Irama matahari merupakan fenomena yang penting, karena walaupun tidak terlihat secara langsung, tetapi memberikan pengaruh pada lingkungan bumi. Atmosfer bumi, walaupun secara tidak signifikan terganggu, tetapi memberikan pengaruh pada kondisi iklim, dan teknologi satelit, serta teknologi komunikasi saat ini.
Mungkin banyak yang belum ngeh, kalau dasar-dasar Heliosentris itu bisa jadi muncul pas jaman kejayaan astronomi di jazirah Arab. Dari SD kita sudah dicekokin bahwa heliosentris itu dirumuskan oleh Copernicus, bla bla bla ..
Si kerdil ternyata membawa kehidupan juga loh!
Kelas Filsafat Sains Program Magister Astronomi ITB mengadakan kegiatan (bagian dari diskusi rutin perkuliahan) nonbar alias nonton bareng. Film yang diangkat adalah An Inconvenient Truth. Film ini mengusung isu global warming, krisis yang dihadapi dunia saat ini. Berminat? Silahkan datang dan menikmati (plus merenung-renung) serta berdiskusi. Kegiatan bertempat di Ruang Seminar 2 Program Studi Astronomi ITB pada tanggal 1 Mei 2007 pukul 9:00 WIB.
Matahari mempunyai irama, seperti juga matahari yang terbit di pagi hari, terbenam di sore hari, sebagai irama hariannya; matahari yang berkelana di langit menurut tanda-tanda dua belas zodiak sebagai irama tahunannya.
Sleeping Sun
The sun is sleeping quietly
Once upon a century
Wistful oceans calm and red
Ardent caresses laid to rest
Nightwish – Oceanborn (1998)
Pada awal perkembangan sains, orang-orang seperti Copernicus, Kepler, Galileo & Newton berpendapat bahwa alangkah lebih baik (untuk menjelaskan), lebih mudah (secara matematika) & lebih elegan (secara filosofis) bahwa Matahari berada di pusat, sementara Bumi & planet-planet berputar mengelilingi Matahari. Semua punya penjelasan yang memuaskan, secara teori untuk mengatakan hal itu.
oleh : Dr. Budi Dermawan
Pernahkah Anda menyaksikan asteroid “jatuh” dari langit? Atau memegang dan menimang-nimang bebatuan luar angkasa? Atau mungkin menelusuri kawah akibat hantaman asteroid?
Serangan besar-besaran dari luar angkasa ke Bumi bukanlah hal asing. Setiap hari serangan dari luar angkasa selalu terjadi, tidak percaya? Dalam sehari sekitar 100 – 1.000 ton materi meteorit menghantam Bumi. Materi-materi yang berbentuk debu sampai dengan objek berukuran beberapa kilometer, bergerak memasuki Bumi dengan kecepatan lebih dari 11 km/det.
Pernah nonton Jejak Petualang? Tentu menyenangkan kalau kita bisa menjelajahi daerah-daerah yang ada di Indonesia. Atau pernah nonton Star Wars? Wah seperti apa yah rasanya menjelajah alam semesta ini?. Mungkin bagi sebagian orang menjelajah Indonesia jauh lebih masuk akal ketimbang menjelajah alam semesta. Jangan jauh-jauh alam semesta. Menjelajahi tata surya saja belum tentu bisa. Tapi apa menjelajah ruang angkasa hanya sekedar mimpi?
Kala malam yang cerah datang, coba Anda keluar rumah ke halaman terbuka,dan perhatikan kerlap-kerlip bintang nun jauh di langit gelap sana. Apakah bintang-bintang itu sama terangnya. Tidak bukan? Bintang yang satu tampak lebih terang daripada yang lain.
Apa yang ada di benak Anda jika mendengar kata astronomi? Pengalaman penulis baik selama menjadi mahasiswa astronomi di ITB maupun saat bertugas menjadi penceramah publik tentang astronomi di Observatorium Bosscha, apabila bertemu dan berinteraksi dengan masyarakat kita, masih banyak yang menyamakannya dengan astrologi.
Dalam kisah mitologi Yunani dikenal centaur, makhluk setengah manusia setengah kuda. Kepala dan badannya manusia namun pinggang dan kakinya kuda. Mungkin anda pernah melihatnya di serial televisi Herkules yang diputar salah satu televisi swasta saban minggu. Makhluk inilah yang bisa kita lihat menghiasi langit malam selatan pada bulan-bulan tertentu sebagai pola rasi bintang, Centaurus.
Bagi kita yang tinggal di Indonesia mungkin pernah pada suatu waktu menemukan bintang-bintang membentuk pola layang-layang di langit malam.
oleh : Prof Bambang Hidayat
Keberadaan awan gelap dan terang di antara bintang medan telah diketahui secara visual. Dengan fotografi bermedan luas awan gelap dan terang terpotret dalam berbagai bentuk dan ukuran. Kecuali Kantung Arang di rasi Crux di langit sebelah selatan, awan gelap pekat di beberapa daerah baru terekam keberadaannya berkat fotografi. Mereka tampak sebagai jendela gelap dikelilingi oleh kemilauan bintang di sekelilingnya.