 46.95% bulan Islam yang terdiri dari 29 hari. Pilihan 29 atau 30 hari tersebut seolah tidak membuka peluang untuk berbagai alternatif metode maupun kriteria atau pandangan – pandangan lainnya yang berbeda. Namun, walaupun jumlah hari dalam sebulan hanya dua pilihan, 29 atau 30 hari, rumusan pilihan tunggal dalam penetapan awal bulan Islam masih diperlukan. Jadi pembatasan 29 hari dan 30 hari diperlukan, namun tidak cukup untuk menyatukan kalendar Islam.

bulan baruAwal Ramadan dimulai serempak dan akhir Ramadan juga akan terjadi serempak bila umat Islam mempunyai kesamaan pandangan dalam syariah dan penggunaan sains awal Bulan. Bila masih terjadi perbedaan pandangan maka berbagai ragam perbedaan bisa terjadi, misalnya awal Ramadan serempak namun akhir Ramadan tidak serempak, atau awal Ramadan tidak serempak namun akhir Ramadan serempak atau keduanya tidak serempak.

Bila acuan kalendar Hijriah yang dipergunakan sama menggunakan hisab hakiki, misalnya menggunakan Taqwim Standard Indonesia, maka penetapan awal Bulan Ramadan 1436 H tidak lepas dari penetapan apakah bulan Sya’ban terdiri dari 29 hari atau 30 hari. Begitupula penetapan awal Bulan Syawal 1436 H tidak lepas dari penetapan apakah bulan Ramadan terdiri dari 29 hari atau 30 hari.
Penentuan awal Bulan yang unik dalam sebuah negara diperlukan, ada mekanisme atau sebuah sistem negara yang memutuskan awal dan akhir Ramadan, agar ada kepastian acuan sebuah kalendar Islam dalam sebuah negara. Mekanisme sidang itsbat perlu dilakukan agar ada kepastian dan ketertiban dalam jadual beribadah shaum Ramadan, juga dalam menetapkan hari – hari libur nasional.
Hasil sidang itsbat sebagai acuan awal Bulan Ramadan dan Syawal dalam bernegara akan terasa sangat bermanfaat, memberikan kepastian dan juga memberikan ketertiban jadual kenegaraan maupun masyarakat luas. Sidang itsbat sangat diperlukan ketika terdapat beragam versi penentuan awal Bulan Islam yang tidak mudah disatukan. Kriteria awal bulan Hijriah nasional, kriteria umat Islam Indonesia melalui pendekatan dialogis perlu mempunyai agenda.

AWAL Ramadan 1436 H
Untuk keperluan ibadah Shaum Ramadan, awal Ramadan ditetapkan melalui sidang itsbat yang dipimpin oleh menteri agama RI. Menilik bahwa hari Selasa tanggal 16 Juni 2015 merupakan hari ke 29 bulan Sya’ban 1436 H (Taqwim Standard), maka sidang itsbat awal Ramadan 1436 H akan berlangsung pada hari Selasa tanggal 16 Juni 2015.

Sebagai gambaran tentang data astronomi pada penentuan awal Ramadan 1436 H dapat disimak kondisi bulan sebagai berikut:

KONDISI POSISI BULAN PENENTU AWAL Ramadan 1436 H
Ijtimak akhir Sya’ban 1436 H akan berlangsung pada hari Selasa 16 Juni 2015 jam 21:05 wib. Bila ada yang berhasil melakukan pengamatan sabit Bulan maka sabit Bulan yang diamati melalui teleskop (yang dapat mengarah ke Bulan secara otomatis), kemungkinan obyek yang diamati adalah sabit bulan tua di bulan Sya’ban 1436 H. Bagi yang ingin menyaksikan sosok hilal atau melakukan pengamatan fisik hilal awal Ramadan 1436 H, perlu melakukan pengamatan hilal pada hari Rabu 2015.

Posisi Bulan pada saat Matahari terbenam hari Selasa tanggal 16 Juni 2015 sudah berada di bawah ufuq atau Bulan terbenam terlebih dulu dan kemudian disusul Matahari terbenam. Contoh misalnya di lokasi Pelabuhan Ratu Matahari terbenam jam 17:45 wib sedang Bulan terbenam pada jam 17:37 wib atau Matahari terbenam 8 menit setelah Bulan terbenam.

