Setelah berburu komet selama berhari-hari, akhirnya tim pengamat OAIL ITERA berhasil mengabadikan komet C/2022 E3(ZTF).
Komet yang tampak berwarna hijau karena reaksi molekul karbon diatomik (C2) itu berhasil diabadikan pada tanggal 16 Januari 2022 sebelum Matahari terbit. Komet ini dipotret oleh tim pengamat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) yang melakukan pengamatan dari tanggal 13-16 Januari 2023 dengan teleskop robotik OZT-ALTS. Kondisi cuaca yang mendung membuat tim baru bisa memperoleh data pada tanggal 14-16 Januari.
Penemuan
Komet C/2022 E3 (ZTF). Pada tanggal 12 Januari 2023, komet ini mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari dan mungkin tidak akan pernah kembali karena sudah meninggalkan Tata Surya.
C/2022 E3 (ZTF) pertama kali ditemukan oleh Bryce Bolin dan Frank Masci dalam pengamatan menggunakan Zwicky Transient Facility. Jadi, tak heran kalau komet ini diberi nama ZTF. Pengamatan dengan teleskop Schmidt 1,2 meter di Gunung Palomar itu memperlihatkan kehadiran objek yang tampak seperti noda pada citra yang diambil, dengan kecerlangan 17,3 magnitudo. Objek ini ditemukan sedang berada di rasi Aquila dengan jarak 4,3 SA.
Awalnya, objek yang lumayan redup ini diduga sebagai asteroid. Tapi, hasil pengamatan Hirohisa Sato pada malam selanjutnya memperlihatkan kehadiran koma, selubung kabur di sekeliling inti komet. Akhirnya, status asteroid pun berganti menjadi komet.
Mendekat ke Bumi
Dari data pengamatan, para astronom bisa memastikan kalau komet tersebut sedang bergerak mendekati Matahari dan mencapai jarak terdekat 1,11 SA atau 166 juta km pada tanggal 12 Januari 2023. Setelah itu, komet ini akan bergerak menjauhi Matahari dan mencapai perigee atau jarak terdekat dengan Bumi pada tanggal 1 Februari 2023 pada jarak 0,28 SA atau 42 juta km.
Ketika komet yang diberi nama C/2022 E3 (ZTF) berada pada jarak terdekat dengan Bumi, maka kecerlangannya juga meningkat.
Bayangkan ada kendaraan yang datang dari jauh di malam hari. Ketika mendekat, lampu mobil yang tadinya samar akan makin terang. Itu juga yang terjadi ketika komet C/2022 E3 (ZTF) mendekati Bumi. Kecerlangannya meningkat jadi 5,5 magnitudo dan bisa diamati dengan binokuler maupun teleskop kecil.
Pengamat di lokasi yang sangat gelap bisa berkesempatan mengamati dengan mata tanpa alat. Tapi, komet akan tampak seperti noda kabur redup yang melintasi langit. Karena itu, instrumen terbaik untuk melihat komet ini adalah binokuler maupun teleskop. Perlu diingat kalau batasan kecerlangan objek yang bisa dilihat mata adalah 6 magnitudo.
Pergi dan tak kembali
Kehadiran komet C/2022 E3 (ZTF) bisa dibilang langka untuk dilihat. Kok bisa?
C/2022 E3 (ZTF). Dari namanya, komet ini memang dikategorikan sebagai komet periode panjang atau komet yang periodisitasnya lebih dari 200 tahun!
Itu artinya, komet C/2022 E3 (ZTF) baru akan kembali ke Matahari setelah lebih dari 200 tahun atau bahkan tak pernah kembali karena sudah meninggalkan Tata Surya.
Orbit komet bisa kita ketahui dari eksentrisitas atau kelonjongan orbitnya. Untuk komet C/2022 E3 (ZTF), eksentrisitasnya 1,00033. Eksentrisitas sama dengan satu menandai bentuk orbit hampir membentuk parabola dengan periodesitas 50.000 tahun. Akan tetapi, dengan eksentrisitas lebih dari satu, orbitnya sudah mulai mengarah sebagai orbit hiperbola. Sementara itu, kemiringan orbitnya 109º terhadap bidang ekliptika.
Dari orbitnya, komet ini bisa jadi akan pergi dan tak kembali karena sudah meninggalkan Tata Surya.
Pengamatan
Sejak ditemukan di rasi Aquila pada tahun 2022, kecerlangan komet C/2022 E3 (ZTF) semakin meningkat seiring perjalanannya mendekati Matahari. Saat ini, komet C/2022 E3 (ZTF) sedang berada di rasi Bootes dan akan segera melintasi rasi Draco, Ursa Minor, Camelopardalis, Auriga, dan Taurus. Ketika komet C/2022 E3 (ZTF) mencapai perigee atau posisi terdekat dengan Bumi, komet ini akan tampak dekat kutub utara langit di rasi Camelopardalis.
Pada tanggal 10-11 Februari, C/2022 E3 (ZTF) akan tampak 1,5º dari Mars dan pada tanggal 13 – 15 Februari melintas di depan gugus bintang Hyades. Di bulan Maret, komet ini sudah mulai meninggalkan Taurus dan melintasi rasi Eridanus sampai penghujung April. Pada saat itu, kecerlangan yang juga sudah semakin redup yakni 10 magnitudo.
Waktu terbaik untuk mengamati komet C/2022 E3 adalah awal Februari saat sedang berada dekat Bumi. Akan tetapi, para pengamat juga sudah terus mengarahkan teleskopnya ke langit untuk menangkap kehadiran komet C/2022 E3 (ZTF).
Saat ini, komet bisa diamati sebelum Matahari terbit sampai tanggal 22/23 Januari sebelum C/2022 E3 bertransisi ke sore hari setelah Matahari terbenam. Di penghujung Januari sampai awal Februari, komet C/2022 E3 sulit diamati dari Indonesia dan baru tanggal 4 Februuari komet ini bisa diamati setelah Matahari terbenam.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk berburu komet yang hanya bisa diamati sekali seumur hidup ini saat kecerlangannya paling terang dari Bumi.
Tulis Komentar