Jangan lewatkan Gerhana Bulan Total di awal September. Kabar gembiranya, seluruh pengamat di Indonesia bisa menyaksikan fenomena langit ini.

Planet
Merkurius. Planet terdekat dari Matahari ini tidak akan tampak di bulan September. Merkurius menghilang dari langit fajar dan bergeser menuju langit senja. Planet ini muncul kala senja di penghujung bulan September, namun masih terlalu rendah di ufuk untuk bisa diamati.
Venus & Jupiter. Kedua planet ini bisa diamati sebelum Matahari terbit. Venus terbit sekitar dua jam sebelum Matahari terbit sementara Jupiter justru terus menanjak naik di horison timur. Jupiter terbit jelang dini hari dan bersama Venus, keduanya jadi objek terang yang bisa diamati sebelum fajar menyingsing. Venus bisa diamati di rasi Cancer di awal bulan dan terus bergeser ke rasi Leo pada pertengahan sampai akhir September. Sementara itu, Jupiter bisa diamati di Rasi Gemini di sepanjang bulan September.
Kedua planet juga bergantian berpapasan dengan Bulan.
Mars & Saturnus. Mars, planet merah ini tampak di barat sampai dua jam setelah Matahari terbenam. Sementara itu, Saturnus justru baru terbit saat Matahari terbenam dan bisa diamati sampai saat fajar menyingsing.
Mars bisa diamati selama bulan September, mengembara di rasi Virgo dan berpapasan dengan Spica pada pertengahan September dan Bulan jelang akhir bulan September.
Saturnus sedang menuju titik oposisinya sehingga planet ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai saat fajar menyingsing. Planet yang terkenal karena cincinnya ini bisa diamati di rasi Pisces selama bulan September dan di awal bulan, Saturnus juga berpapasan dengan Bulan.
Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.
Selama bulan September, kedua planet bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Uranus di rasi Taurus terbit jelang tengah malam sedangkan Neptunus justru terbit beriringan dengan Saturnus di rasi Pisces. Neptunus juga akan mencapai oposisi di bulan September hingga bisa diamati sepanjang malam.
Bulan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.
8 September. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.
Pada saat purnama, Bulan juga akan masuk dalam bayang-bayang inti Bumi sehingga terjadi gerhana Bulan total yang bisa diamati dari seluruh Indonesia.
10 September. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 364.777 km.
14 September. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.
22 September. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.
26 September. Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 405.548 km
30 September. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.
Gerhana
7-8 September – Gerhana Bulan Total

Gerhana Bulan Total akan jadi pembuka paruh kedua musim gerhana 2025. Gerhana ini bisa diamati dari Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Dan itu berarti GBT bisa diamati oleh pengamat yang ada di Indonesia.
Pengamat di Indonesia bisa menyaksikan peristiwa GBT 7 September jelang tengah malam sampai 8 September dini hari. Untuk sebagian wilayah Papua, pengamat bisa mengamati sebagian besar proses gerhana sampai saat gerhana sebagian berakhir. Akan tetapi, Bulan terbenam saat gerhana penumbra masih berlangsung. Singkatnya, Matahari terbit saat gerhana Bulan belum berakhir.
| Peristiwa | WIB | WITA | WIT |
|---|---|---|---|
| P1: GBP dimulai | 22:28 | 23:28 | 00:28 (H+1) |
| U1: GBS dimulai | 23:27 | 00:27 (H+1) | 01:27 (H+1) |
| U2: GBT dimulai | 00:30 (H+1) | 01:30 (H+1) | 02:30 (H+1) |
| Puncak Gerhana | 01:12 (H+1) | 02:12 (H+1) | 03:12 (H+1) |
| U3: GBT berakhir | 01:52 (H+1) | 02:52 (H+1) | 03:52 (H+1) |
| U4: GBS berakhir | 02:56 (H+1) | 03:56 (H+1) | 04:56 (H+1) |
| P4: GBP berakhir | 03:55 (H+1) | 04:55 (H+1) | 05:55 (H+1) |
Catatan: GBP: Gerhana Bulan Penumbra; GBS: Gerhana Bulan Sebagian; GBT: Gerhana Bulan Total
Peristiwa
8 September — Bulan — Saturnus

Bulan berpapasan dengan Saturnus dan bisa diamati mulai saat keduanya terbit beriringan sampai saat fajar menyingsing. Bulan berada 3,1º dari Saturnus sejak keduanya terbit beriringan diawali Bulan pukul 18:21 WIB dan disusul Saturnus 17 menit kemudian.
13 September — Konjungsi Superior Merkurius
Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1,5°dari Matahari.
Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauh dari Bumi, planet ini akan berada pada jarak 1,38 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 4,9 detik busur.
Peristiwa konjungsi superior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.
20 September — Bulan — Venus

Bulan berpapasan dengan Venus dan bisa diamati sebelum Matahari terbit. Bulan berada 4,6º di utara Venus. Si Bintang Kejora terbit lebih dahulu pada pukul 04:10 WIB disusul Bulan pukul 04:28 WIB. Keduanya berada pada ketinggian 17º di ufuk timur saat fajar menyingsing.
21 September — Oposisi Saturnus