Baca juga:  Mengapa Merkurius Tidak Punya Atmosfer?

Sangat mustahil akan adanya hilal awal Ramadan 1436 H pada hari Selasa tanggal 16 Juni 2015, karena belum ijtimak dan Bulan sudah terbenam terlebih dahulu.

Maka secara hisab maupun rukyat tidak beralasan untuk menentukan awal bulan Ramadan 1436 H pada hari Selasa tanggal 16 Juni 2015 setelah maghrib. Awal bulan Ramadan 1436 H jatuh pada hari Rabu tanggal 17 Juni 2015 setelah maghrib (dan shalat tarawih 1436 H pertama tanggal 17 Juni 2015) dan awal shaum Ramadan 1436 H jatuh pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2015.
Untuk kepastiannya perlu disimak hasil sidang itsbat awal Ramadan 1436 H akan berlangsung pada tanggal 16 Juni 2015.

AWAL SYAWAL 1436 H
Untuk keperluan mengakhiri ibadah Shaum Ramadan, akhir Ramadan 1436 H ditetapkan melalui sidang itsbat yang dipimpin oleh menteri agama RI. Menilik bahwa hari Kamis tanggal 16 Juli 2015 merupakan hari ke 29 bulan Ramadan 1436 H (Taqwim Standard), maka sidang itsbat awal Syawal 1436 H akan berlangsung pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2015.
Analisis awal Ramadan 1436 H yang akan jatuh pada 18 Juni 2015 maka hari ke 29 bulan Ramadan 1436 H akan bertepatan dengan hari Kamis tanggal 16 Juli 2015.

KONDISI POSISI BULAN PENENTU AWAL SYAWAL 1436 H
Ijtimak akhir Ramadan 1436 H pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2015 pada jam 08:24 wib bertepatan dengan tanggal 29 Ramadan 1436 H.
Pada saat Matahari terbenam pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2015, tinggi Bulan di wilayah Indonesia sudah positif di Pelabuhan Ratu misalnya tinggi Bulan mencapai +2? 42? 7″.0. (sekitar dua derajat empat puluh dua menit)

Mengingat posisi Bulan tersebut secara hisab dengan kriteria wujudul hilal maupun kriteria 2-3-8 sudah dapat memastikan bahwa awal Syawal 1436 H pada tanggal 16 Juli 2015 (setelah maghrib). Ramadan 1436 H berakhir pada tanggal 16 Juli 2015 dan pada hari Jum’at tanggal 17 Juli 2015 shalat Idul Fitri 1436 H.

Bagaimana dengan rukyat hari Kamis tanggal 16 Juli 2015? Apakah para ahli rukyat dapat berhasil melihat hilal atau citra hilal pada tanggal 16 Juli 2015?. Mengingat posisi Bulan dan Matahari pada tanggal 16 Juli 2015, hilal tersebut tergolong sulit untuk bisa diamati, walaupun memenuhi kriteria 2-3-8. Kesempatan untuk pengamatan hilal setelah Matahari terbenam relatif sangat singkat; di Pelabuhan Ratu misalnya Matahari terbenam pada jam 17:51 wib dan disusul Bulan terbenam pada jam 18:06 wib atau 15 menit setelah Matahari terbenam. Elongasi atau jarak sudut Matahari dan Bulan mencapai 5? 14? 34″ pada jam 17:51 wib, sedang elongasi Matahari dan Bulan mencapai 4? 55? 42″ pada jam 14:00 wib.