Planet yang cincinnya tampak indah itu akan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi tanggal 21 September. Saat oposisi, Saturnus akan berada pada jarak 8,55 sa dengan diameter piringan 19,4’’. Saturnus mencapai posisi tertinggi pukul 23:43 WIB dengan ketinggian 86º di atas horison utara.
Jadi jangan lewatkan! Saturnus yang berada di rasi Pisces akan tampak lebih terang dibanding waktu lainnya dengan kecerlangan 0,6 magnitudo. Gunakan teleskop dan kamera untuk memotret planet cincin ini.
Bagi pengamat di Bumi, Saturnus bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai fajar.
23 September — Ekuinoks
Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan Bumi utara, tanggal 23 September merupakan Ekuinoks Musim Gugur atau titik balik musim gugur yang menandai awal musim gugur. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi yang menandai awal musim semi.
Ekuinoks September terjadi tanggal 23 September pukul: 01:20 WIB, ketika Matahari berada di rasi Virgo.
23 September — Oposisi Neptunus

Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 21 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi. Saat oposisi, Neptunus sedang berada pada jarak 28,88 sa di rasi Pisces dengan kecerlangan 7,8 magnitudo. Untuk bisa melihat planet es ini, siapkan teleskop dan jangan kecewa jika menemukan Neptunus hanya titik biru di teleskop anda. Saat oposisi, Neptunus tampak sedikit lebih besar dengan diameter piringan 2,4 detik busur.
Bagi pengamat di Bumi, Neptunus bisa diamati dengan teleskop sejak Matahari terbenam sampai fajar.
24 September — Bulan — Mars

Bulan berpapasan dekat dengan Mars pada jarak 3,4º di rasi Virgo. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai pukul 19:36 WIB saat Bulan terbenam, dan disusul Mars satu menit kemudian. Saat Matahari terbenam, keduanya berada pada ketinggian 19º di horison barat.
27 September — Bulan — Antares

Bulan berpapasan dengan Antares, bintang terang di rasi Scorpius pada jarak 2,6º. Keduanya bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai saat Bulan terbenam pukul 22:00 WIB disusul Antares 10 menit kemudian.
Rasi Bintang & Bima Sakti
Paruh akhir September menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan memasuki fase Bulan Baru.
Waktu terbaik untuk mengamati Bimasakti:
- 14–21 Sep: malam awal–tengah malam gelap (Bulan terbit larut)
- 22–26 Sep: gelap total sepanjang malam (sabit sangat tipis/terbenam awal).
Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.
| Bintang | Kecerlangan (Mag) | Rasi | Terbit (WIB) | Terbenam (WIB) |
|---|---|---|---|---|
| Acrux | 1,25 | Crux | 06:35 | 20:35 |
| Mimosa | 1,3 | Crux | 07:10 | 20:44 |
| Hadar | 0,6 | Centaurus | 08:24 | 22:02 |
| Spica | 1,0 | Virgo | 08:30 | 20:39 |
| Rigel Kentaurus | 0,0 | Centaurus | 08:59 | 22:38 |
| Arcturus | –0,05 | Boötes | 09:35 | 21:14 |
| Antares | 1,1 | Scorpius | 11:25 | 23:51 |
| Lesath | 2,7 | Scorpius | 12:19 | 01:00 (+1) |
| Shaula | 1,6 | Scorpius | 12:22 | 01:02 (+1) |
| Rasalhague | 2,1 | Ophiuchus | 12:50 | 00:36 (+1) |
| Kaus Australis | 1,8 | Sagittarius | 13:14 | 01:51 (+1) |
| Vega | 0,0 | Lyra | 14:09 | 01:22 (+1) |
| Altair | 0,8 | Aquila | 15:04 | 02:53 (+1) |
| Deneb | 1,2 | Cygnus | 16:19 | 03:20 (+1) |
| Enif | 2,4 | Pegasus | 16:58 | 04:46 (+1) |
| Fomalhaut | 1,2 | Piscis Austrinus | 17:50 | 06:20 (+1) |
| Alpheratz | 2,1 | Andromeda | 19:32 | 07:03 (+1) |
| Achernar | 0,46 | Eridanus | 20:01 | 09:31 (+1) |
| Aldebaran | 0,9 | Taurus | 23:52 | 11:37 (+1) |
| Rigel | 0,2 | Orion | 00:18 (+1) | 12:28 (+1) |
| Canopus | -5,53 | Carina | 00:49 (+1) | 14:08 (+) |
| Capella | 0,1 | Auriga | 00:53 (+1) | 11:57 (+1) |
| Betelgeuse | 0,5 | Orion | 01:06 (+1) | 13:01 (+1) |
| Sirius | -1,45 | Canis Mayor | 01:40 (+1) | 14:00 (+1) |
| Procyon | 0,40 | Canis Minor | 02:46 (+1) | 14:43 (+1) |
Peta Bintang 1 September 2025
Peta Bintang 15 September 2025
Kampanye Langit Gelap
14-23 September — Kampanye Globe At Night
Di bulan September, kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya yang dilaksanakan dari 14-23 September. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.
Pengamat di utara bisa mengamati rasi Cygnus, sedangkan pengamat di selatan mengamati rasi Grus. Pengamatan dilakukan mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.
Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.
Clear Sky!











kalau di kalimantan utara ini malam kelihatan nga gerhanannya
Terlihat di seluruh Indonesia.