Dukungan cuaca yang relatif kering pada bulan Juni maupun bulan Juli memberikan harapan keberhasilan pengamatan hilal awal Ramadan maupun hilal awal Syawal 1436 H. Walaupun rukyat hari Kamis tanggal 16 Juli 2015 dilakukan dengan teleskop pada siang hari, citra hilal yang telah memenuhi kriteria 2-3-8 tersebut tergolong sangat sukar diamati. Pengamatan hilal siang hari (sebelum Matahari terbenam) selain dimaksudkan memperoleh citra sabit Bulan yang akan menjadi cikal bakal hilal yang dapat diamati dengan mata bugil, juga dipergunakan untuk mengetahui gerak harian dan posisi Bulan setiap saat sehingga pengamatan hilal dapat berkonsentrasi ke arah yang ditunjukkan oleh teleskop untuk mencegah kekeliruan obyek langit yang akan diamati.

Baca juga:  Dunia Nan Dingin di Bintang Kembar

Bila Awal Ramadan 1436 H adalah hari Kamis, 18 Juni 2015 dan Awal Syawal 1436 H adalah hari Jum’at, 17 Juli 2015 (Shalat Idul Fitri 1436 H) maka jumlah hari dalam bulan Ramadan 1436 H adalah 29 hari. Jumlah hari dalam bulan Ramadan 1436 H sama dengan jumlah hari bulan Ramadan 1435 H yaitu 29 hari.

Untuk kepastiannya perlu disimak hasil sidang itsbat awal Syawal 1436 H akan berlangsung pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2015.

LIBUR IDUL FITRI 1436 H
Kalendar negara pada tahun 2015 berisi hari – hari libur nasional didasarkan pada (1) Keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, No 16 tahun 2014, No 310 tahun 2014 dan 07/SKB/MENPAN-RB/09/2014. (2) Perubahan atas keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 5 tahun 2014, 03/SKB/MEN/V/2014 dan 02/SKB/MENPAN/V/2014 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2015.

Awal Syawal 1436 H dalam kalendar Taqwim Standard Indonesia adalah hari Jum’at, 17 Juli 2015, bertepatan dengan hari libur Idul Fitri 1436 H, yaitu 1 & 2 Syawal 1436 H (bertepatan dengan hari Jum’at 17 Juli 2015 dan Sabtu 18 Juli 2015). Selain itu juga tercantum Cuti Idul Fitri 1436H pada hari Kamis, 16 Juli, hari Senin dan Selasa tanggal 20 dan 21 Juli 2015. Selain itu jumlah hari dalam bulan Syawal 1436 H dalam kalendar negara Taqwim Standard berjumlah 30 hari, sama seperti jumlah hari dalam bulan Syawal tahun lalu.

awal bulan hijriah
Awal Bulan Hijriah pada tahun 2015 M (Kriteria Taqwim Standard)

Bulan Ramadan 1436 H dalam Taqwim Standard berada di bulan 18 Juni – 17 Juli, dua fenomena langit antara lain Matahari mencapai titik paling Utara sekitar tanggal 22 Juni, dengan deklinasi 23 derajat 26 menit dan Matahari melewati zenith Ka’bah di sekitar akhir Ramadan 1436 H. Pada momen posisi Matahari berada di titik paling Utara berarti sebagian umat Islam di belahan Bumi Utara akan menjalani puasa/shaum terpanjang dan di kawasan kutub Utara Matahari tak terbenam. Jedah waktu berbuka, shalat tarawih dan makan sahur relatif singkat. Sebaliknya umat Islam di belahan Bumi Selatan akan menjalani puasa/shaum terpendek. Bagi umat Islam di kawasan equator menjalani puasa/shaum yang relatif hampir sama antara 13- 14 jam.

Posisi Matahari di atas Ka’bah di hari – hari akhir Ramadan 1436 H dapat dimanfaatkan untuk menentukan arah Kiblat di lapangan yang hendak dipergunakan shalat Ied.

Selamat menunaikan ibadah shaum Ramadan 1436 H. Mohon maaf lahir batin.

[divider_line]

Untuk Penentuan 1 Syawal 1439 H sila baca di laman ini

Avatar photo

Moedji Raharto

Purnabakti Staf Pengajar Astronomi FMIPA ITB, Anggota Kelompok Keahlian Astronomi, Peneliti Astronomi di Observatorium Bosscha ITB, Saat ini merupakan Staf Pengajar & Peneliti serta Koordinator Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Lampung, Anggota IAU, Anggota HAI.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini